
Mobitekno – Belanja online kini jadi bagian dari gaya hidup, memudahkan konsumen menjangkau berbagai produk tanpa batas wilayah. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan—salah satunya peredaran barang palsu yang semakin marak di platform digital. Menjawab tantangan tersebut, Lazada Indonesia mengambil langkah tegas dan berkelanjutan dalam memerangi produk palsu demi menjaga kepercayaan konsumen serta menciptakan ekosistem belanja online yang aman dan terpercaya.
“Sebagai pelopor eCommerce di Asia Tenggara, kami menyadari pentingnya menciptakan lingkungan belanja online yang bebas dari barang palsu. Karena itu, kami terus berinvestasi dalam teknologi dan program perlindungan merek,” ujar Stephanie Gunawan, Head of Business Risk Lazada Indonesia.
Berikut adalah enam strategi utama Lazada dalam memberantas produk palsu di platformnya:
1. Fitur Perlindungan Kekayaan Intelektual (IPP)
Lazada menghadirkan fitur IPP sebagai wujud nyata perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Lewat fitur ini, pemilik merek dapat langsung melaporkan produk mencurigakan di platform. Setiap laporan akan ditinjau, dan jika terbukti melanggar, produk tersebut akan segera dihapus dari daftar.
2. Teknologi AI untuk Deteksi Produk Palsu
Lazada memanfaatkan teknologi canggih berbasis AI dan machine learning untuk menyaring ribuan listing setiap hari. Sistem ini mampu mengenali pola produk dan perilaku penjual yang melanggar kebijakan, sehingga mencegah peredaran produk ilegal secara proaktif dan efisien.
3. LazMall, Rumahnya Produk 100% Asli
Bagi konsumen yang mengutamakan keaslian, LazMall menjadi solusi. Kanal khusus ini menampilkan produk resmi dari brand, distributor, atau reseller terverifikasi. Tak hanya itu, LazMall juga menawarkan jaminan pengembalian barang hingga 30 hari, memberikan ketenangan pikiran dalam berbelanja.
4. Seleksi Ketat terhadap Penjual
Tak semua bisa sembarangan jualan di Lazada. Platform ini menerapkan proses verifikasi ketat, terutama untuk penjual di kategori produk berisiko tinggi. Jika ada pelanggaran terkait produk palsu, Lazada tak segan memberi sanksi—mulai dari penghapusan produk hingga penutupan toko secara permanen.
5. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Industri
Lazada menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah seperti Kementerian Perdagangan, BPOM, hingga DJKI (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual). Tujuannya: memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan memperkuat upaya pemberantasan produk palsu secara nasional.
Lazada juga aktif bekerja sama dengan asosiasi industri serta para pemilik merek untuk edukasi dan pelaporan pelanggaran HKI.
6. Edukasi Konsumen secara Konsisten
Peran konsumen juga penting dalam melawan barang palsu. Untuk itu, Lazada Indonesia terus menjalankan kampanye edukatif melalui berbagai kanal media digital dan sosial untuk mendorong konsumen membeli produk asli dan berani melaporkan listing mencurigakan.
Komitmen Jangka Panjang Lazada Indonesia
Melalui strategi menyeluruh yang menggabungkan teknologi, kemitraan, kebijakan tegas, dan edukasi, Lazada Indonesia membuktikan komitmennya dalam menciptakan ekosistem belanja yang aman, nyaman, dan bebas dari produk palsu.
“Dengan dukungan sistem pengawasan canggih, kami ingin terus menjaga keamanan ekosistem Lazada. Kami juga mengimbau konsumen untuk memilih produk asli—terutama yang tersedia di kanal LazMall—sebagai bagian dari upaya bersama memerangi produk palsu,” tutup Stephanie.
Tags: AI eCommerce, barang palsu, belanja online aman, eCommerce Indonesia, IPP, Lazada, Lazada Indonesia, LazMall, perlindungan konsumen