MOBITEKNO – Seperti kita ketahui bersama, Grab adalah salah satu perusahaan rintisan atau startup yang berhasil di era digital ini. Berkantor pusat di Singapura, hingga saat ini Grab memiliki area cakupan layanan di tujuh negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Bermitra dengan lebih dari dua juta pengemudi, Grab juga sudah melayani lebih dari 3,5 juta perjalanan setiap harinya. Tercatat, Grab hingga saat ini memiliki 3.000 karyawan. Melihat hal itu, tentu saja Grab juga harus mempunya infrastruktur teknologi informasi yang memadai.
Tahukah Anda, jika infrastruktur teknologi informasi yang dibangun oleh Grab, terutama yang terkait dengan sistem otomasi juga ada peranan Red Hat dibelakangnya. Ya! Hal ini diungkap langsung oleh Rully Moulany, Country Manager PT Red Hat Indonesia di sela-sela ngobrol santai bersama media di Jakarta, (14/12).
"Grab adalah salah satu perusahaan digital yang sudah mengadopsi Red Hat Ansible Tower. Perlu diketahui, Ansible Tower adalah solusi otomasi dan manajemen teknologi informasi open source yang Red Hat kembangkan untuk kelas enterprise," jelas Rully.
Lebih jauh, Rully juga menjelaskan bahwa Ansible Tower yang diadopsi oleh Grab membuat startup tersebut berhasil meningkatkan uptime aplikasi yang dimilikinya menjadi 99,99 persen. Solusi ini juga mampu menyederhanakan pengelolaan infrastruktur teknologi informasi yang dimilikinya.
Tak hanya itu, penerapan Ansible Tower ke dalam infrastruktur Grab juga dikatakan mampu meningkatkan skalabilitas. Hal ini dirasa perlu karena Grab sendiri memiliki pertumbuhan yang sangat masif. Disebutkan, dalam enam bulan terakhir, bisnis Grab telah meningkat dua kali lipat.
"Terus mengalami pertumbuhan, jelas kini Grab memiliki infrastruktur yang terbilang kompleks. Oleh karena itu, tim IT mereka membutuhkan sebuah solusi yang konsisten dan andal. Pilihannya, mereka tertarik untuk mengadopsi Ansible Tower sebagai tool pengelolaan infrastruktur dan konfigurasi terbarunya," tambah Rully.
Ketika disinggung butuh waktu berapa lama bagi Grab hingga akhirnya mereka berhasil mengimplementasikan Red Hat Ansible Tower ke dalam infrastruktur IT yang dimilikinya? Rully menjawab singkat, Grab hanya butuh waktu sekitar dua bulan untuk mengotomasi semua sistem backend yang dikelolanya.
"Tak hanya Grab, solusi otomasi milik Red Hat ini juga sudah dipakai oleh sejumlah startup dan perusahaan enterprise di banyak negara. Jelas, kami bangga bahwa Ansible Tower dapat membantu banyak perusahaan untuk bertransformasi di era digital yang persaingan bisnisnya semakin sengit," pungkas Rully.
Tags: Aplikasi Open Source, Grab, layanan online, Red Hat, Red Hat Ansible Tower, Red Hat Indonesia, Sistem Otomatisasi