Mobitekno – Ketika globalisasi mulai terjadi di tahun 1990-an, banyak perusahaan di negara maju mulai mengadopsi konsep baru, yakni offshoring atau merelokasi pabriknya di negara yang tenaga kerjanya berlimpah dan lebih murah. Cina dengan tenaga kerjanya banyak dan terlatih menjadi incaran banyak perusahaan tersebut.
Beberapa dekade kemudian, terjadi perubahan strategi dari banyak perusahaan sejalan dengan dinamika geopolitik di kawasan Asia, khususnya Cina. Perusahaan-perusahana tersebut dianggap mulai mengkhawatirkan terganggunya proses manufaktur mereka karena terjebak gejolak atau dinamika geopolitik di suatu kawasan.
Perusahaan raksasas elektronik Samsung mungkin menjadi salah satu perusahaan yang sebelumnya sudah mengantisipasi terganggunya rantai pasokan karena gejolak geopolitik di suatu kawasan, seperti yang baru-baru ini terjadi di Cina dan Taiwan.
Misalnya fasilitas manufaktur ponselnya yang saat ini tersebar di beberapa negara, mulai dari Vietnam, Cina, India, Brazil, Indonesia, hingga di kampung halamannya Korea Selatan. Samsung bahkan terus meningkatkan jaringan internasional manufakturnya di banyak negara, termasuk membuat pabrik chip senilai US$17 miliar di negara bagian Texas, Amerika Serikat.
Kabar terbaru, ekspansi manufaktur di sektor semikonduktor juga dijajaki Samsung di salah satu negara ASEAN, yakni Vietnam. Hal ini diketahui dari pertemuan President & Head of MX Business Samsung, TM Roh dengan Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, untuk mempersiapkan rencana selanjutnya.
Menurut kabar dari Nikkei Asia, Samsung akan membuat beberapa suku cadang semikonduktornya di pabrik Vietnam mulai Juli tahun depan (2023) ditengah perlombaan AS dan China untuk menguasai rantai pasokan berbagai global.
Samsung diketahui sedang menguji produksi substrat chip BGA (ball grid array) dan berniat memproduksinya secara massal di pabrik Samsung Electro-Mechanics Vietnam di provinsi Thai Nguyen Utara.
Negara Vietnam sejauh ini masih belum dianggap sebagai salah satu negara penting dalam rantai pasokan chip semikonduktor. Kompetisi lebih didominasi di AS, Taiwan, Jepang, Taiwan, Eropa, dan Cina.
Negara berhaluan komunis tersebut sejauh ini telah menjadi tuan rumah pengujian dan perakitan perusahaan Intel tetapi belum berkembang jauh sejak pertama kali aktif tahun 2006. Selain Intel, perusahaan semikonduktor lainnya, Marvell Technology dan Seoul Semiconductor juga telah beroperasi di Vietnam.
Hadirnya proses manufaktur semikonduktor di Vietnam menandai bisnis ketiga Samsung di Vietnam setelah produksi peralatan rumah tangga dan separuh produksi ponsel globalnya. Menurut Nikkei, pihak Samsung Vietnam belum merespons kabar terbaru ini secara resmi.
Tags: geoplitik, pabrik Samsung, Samsung, Semikonduktor, Vietnam