June 18, 2025

NTT DATA Ungkap Tantangan dan Peluang Keamanan Siber di Era GenAI

Penulis: Desmal Andi
NTT DATA Ungkap Tantangan dan Peluang Keamanan Siber di Era GenAI 

Mobitekno – NTT DATA baru saja mengeluarkan laporan terbaru bertajuk “The AI Security Balancing Act: From Risk to Innovation”. Laporan ini mengupas secara mendalam bagaimana teknologi Artificial Intelligence generatif (GenAI) menghadirkan dua sisi berbeda dalam dunia keamanan siber—sebagai pemicu inovasi sekaligus pembawa risiko baru.

Penelitian yang dilakukan NTT DATA melibatkan lebih dari 2.300 pengambil keputusan senior, termasuk 1.500 eksekutif tingkat C-Suite dari 34 negara. Hasil riset NTT DATA tersebut memperlihatkan adanya ketidaksepahaman mendasar antara para pemimpin bisnis dan pihak operasional teknis terkait arah dan kesiapan adopsi GenAI di perusahaan mereka.

Sebagian besar eksekutif, khususnya CEO, menunjukkan antusiasme besar terhadap penggunaan GenAI dalam mendorong pertumbuhan perusahaan. Sebanyak 99% petinggi di level C-Suite menyatakan akan terus berinvestasi dalam pengembangan GenAI selama dua tahun ke depan, bahkan 67% CEO menyebut bahwa mereka siap mengalokasikan investasi secara besar-besaran.

Di sisi lain, CIO dan CTO juga melihat potensi GenAI dalam memperkuat pertahanan keamanan digital. Sebanyak 95% dari mereka menyebut bahwa teknologi ini telah—atau akan—menjadi pendorong utama peningkatan anggaran keamanan siber. GenAI bahkan tercatat sebagai salah satu dari tiga manfaat bisnis utama yang dirasakan selama 12 bulan terakhir.

Namun, optimisme ini tidak serta-merta dibarengi dengan kesiapan di lini operasional. Banyak Chief Information Security Officer (CISO) masih merasa ragu. Sebanyak 45% di antaranya mengaku memiliki pandangan negatif terhadap penerapan GenAI di tempat mereka bekerja. Sebagian besar (54%) juga menyebut belum ada pedoman atau tanggung jawab internal yang jelas soal penggunaan teknologi ini. Yang menarik, hanya 20% CEO yang menyampaikan kekhawatiran serupa—menandakan adanya perbedaan sudut pandang cukup signifikan antara pemimpin strategi dan pemimpin teknis.

Meskipun sikap skeptis masih terlihat, bukan berarti kalangan keamanan TI mengabaikan potensi GenAI. Faktanya, 81% CISO yang bersikap negatif terhadap GenAI tetap yakin bahwa teknologi ini memiliki dampak positif terhadap efisiensi dan laba perusahaan.

NTT DATA: Ketidaksiapan Operasional dan Minimnya Kebijakan

Penelitian ini juga mencatat adanya jurang besar antara ambisi para pemimpin dan kesiapan sumber daya manusia di lapangan. Walaupun 97% CISO merasa mereka memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan terkait GenAI, mayoritas (69%) mengakui bahwa tim mereka belum dibekali dengan kompetensi yang memadai untuk mengelola teknologi ini secara efektif.

Lebih lanjut, keselarasan antara strategi keamanan siber dan penggunaan GenAI masih belum tercapai di banyak organisasi. Hanya 38% CISO yang merasa bahwa strategi keamanan digital mereka sudah selaras dengan arah pengembangan GenAI, jauh di bawah 51% CEO yang merasa percaya diri dalam hal tersebut.

Ketiadaan kerangka kebijakan juga memperburuk situasi. Sekitar 72% perusahaan belum memiliki kebijakan resmi yang mengatur pemanfaatan GenAI. Bahkan, hanya 24% CISO yang yakin bahwa organisasinya memiliki kerangka kerja yang cukup kokoh untuk menyeimbangkan manfaat bisnis dengan potensi risiko.

NTT DATA

Infrastruktur Usang Jadi Tantangan Tambahan

Hambatan lain yang mengemuka dalam adopsi GenAI adalah keterbatasan infrastruktur teknologi yang masih belum diperbarui. Sebanyak 88% pimpinan keamanan TI menyebut bahwa sistem lama yang masih digunakan menjadi penghalang utama terhadap kelincahan perusahaan dalam menghadirkan inovasi. Menurut NTT DATA, modernisasi infrastruktur—seperti pembaruan teknologi Internet of Things (IoT), pemanfaatan jaringan 5G, dan adopsi edge computing—dipandang sebagai kebutuhan mendesak agar GenAI dapat diimplementasikan secara optimal.

Menanggapi tantangan ini, 64% CISO menyatakan lebih memilih bekerja sama dengan mitra strategis di bidang teknologi daripada mengandalkan solusi GenAI yang dikembangkan secara internal. Kriteria utama dalam memilih mitra teknologi adalah kemampuan mereka menyediakan solusi GenAI end-to-end yang terintegrasi, mulai dari implementasi hingga pengelolaan risiko keamanan.

NTT DATA
NTT DATA

Pentingnya Kolaborasi dan Kepercayaan

Sheetal Mehta, Senior Vice President dan Kepala Global Keamanan Siber NTT DATA, menegaskan bahwa keamanan harus menjadi bagian integral sejak tahap awal penerapan GenAI. Menurutnya, “Ketika perusahaan melaju cepat dalam pemanfaatan GenAI, keamanan siber tidak bisa lagi jadi pemikiran belakangan. Dibutuhkan pendekatan yang terstruktur, melibatkan infrastruktur modern, serta kolaborasi yang kokoh antara tim keamanan dan pimpinan bisnis untuk menjaga keberlanjutan.”

Ia juga mengingatkan bahwa pendekatan yang aman dan adaptif terhadap GenAI hanya dapat dicapai melalui penyelarasan visi, tata kelola yang baik, dan sinergi antardepartemen.

Pendapat ini diperkuat oleh Craig Robinson, Wakil Presiden Riset di IDC untuk layanan keamanan. Ia menyatakan bahwa kolaborasi erat antara pimpinan bisnis dan tim keamanan TI sangat diperlukan. “Meskipun GenAI menjanjikan banyak manfaat, tantangan terbesar saat ini adalah meyakinkan pimpinan perusahaan tentang pentingnya tata kelola dan pengendalian risiko yang ketat,” ujar Craig. Menurutnya, masih ada jarak antara ekspektasi pimpinan lini bisnis dan realitas kapabilitas keamanan TI yang tersedia saat ini.

Temuan dari laporan NTT DATA ini menjadi pengingat bahwa implementasi teknologi baru seperti GenAI tidak cukup hanya dengan semangat dan komitmen investasi. Dibutuhkan juga strategi keamanan yang matang, kebijakan internal yang jelas, kesiapan sumber daya, serta pembaruan infrastruktur. Tanpa itu semua, potensi besar GenAI bisa jadi bumerang yang justru melemahkan ketahanan digital organisasi.

Tags:


COMMENTS