Mobitekno – Fenomena uang digital atau lebih tepatnya cryptocurrency, misalnya Bitcoin membawa dampak signifikan ke berbagai aspek ekonomi. Cryptocurrency bukan hanya mengubah cara kita bertransaksi, tapi juga dalam mengelola/menyimpan suatu aset untuk kurun waktu tertentu, serta menjalankan usaha/bisnis nantinya.
Satu hal yang juga akan berdampak dengan fenomena cryptocurrency ini adalah aspek keamanan. Aspek keamanan disini bukan hanya menyangkut aman tidaknya menyimpan atau bertransaksi dengan uang digital. Masih banyak aspek lainnya yang patut dicermati terkait keamanan cryptocurrency.
Ambil contoh fenomena penambangan uang digital (cryptocurrency mining) yang sedang tren saat ini. Aktivitas cryptocurrency mining untuk mendapatkan uang digital membuat banyak pihak melakukan berbagai usaha untuk dapat mendapatkan uang digital dengan cepat.
Masalahnya, aktivitas mining membutuhkan sistem hardware (mining rig) dengan GPU/graphics card, CPU, atau ASIC yang memadai (cepat) yang tidak murah harganya. Apalagi jika dikaitkan dengan efisiensi sistem (daya listrik yang dibutuhkan).
Oleh karena itu, bukan hal mengherankan jika beberapa orang (hacker) mengambil ‘jalan pintas’ yang ilegal dengan memanfaatkan resource komputasi dari luar tanpa sepengetahuan si empunya resource.
Tren mengambil resource komputasi secara ilegal mulai terjadi di berbagai negara, termasuk di Indonesia, dengan maraknya aktivitas mining cryptocurrency belakangan ini.
Masih segar diingatan kita bagaimana portal berita ‘Beritasatu.com’ sempat terkena injeksi mining script Coin-have atau CoinHive. Akibatnya, penggunaan CPU pada PC penggunjung website ‘Beritasatu.com’ langsung melonjak 100 persen jika browsernya rentan terhadap mining script Coin-Hive (tidak memakai ad-blocker atau addon lainnya yang memblokir script).
Sebelumnya, beberapa website torrent ilegal juga diketahui mengandung mining script sejenis. Jadi, penggguna yang memakai browser yang rentan terhadap script ini berisiko CPU-nya mendadak akan terpakai 100 persen.
Pada perkembangan terbaru, para penambang atau hackers juga mulai mengicar lahan (website) empuk lainnya yang potensial. Salah satunya adalah portal video populer YouTube melalui jaringan layanan iklannya.
Indikasinya pertama kali diketahui oleh seorang penggunjung YouTube yang melaporkan peringatan dari Antivirus yang digunakannya akan adanya iklan mengandung malware di portal YouTube.
Iklan tersebut diketahui mengandung mining script CoinHive yang menyebakan penggunaan CPU (CPU usage) pada PC pengunjung melonjak hingga 80 persen. Mining script CoinHive selama ini diketahui digunakan hacker untuk menambang cryptocurrency jenis ZCash/Monero.
Sejauh ini Google telah memberikan respons bahwa layanan iklannya selalu dimonitor terhadap berbagai aksi malware, termasuk aktivtias penambangan uang digital.
Untuk kasus seperti ini, Google menyatakan bahwa iklan tersebut telah diblokir kurang dari dua jam dan pelakunya akan otomatis disingkirkan dari platform mereka.
Menurut pengembang Antivirus Trend Micro, beberapa negara yang teridentifikasi berisiko sejauh ini antara lain, Jepang, Prancis, Taiwan, Italia, dan Spanyol.
Meskipun pengunjung Youtube dari Indonesia belum disasar oleh hacker mining script, para netizen Tanah Air disarankan untuk mengambil langkah antisipasinya. Sebagai langkah awalnya, aktifkan fitur Adblock ataiu add-on lainnya yang dapat memblokir mining script tersebut.
Tags: CoinHive, cryptocurrency, cyber hacking, iklan, Mining, Youtube