January 24, 2018

F5 Networks: Transformasi Digital Dorong Terciptanya Aplikasi Baru

Penulis: Eko Lannueardy
F5 Networks: Transformasi Digital Dorong Terciptanya Aplikasi Baru  

Mobitekno – F5 Networks belum lama ini telah mengumumkan hasil laporan State of Application Delivery (SOAD) 2018. Survei pelanggan global ini menunjukkan bahwa percepatan multi cloud memungkinkan perusahaan memilih platform cloud terbaik sesuai dengan persyaratan aplikasi tertentu.

Namun, hal ini juga meningkatkan tantangan bagi sejumlah perusahaan dalam mengelola operasional dan keamanan ketika menggunakan beberapa layanan cloud. Hal ini juga sekaligus seiring transformasi portofolio aplikasi mereka di tengah persaingan ekonomi digital yang terus berkembang.

“Bahkan ketika ancaman bobolnya sistem keamanan terus membayangi, tak ada indukasi perlambatan transformasi digital. Aplikasi adalah standar baru di Asia Pasifik, di saat disrupsi digital mengubah cara lebih dari 4 miliar orang di Asia berinteraksi dengan ekonomi berbasis data,” kata Adam Judd, Senior Vice President, Asia Pasifik, China dan Jepang, F5 Networks.

Lebih jauh, Adam Judd juga menegaskan bahwa laporan SOAD tahun ini menunjukkan bagaimana transformasi digital berdampak pada berbagai perusahaan di Asia Pasifik dengan semakin fokusnya mereka untuk membangun fondasi bagi pengalaman pelanggan berbasis aplikasi yang lebih cepat, lebih pintar, dan lebih aman.

Di tahun keempatnya ini, laporan SOAD meneliti peran penting layanan aplikasi dalam membantu perusahaan-perusahaan untuk menerapkan aplikasi secara lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih aman. Lebih dari 3.000 profesional TI, jaringan, aplikasi, dan keamanan dari seluruh dunia mengemukakan pendapat mereka.

Bahasan yang diungkap pun terbilang beragam dan terkait dengan penyediaan aplikasi, mulai dari public cloud dan private cloud, serta penerapaan multi-cloud. Selain itu, ada juga pembahasan mengenai tantangan keamanan yang terus meningkat; otomatisasi, orkestrasi, dan masa depan layanan aplikasi enterprise.

Respons survei berasal dari seluruh dunia ini mencakup sektor pemerintah, jasa keuangan, teknologi, dan pendidikan. Para responden berasal dari berbagai profesi, mulai dari bidang infrastruktur, keamanan TI, pengembangan aplikasi, dan DevOps, hingga pejabat eksekutif. Adapun pokok temuan survei tersebut antara lain:

• Transformasi digital menginspirasi munculnya arsitektur dan inisiatif optimalisasi TI baru: Menurut 69% responden di Asia Pasifik, optimalisasi infrastruktur dan proses TI masih menjadi pendorong utama bagi proyek-proyek transformasi digital yang akan dijalankan. Sementara lebih dari setengah responden (51%) menyatakan bahwa transformasi digital telah mendorong penyediaan aplikasi dari cloud. Selain itu, 44% menyatakan bahwa transformasi digital mengubah cara mereka mengembangkan aplikasi, dan 37% melaporkan  tengah mengeksplorasi arsitektur dan lingkungan aplikasi baru, seperti container  dan microservices.

• Multi-cloud memungkinkan strategi “cloud terbaik untuk aplikasi”: Sebagian besar perusahaan menentukan strategi terbaik untuk setiap penerapan aplikasi, yang mengarah pada arsitektur multi-cloud. Sebanyak 84% responden di Asia Pasifik melaporkan penggunaan beberapa layanan cloud, dengan hampir setengahnya (49%) menyatakan bahwa penentuan/pemilihan cloud dibuat berdasarkan aplikasi.

• Layanan aplikasi adalah gerbang menuju masa depan: Mayoritas perusahaan memanfaatkan 16 layanan aplikasi yang berbeda agar aplikasi mereka tetap cepat, aman, dan selalu tersedia. Keamanan masih merupakan layanan aplikasi terpenting, tapi layanan gateway mulai menjadi kebutuhan penting tahun ini seiring banyaknya perusahaan TI bersiap menghadapi ekonomi digital. Di Asia Pasifik, empat dari lima layanan yang akan diimplementasikan perusahaan dalam 12 bulan ke depan adalah layanan gateway aplikasi, termasuk SDN, API, IoT dan HTTP/2.

• Keyakinan akan keamanan menurun seiring meningkatnya penggunaan multi-cloud: Transformasi digital mendorong perusahaan-perusahaan menghadirkan lebih banyak aplikasi dari cloud. Namun, keyakinan perusahaan akan keamanan aplikasi dalam menghadapi serangan cenderung menurun karena kurangnya pengalaman dan keahlian dalam mengamankan aplikasi yang diimplementasikan di public cloud. Tahun ini, 28% responden di seluruh dunia menyatakan bahwa melindungi aplikasi merupakan tantangan keamanan tertinggi. Hal inilah yang menyebabkan meningkatnya jumlah perusahaan yang menerapkan Web Application Firewall (WAF). Hanya 2% responden di Asia Pasifik yang mengatakan belum berencana melindungi aplikasi mereka dengan WAF dalam 12 bulan ke depan.

• Otomatisasi dan okrestrasi: Melaju kencang ke depan: Dunia TI tengah mengadopsi kemampuan pemrograman dan melakukan standardisasi terhadap lingkungan otomatisasi dan orkestrasi mereka. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan TI yang lebih efisien sehingga berdampak pada menurunnya biaya operasional (OpEx). Lebih dari 8 dari 10 responden di Asia Pasifik (81%) melaporkan penggunaan otomatisasi dalam penerapan produksinya. Adapun mayoritas dari mereka memilih “tiga besar” yaitu VMware, Cisco, dan OpenStack, untuk memenuhi kebutuhan otomatisasi mereka.

Tags: , , ,


COMMENTS