Mobitekno – Aset kripto, dikenal juga sebagai cryptocurrency menjadi bahan pembicaraan banyak orang dalam beberapa minggu belakangan ini. Dipicu oleh naiknya harga Bitcoin, Ethereum, hingga Doge mampu menarik perhatian orang untuk mulai berinvestasi di aset kripto ini. Bahkan, seorang Elon Musk pun sangat optimis bahwa aset kripto akan menjadi sistem pembayaran alternatif di masa depan. Selain itu, pengaruh pandemi Covid-19 ini juga turut berperan naiknya pamor aset kripto, karena banyak orang ingin melakukan investasi tanpa harus keluar rumah.
Lalu, apasih aset kripto ini dan bagaimana bisa menjadi hal menarik untuk dimiliki menjadi investasi alternatif bagi setiap orang? Tokocrypto sebagai salah satu pelopor perdagangan aset kripto di Indonesia menjelaskan kepada media mengenai keuntungan berinvestasi di aset kripto.
Hingga saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang mempertimbangkan aset kripto seperti Bitcoin menjadi alat pembayaran mereka. Dimulai dari Tesla yang telah membeli aset BTC senilai Rp 21 Triliun, lalu MicroStrategy yang juga membeli Bitcoin senilai US$ 900, Twitter yang berencana untuk melakukan penggajian karyawan dengan bitcoin, hingga Uber yang sudah melirik aset kripto sebagai metode pembayaran layanan mereka.
“Konsep Bitcoin sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008 dimana banyak orang mulai kehilangan kepercayaan kepada centralize party. Aset kripto seperti Biotcoin sendiri menggunakan teknologi Blockchain di dalamnya sehingga lebih aman. Teknologi blockchain sifatnya immutable, yaitu tidak bisa rusak karena data yang ada di dalamnya tersimpan dengan aman dan tidak bisa dihapus. Alasan kedua adalah minim risiko sehingga dapat mencegah kasus penipuan. Dan ketiga adalah blockchain sifatnya desentralisasi, sehingga hampir tidak ada biaya tambahan yang keluaa,” ujar Teguh Kurniawan Hamanda, COO Tokocrypto, Selasa, 23/2/2021.
“Tokocrypto sendiri telah menjadi media perdagangan aset kripto pertama di Indonesia yang berjalan sesuai regulasi dari Pemerintah,” lanjut Manda.
Tokocrypto mulai beraktivitas pada tahun 2018 dan didirikan dari orang-orang penggemar kripto yang memiliki keyakinan dari manfaat yang ditawarkan oleh teknologi Bitcoin. Saat ini, Tokocrypto memiliki tujuan untuk membantu masyarakat Indonesia memahami industri kripto dan mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam masyarakat serta ekonomi digital.
Indonesia Menjadi Pasar yang Menjanjikan Bagi Perkembangan Aset Kripto
Manda juga yakin Indonesia bisa menjadi pasar yang kuat untuk pasar kripto. Hal ini bisa dilihat dari sisi demografi akses perbankan di indonesia. Hingga tahun 2019, hanya 42 juta orang di Indonesia yang mendapatkan akses di perbankan. Masih ada 92 juta orang lainnya yeng belum memiliki akses perbankan dan 47 juta orang yang memiliki rekening di bank tetapi tidak mendapatkan akses layanan perbankan yang komplit. Selain itu, pasar smartphone yang terus tumbuh di Indonesia juga menjadi pertimbangan yang menarik mengapa aset kripto bisa memperoleh peluang yang baik di Indonesia.
“Ada 4 poin kelebihan Tokocrypto dibandingkan platform lainnya. Yang pertama adalah likuiditas yang lebih bagus sehingga transaksi perdagangan berjalan dengan lancar. Kedua adalah jumlah token atau koin yang dirilis semakin bertambah, sehingga mambuat Tokocrypto menjadi yang paling masif dibandingkan platform lainnya. Ketiga adalah adanya teknologi Binance Cloud. Dan keempat adalah penggunaan teknologi keamanan terkini dari Binance Cloud dalam platform Tokocrypto, ujar Adytia Raflein selaku Head of Marketing Tokocrypto.
Walaupun memiliki peluang yang besar di Indonesia, akan tetapi aset kripto juga memiliki tantangan perkembangan. Salah satunya adalah fluktuasi harga aset virtual pada kategori tertentu. Selain itu minimnya edukasi mengenai aset virtual juga menjadi salah satu penghambat.
Industri-industri yang terkait aset kripto juga masih banyak yang belum memahami industri aset virtual. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Tokocrypto untuk selalu mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai aset virtual ini.
Tags: aset kripto, Aset Virtual, Bitcoin, blockchain, Tokocrypto