MOBITEKNO – Grab belum lama ini telah mengumumkan pemanfaatan telematika guna mengurangi kebut-kebutan kendaraan di jalanan Ibu Kota Jakarta. Sistem pengawasan mengacu pada data lokasi fitur GPS di smartphone untuk menganalisa dan mengoreksi perilaku mengemudi para mitra pengemudi Grab.
Seperti diuraikan via rilis yang dikirim ke Mobitekno.com bahwa pemanfaatan telematika ini bagian dari Kampanye "Pilih Aman" Grab yang ditujukan agar masyarakat Indonesia memilih keselamatan sebagai prioritas utama dan mengambil langkah proaktif guna menuntut adanya inisiatif keselamatan yang bersifat pencegahan dari penyedia layanan yang mereka gunakan.
“Sebagian besar kecelakaan lalu lintas dapat diprediksi dan dicegah. Grab telah menerapkan program keselamatan yang bersifat menyeluruh untuk menekan angka kecelakaan. Dengan memanfaatkan telematika, kami memiliki pemahaman lebih baik mengenai kecepatan kendaraan dan pola lalu lintas di jalan yang berbeda sepanjang hari," ujar. Ridzki Kramadibrata, Managing Director, Grab Indonesia.
Ditambahkan oleh Ridzki, rata-rata mitra pengemudi di jalan dapat menghabiskan waktu 8 hingga 10 jam. Grab membantu mereka dengan mengirimkan peringatan untuk tidak kebut-kebutan ketika di jalan. Intervesi semacam itu yang dilakukan oleh Grab diklaim terbukti sangat efektif.
"Didukung banyaknya data yang tersedia berkat basis pengemudi kami yang besar, pengawasan terhadap kecepatan berkendara merupakan fase pertama dari area lain yang tengah kami jajaki untuk mendorong terciptanya perilaku berkendara yang lebih aman di jalanan," ungkap Ridzki.
Berbagai inisiatif Grab guna menerapkan best practice standar keselamatan untuk layanan ojek juga telah mencatat keberhasilan. Hasil utama yang menunjukkan peran Grab dalam meningkatkan keselamatan di jalan di Indonesia antara lain:
1. Grab mewajibkan 100 persen mitra pengemudi GrabBike untuk memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) motor yang berlaku, ditengah terbatasnya peraturan dalam industri layanan ojek.
2. 100 persen pengemudi GrabBike telah mengikuti pelatihan berkendara aman, dan telah menerapkan uji berkendara aman sebagai bagian dari proses seleksi yang ketat bagi calon pengemudi GrabBike.
3. Terjadi penurunan angka kecelakaan yang melibatkan pengemudi GrabBike sebanyak 10 persen bulan ke bulan (month-on-month), sejak diperkenalkannya pelatihan berkendara aman pada bulan Maret 2016.
4. Terdapat 35 persen penurunan angka kebut-kebutan, setelah Grab memanfaatkan telematika untuk mengawasi dan memberikan peringatan kepada pengemudi GrabBike yang berkendara melebihi batas kecepatan maksimum.
5. Kemungkinan untuk mengalami kecelakaan fatal lebih kecil 1.5x saat menggunakan layanan GrabBike, dibandingkan dengan menggunakan layanan ojek atau transportasi online lainnya.
6. Grab memberikan perlindungan asuransi kecelakaan diri gratis untuk SEMUA penumpang dan pengemudi GrabBike – hingga Rp 50 juta per kejadian. Jumlah tersebut dua kali lipat lebih besar dari nilai maksimum yang ditetapkan Jasa Raharja.
7. Grab menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit di Jakarta yang memungkinkan pengemudi maupun penumpang GrabBike untuk langsung mendapatkan perawatan medis tanpa harus membayar uang muka ketika terjadi kecelakaan.
Tags: Data Telematika, Grab, GrabBike, Layanan Grab, ojek online, Pilih Aman