August 8, 2022

Crypto Winter Masih Melanda, Para Venture Capital Tetap Fokus Gelontorkan Modal ke Startup Industri Kripto

Penulis: Iwan RS
Crypto Winter Masih Melanda, Para Venture Capital Tetap Fokus Gelontorkan Modal ke Startup Industri Kripto  

Mobitekno – Sejak Januari tahun ini, industri perdagangan aset kripto mulai mengalami apa yang disebut sebagai crypto winter. Pada situasi ini, harga-harga aset kripto yang jumlahnya belasan ribu mengalami penurunan harga yang tajam dibandingkan harga tertingginya dan akan tetap berada di harga bawah selama berminggu-minggu bahkan bulanan. Tahun ini misalnya, harga Bitcoin telah turun hampir 70% dari level tertingginya pada akhir tahun 2021.

Situasi bear market diprediksi akan berlangsung lama mengingat setelah pandemi COVID-19 global mulai mereda, ekonomi dunia kembali diterpa masalah resesi, inflasi mata uang, tingkat pengangguran tinggi, ketidakstabilan geopolitik, hingga masalah akibat kombinasi tadi.

Meski demikian, minat para pemodal ventura atau Venture capital (VC) dianggap masih akan tinggi untuk berinvestasi di industri ini. Setidaknya ini menurut analisis Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) baru-baru ini.

Menurut Dove Metrics, ada 160 investasi publik oleh VC kripto bulan Juli lalu dengan total pendanaan yang diraih mencapai US$ 1,91 miliar. JP Morgan mencatat sejauh ini pada tahun 2022, investasi VC di industri kripto dan blockchain telah mencapai US$ 18,3 miliar. Itu hampir tiga kali lipat jumlah yang diinvestasikan pada tahun 2020.

Menurut Ketua ASPAKRINDO, Teguh Kurniawan Harmanda, meski market aset kripto tengah bearish, minat pemodal untuk mendanai startup atau proyek blockchain masih tinggi. Justru inilah saat yang tepat untuk menentukan startup atau proyek mana saja yang kredibel dan memiliki fundamental yang kuat saat situasi pasar sedang bearish.

Tokocrypto 02

“Crypto winter tidak menumpulkan selera investasi venture capital. Saya melihat modal tersedia dan bisa digunakan untuk investasi di startup kripto atau blockchain lainnya. Namun, beberapa VC kini lebih selektif untuk menentukan startup atau proyek mana yang akan mereka danai,” kata pria yang akrab disapa Manda.

Manda mengatakan bahwa VC kini semakin fokus melakukan due diligence ketat dalam membuat keputusan menggelontorkan dana mereka. Perubahan perilaku VC ini sedikit berpengaruh melihat kondisi market dan risiko ekosistem kripto dan blockchain yang masih pada masa tahap awal perkembangan.

Pergeseran fokus ini berbeda pada bulan dan tahun sebelumnya, fakta bahwa satu atau lebih dana VC telah diinvestasikan dalam sebuah startup atau proyek yang biasanya cukup melihat perkembangan dari lonjakan nilai token kripto dalam ekosistemnya. Namun, saat ini tidak menjalankan metode seperti itu lagi.

“Saat ini VC harus lebih berhati-hati dalam melakukan pendanaan ke startup atau proyek kripto maupun blockchain. Banyak dari mereka telah melihat nilai investasi dan reputasi bisa anjlok, karena proyek yang mereka promosikan secara aktif mengalami kegagalan, seperti kasus Terra yang menghantam seluruh industri kripto,” jelasnya.

Tidak hanya VC, perusahaan besar atau institusi lainnya juga mulai mantap memasuki industri kripto dan blockchain. Terbaru BlackRock yang kini siap memberikan klien investor institusionalnya mereka akses ke investasi aset kripto.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa perusahaan besar yang sedang menjajaki pengembangan bisnis dengan memanfaatkan teknologi blockchain yang memiliki keunggulan transparansi, kecepatan transfer data, tingkat keamanan yang tinggi dan interoperabilitas.

“Saat ini ada beberapa perusahaan besar dari berbagai sektor, mulai industri hiburan, media hingga perbankan di Indonesia yang bersama kami melakukan pendekatan kerja sama untuk meningkatkan bisnis mereka melalui pemanfaatan blockchain. Jadi, meski market kripto secara khusus sedang lesu, teknologi backbone-nya, yaitu blockchain masih menjanjikan untuk jangka panjang. Ini seperti revolusi internet di tahun 1990-an lalu,” pungkas Manda.

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS