July 27, 2020

Kerugian Terparah Sejak 2002, Mitsubishi Bakal Setop Produksi SUV Pajero

Penulis: Rizki R
Kerugian Terparah Sejak 2002, Mitsubishi Bakal Setop Produksi SUV Pajero  

Mobitekno – Pada hari ini, Senin (27/7), Mitsubishi Motors Corp. Jepang meramalkan kerugian dalam dua tahun beruntun karena penurunan penjualan akibat pandemi coronavirus. Pabrikan otomotif nomor 6 di Jepang itu mengantisipasi kerugian operasi sebesar 140 miliar yen (US$ 1,33 miliar) untuk tahun yang berakhir Maret 2021 ketika perusahaan memulai rencana untuk menyusutkan tenaga kerja dan produksinya, serta menutup dealer yang tidak menguntungkan untuk memangkas 20% ​​dari biaya tetap menjadi dua.tahun.

Ini akan menjadi kerugian terbesar Mitsubishi dalam setidaknya 18 tahun menurut catatan keuangan perusahaan sejak tahun 2002.

“Untuk membuka jalan menuju pemulihan, prioritas utama semua eksekutif adalah berbagi rasa krisis dengan karyawan untuk melakukan pengurangan biaya,” kata Chief Executive Takeo Kato kepada wartawan seperti dikutip Mobitekno dari Reuters, Senin (27/7).

Krisis ini telah memperburuk pergulatan di perusahaan yang telah berjuang melawan penurunan penjualan di Cina dan Asia Tenggara, pasar terbesar yang menyumbang seperempat dari penjualannya. Sebagai bagian dari rencana restrukturisasi, Mitsubishi, mengatakan bahwa akan berhenti membuat model crossover SUV Pajero tahun depan, dan menutup pabrik di Jepang yang membuat kendaraan.

Pajero

Perusahaan juga mengungkapkan bahwa akan mengurangi kehadirannya di Eropa dan Amerika Utara dan fokus pada pertumbuhan di Asia. Rencana restrukturisasi dirancang untuk mengangkat laba operasional perusahaan menjadi 50 miliar yen pada 2022/23 dan meningkatkan margin operasi menjadi 2,3% dari sekarang, yakni -9,5%.

Mitsubishi melaporkan kerugian operasi 53,3 miliar yen pada kuartal pertama yang berakhir 30 Juni, kerugian operasi kedua dalam tiga kuartal setelah penjualan kendaraan lebih dari setengahnya menjadi 127.000 unit dari tahun sebelumnya.

Perusahaan membukukan kerugian luar biasa, yaitu 116 miliar yen pada periode tersebut dan memperkirakan kerugian tersebut mencapai 220 miliar yen tahun ini. Agar tidak semakin parah, perusahaan mengatakan tidak akan membayar dividen tahun ini.

Tags: , , , ,


COMMENTS