July 27, 2017

Negara-Negara di ASEAN Anggap Mobilitas Jadi Hal Penting Bagi Banyak Bisnis

Penulis: Abdillah
Negara-Negara di ASEAN Anggap Mobilitas Jadi Hal Penting Bagi Banyak Bisnis  

MOBITEKNO – Mobility, tampaknya menjadi hal yang banyak mengganggu perhatian di berbagai negara, khususnya ASEAN, dalam beberaoa tahun belakangan ini. Bisnis yang bergerak secara mobile memang menjadi lebih efisien dan memudahkan banyak orang, terutama para pelaku bisnis tersebut. Perubahan pola bisnis ke mobility ini menarik perhatian Red Hat selaku penyedia open source bagi banyak perusahaan. Teknologi cloud, Linux, storage, hingga virtualisasi milik Red Hat bisa menjadi solusi strategis bagi para pelaku bisnis untuk beralih ke mobility. Keadaan ini juga yang membuat Red Hat bersama IDC InfoBrief melakukan survei bertema ‘Maturing Mobile Journey for Enterprise – ASEAN Perspective’.

Survei ini dijalankan Red Hat bersama IDC InfoBrief dengan mengambil tanggapan dari 275 profesional TI di tiga negara ASEAN, yaitu Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Hasilnya, ternyata sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka sebenarnya telah memiliki strategi bisnis yang berkaitan dengan mobilitas.

Para responden di tiga negara tersebut bahkan menyatakan bahwa aplikasi-aplikasi mobile sedang berkembang pesat di negaranya. Sebanyakk 76 persen responden sudah memiliki alokasi anggaran atau berencana untuk berinvestasi di proyek-proye aplikasi mobile dalam 24 bulan ke depan. Sementara 58 persen berencana untuk menerapkan satu hingga lima aplikasi mobile dalam 24 bulan ke depan.

Survei tersebut juga meninformasikan sebanyak 56 persen respnden menganggap mobilitas menjadi hal yang penting bagi semua bisnis saat ini. Sementara sebanyak 40 persen menganggap mobilitas hal yang penting bagi proyek-proyek terkait saja dalam 1 hingga 2 tahun ke depan.

“Dipilihnya Singapura, Indonesia, dan Malaysia menjadi target survei ini karena kondisi mobilitas bisnis di tiga negara tersebut sudah mewakili hampir semua negara di ASEAN. Singapura menjadi tolak ukur kemajuan aplikasi mobile di ASEAN. Sementara Indonesia dan Malaysia bisa mewakili kondisi mobilitas bisnis di negara seperti Filipina dan Vietnam,” ujar Avinav Trigunait, Associate Director for Enterprise mobility Research IDC Asia Pacific di Hotel rafles Jakarta, 25/7/2017. “Kami yakin dalam beberapa tahun ke depan akan banyak perusahaan akan memobilisasi proses bisnis inti mereka melalui aplikasi dan layanan terkait untuk lebih mendorong nilai bisnis,” lanjut Avinav.

Mobilitas bagi Red Hat juga menjadi hal yang seharusnya diterapkan banyak perusahaan. Hal ini karena mobilitas dapat memberikan kesempatan bagi perushaan untuk meninjau bisnis mereka yang sudah dijalani bertahun-tahun dan beralih ke cara baru yang melibatkan para pelanggan.

“Saat ini merupakan waktu yang paling pas bagi perusahaan-perusahaan untuk menerapkan mobilitas dalam bisnis mereka,” kata Gerald Khor, Head of Business Development Mobile Red Hat Asia Pacific. “Dengan pengalaman lebih dari 17 tahun, teknologi yang dimiliki Red Hat dapat membantu para pelanggan untuk bertrasnsformasi ke mobility yang bisa di-custom untuk kepentingan bisnis yang mereka jalankan,” tambah Gerald Khor.

""

Gerald Khor, Head of Business Development Mobile Red Hat Asia Pacific

Temuan-temuan yang dihasilkan dari survei ini memang berguna bagi Red Hat dan banyak perusahaan untuk mengetahui keadaan sebenarnya kondisi bisnis banyak perusahaaan, terutama yang berkaitan dengan mobility. Walaupun survei menyatakan untuk beralih ke mobility dibutuhkan ketrampilan khusus dan hal ini masih sulit diperoleh dan dikembangkan tiga negara tersebut, tetapi sebanyak 50 persen responden meyakini bahwa di perusahaan tempat mereka bekerja sudah memiliki ketrampilan minimal untuk mendukung proyek-proye mobile. Bahkan, tantangan ini juga diakui 60 persen responden di Malaysia.

Untuk metodologi surveinya sendiri, IDC InfoBrief atas prakarsa Red Hat mewawancarai 275 profesional TI dari level manajer ke atas di perusahaan-perusahaan di Singapura, Malaysia dan Indonesia yang memiliki lebih dari 500 staf dan suatu tim/divisi TI khusus yang berfokus pada mobile, identifikasi wawasan terkait strategi aplikasi enterprise mobile, penganggaran, pertimbangan teknologi, dan tantangan implementasi. Para responden survei mewakili beberapa industri vertikal, di antaranya jasa keuangan (termasuk perbankan dan asuransi); manufaktur dan konstruksi; komunikasi dan media; perdagangan; transportasi dan utilitas.

 

Tags: , , ,


COMMENTS