May 8, 2025

NTT Siap Kuasai Penuh NTT Data dengan Nilai Akuisisi Rp260 Triliun

Penulis: Desmal Andi
NTT Siap Kuasai Penuh NTT Data dengan Nilai Akuisisi Rp260 Triliun 

Mobitekno – Nippon Telegraph and Telephone Corporation (NTT) mengumumkan rencana untuk mengambil alih sepenuhnya NTT Data, penyedia layanan IT dan bisnis yang selama ini menjadi bagian penting dari ekspansi global perusahaan. Langkah ini ditandai dengan persetujuan dewan direksi NTT untuk membeli 43,3 persen saham NTT Data yang belum dimilikinya, dengan nilai akuisisi mencapai 2,4 triliun yen atau setara sekitar 16,5 miliar dolar AS.

Saat ini, NTT telah memiliki sekitar 58 persen saham di NTT Data. Jika proses tender selesai, maka NTT Data akan menjadi anak usaha yang sepenuhnya dimiliki oleh NTT dan akan ditarik dari bursa efek Tokyo. NTT Data selama ini dikenal sebagai ujung tombak operasi internasional NTT, khususnya di luar Jepang.

Penawaran resmi akuisisi disepakati pada 1 Mei, di mana NTT Data menerima harga tender sebesar 4.000 yen per saham. Nilai tersebut mencerminkan premi sebesar 41,5 persen dibandingkan harga penutupan saham NTT Data di hari perdagangan sebelumnya.

NTT Data

Bagian dari Restrukturisasi Besar NTT

Langkah ini menjadi bagian dari restrukturisasi besar yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir di tubuh NTT. Sebelumnya, pada tahun 2020, NTT telah melakukan privatisasi terhadap anak usaha selulernya, NTT Docomo.

Menurut Marc Einstein, Direktur dari Counterpoint Research, seperti dikutip dari Mobileworldlive, konsolidasi ini dapat membantu menyatukan kembali kekuatan yang selama ini tersebar. “Meskipun unit-unit seperti NTT Data, NTT Comms, dan NTT Docomo dapat berdiri sendiri, ada banyak tumpang tindih yang membuat perusahaan-perusahaan ini kadang justru bersaing satu sama lain dalam ekosistem yang sama,” ujarnya kepada Mobile World Live. Einstein juga menambahkan bahwa untuk bersaing dengan raksasa teknologi global, grup NTT perlu menjadi lebih ramping dan lincah. “Ini adalah satu langkah lagi untuk menyatukan kembali Humpty Dumpty,” candanya menggambarkan upaya integrasi kembali unit-unit NTT.

Perlu diketahui, pemerintah Jepang masih memiliki saham sebesar 34,3 persen di NTT melalui Kementerian Keuangan.

NTT

Di sisi lain, tekanan terhadap NTT dari para pesaingnya seperti KDDI, SoftBank Corp, dan Rakuten Mobile juga semakin meningkat. Hal ini menyusul langkah pemerintah Jepang pada tahun 2023 yang mulai menyusun kebijakan untuk merevisi atau bahkan menghapus Undang-Undang NTT. Tujuannya adalah untuk mendorong privatisasi dan meningkatkan daya saing operator Jepang di pasar global.

Dengan aksi korporasi ini, NTT berharap dapat memperkuat posisi dan sinergi bisnisnya, khususnya dalam memperluas layanan berbasis AI dan IT untuk sektor enterprise yang tengah berkembang pesat secara global.

Tags: ,


COMMENTS