MOBITEKNO – Saat ini kota sedang mengalami evolusi seiring dengan era IoT yang semakin nyata. Evolusi perkotaan yang dinamis ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan tersendiri bagi pengelola kota. Mereka dihadapkan pada tugas mengkoordinasi domain khusus yang terus meluas, yang masing-masing terus meningkat dari segi kedalaman dan kerumitannya.
Dassault Systemes, sebuah perusahaan yang mumpuni dalam bidang solusi 3D untuk berbagai bidang industry, kini mengembangkan keahlihan solusi 3D nya untuk membangun Smart City dengan konsep Virtual Reality.
Konsep Smart City yang dikembangkan oleh Dassault Systemes berbeda dengan konsep Smart City yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi lainnya. Dassault, selain membangun infrtastruktur dan implementasi IT-nya, juga dilengkapi dengan konsep kota secara virtual. Dengan demikian, proses pengembangan Smart City bisa disimulasikan secara lebih nyata, karena didukung dengan simulasi dan platform 3DExperience City.
Konsep Smart City secara virtual ini tengah diimplementasikan di Singarura, sejak akhir 2015 lalu. Kota virtual yang tengah dikembangkan ini nantinya direncanakan akan rampung setelah 3 tahun. Menurut Alexandre Parilusyan,Vice President Asia-Pacific South 3DS Business Transformation, Dassault Systemes, solusi yang dibangun di Singapura tersebut berupa simulasi dan model 3D dari sebuah kota, atau bisa disebut dengan virtual city (kota virtual).
Virtual City yang dikembangkan Dassault Systemes, memiliki berbagai keunggulan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai simulasi seperti simulasi banjir, angin, kemacetan dan simulasi lainnya. Dengan Virtual City tersebut, Pemda bisa lebih akurat dalam merencanakan pembangunan kotanya dimasa depan.
“Kota virtual ini dapat digunakan sebagai dasar dari berbagai simulasi, mulai dari simulasi penyelamatan kebakaran, banjir, angin hingga kemacetan," ujar Parilusyan. "Sistem kota virtual kami sangat detail dan mendukung LOD4 (Level of Detail 4) dan bisa menampilkan hingga bagian interior. Dengan demikian, jenis simulasi yang dihadirkan bisa beragam dan hasilnya sangat akurat," tambah Parilusyan.
Selain itu menurut Parilusyan, sistem kota virtual Dassault Systemes ini juga bisa digunakan untuk mencari posisi ideal untuk membangun gedung baru seperti menara telekomunikasi, atau mencari gedung yang bisa dibangun panel surya di bagian atapnya.
Model yang dihadirkan Dassault Systemes juga diklaim sangat detail, bahkan telah mendukung teknologi virtual reality. Jika model digital perkotaan tradisional masih merupakan model geometri 3D yang diperkaya dengan sistem informasi geografis (SIG) dan data model informasi gedung (BIM) yang statis, sedangkan model data dinamis yang dimiliki 3DEXPERIENCE City menjadikan model geometri 3D hanya sebagai salah satu dari sekian banyak kemungkinan visualisasi data. Beragam set sumber data yang berbeda-beda direkam dalam satu referensi tunggal sehingga menjadi tiruan virtual yang persis dengan kota sesungguhnya.
Dengan demikian menurut Parilusyan, akan memudahkan berbagai kepentingan perencanaan, emergency respons, pencarian serta proses pengawasan secara terpadu. Terlebih kalau hal itu didukung oleh kelengkapan data akurat yang terhimpun dari berbagai sektor.
Dengan 3DEXPERIENCE City, model virtual semakin ditingkatkan dengan aliran data dunia-nyata dan real-time dari teknologi Internet of Things (IoT) dan Internet of Experiences (IoE). Selain itu, seiring IoT/IoE menembus lingkungan industri dan perkotaan, data dunia-nyata yang dihasilkan akan meningkatkan keakuratan dan keandalan model virtual, sehingga menjadikannya lebih dahsyat lagi.
Menyadari akan adanya kompleksitas dan besarnya data yang terhimpun dalam konsep Smart City tersebut, Dassault Systemes menjamin akan kemampuan memanage dan mengelola datanya secara aman.
Sementara itu berkaitan dengan implementasi Smart City di Indonesia, Parilusyan merasa optimis bahwa konsep Virtual City yang dibawa Dassault Systemes dapat juga diterapkan di Indonesia. “ Saya yakin konsep ini bisa diimplementasikan di Indonesia khususnya di Jakarta, “ ujar Parilusyan optimis.
Pasalnya menurut Parilusyan, Indonesia memiliki generasi muda yang sangat peduli terhadap kemajuan teknologi. Bahkan, menurutnya kalau tidak ada hambatan dalam pengumpulan data dan birokrasi, pihaknya optimis bisa mengimplementasikan Smart City di Indonesia selama 3 tahun.
Indonesia sebagai negara yang pertumpuhan perkotaannya sangat tinggi memunculkan sejumlah tantangan baru. Pengelolaan kota menjadi semakin kompleks seiring meluasnya teknologi sensor dan hiperkonektivitas.
Dengan teknologi virtual city seperti yang dikembangkan Dassault Systemes tersebut, kota di masa depan bisa disimulasikan, divisualisasikan dan ditampilkan seutuhnya dalam sebuah lingkungan virtual, sehingga perencanaan kota termasuk Smart city masa depan bisa dilakukan secara lebih matang.
Selain itu potensi ekonomi yang diakibatkan dengan adanya smart city tersebut mendorong inovasi, optimalisasi, dan otomatisasi layanan dan infrastruktur sangatlah tinggi.
Seperti analisis yang dilaporkan Frost & Sullivan yang memperkirakan pasar teknologi kota cerdas akan mencapai US$1,6 triliun pada 2020.
Tags: 3D, 3DExperience, Dassault Systemes, Smart City, Virtual City, virtual reality