Mobitekno – Proses transisi dari mobil mesin berbahan bakar bensin ke elektrifikasi sangat membutuhkan perencanaan yang matang. Zebra sebagai inovator di garda terdepan menyoroti perihal produsen otomotif yang siap berinvestasi dalam inovasi teknologi.
Dalam survei yang dirilis Zebra berjudul Automotive Ecosystem Vision Study menyebutkan 7 dari 10 pengambil keputusan (74% di dunia, 69% di Asia Pasifik) berencana menambah pengeluaran mereka untuk teknologi, dan 6 dari 10 pengambil keputusan (67% di dunia, 63% di Asia Pasifik) berencana untuk meningkatkan pengeluaran untuk infrastruktur manufaktur mereka pada 2023.
Survei ini dilakukan dari Agustus hingga September 2022, diikuti oleh 1.336 responden di dunia, yang meliputi para pengambil keputusan, manajer armada dan konsumen. Di Asia Pasifik, 350 responden yang disurvei berasal dari India, Greater China, Jepang, dan Korea Selatan.
Tan Aik Jin, Vertical Solutions Marketing Lead APAC, Zebra Technologies, menjelaskan, “Konsumen sedang tertarik dengan masa depan otomotif yang lebih ramah lingkungan dengan preferensi yang lebih besar terhadap kendaraan listrik,”
Ia menambahkan, “Ini menjadi sinyal yang kuat bagi para pengambil keputusan di dunia otomotif, bahwa mereka harus berinvestasi secara proaktif pada teknologi yang tepat, sehingga bisa memformulasikan infrastruktur manufaktur yang lebih kuat, yang bisa melayani tuntutan konsumen yang semakin besar ini dengan lebih baik.”
Survei ini mencerminkan bahwa dalam waktu dekat akan terjadi pergeseran dalam preferensi, dengan lebih dari setengah konsumen (53% di dunia, 60% di Asia Pasifik) mengindikasikan untuk memilih hybrid electric vehicle (HEV). Namun, menjawab peningkatan permintaan untuk EV akan menghadapi banyak tantangan karena 68% pengambil keputusan di industri otomotif (60% di Asia Pasifik) mengatakan bahwa mereka di bawah tekanan besar untuk memproduksi kendaraan generasi selanjutnya (i.e listrik), sementara 75% dari mereka (71% di Asia Pasifik) berada di bawah tekanan untuk menyediakan produk yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan (sustainability), dan lebih aman untuk lingkungan.
Penelitian ini juga mendapati bahwa konsumen dari berbagai generasi mendorong produsen otomotif untuk melakukan akselerasi inovasi teknologi, di mana 8 dari 10 mengatakan keberlanjutan dan ramah lingkungan adalah prioritas utama mereka dalam menentukan pembelian dan penyewaan kendaraan.
Sebanyak 87% dari generasi millenial memprioritaskan aspek keberlanjutan untuk kendaraan mereka, diikuti oleh 78% Gen X dan 76% generasi Baby Boomer. Di wilayah Asia Pasifik, 85% konsumen sejalan dengan prioritas ini, yakni 92% millenial, 83% Gen X dan 72% generasi Baby Boomer memprioritaskan keberlanjutan.
Konsumen juga semakin mendorong penekanan pada personalisasi – yakni kemampuan untuk melakukan kustomisasi kendaraan sesuai keinginan mereka. Hampir 4 dari 5 konsumen mengatakan opsi personalisasi adalah faktor yang menentukan pengambilan keputusan pembelian kendaraan, dan 8 dari 10 manajer armada memiliki persyaratan yang sama untuk keberlanjutan dan personalisasi. Konsumen di Asia Pasifik paling menggambarkan hal ini dibandingkan konsumen di dunia, di mana 86% memprioritaskan opsi personalisasi saat memutuskan untuk melakukan pembelian, dan 92% dari manajer armada memiliki persyaratan yang sama.
Sementara hampir 80% pengambil keputusan dalam industri otomotif di dunia (77% di Asia Pasifik) mengakui konsumen memang berharap ada lebih banyak opsi kendaraan yang bisa dipersonalisasikan saat ini, sekitar 7 dari 10 mengatakan sulit untuk mengejar peningkatan permintaan kustomisasi ini. Hasilnya, tiga dari empat produsen otomotif di dunia mengatakan membangun kemitraan dengan perusahaan teknologi untuk produksi generasi selanjutnya adalah prioritas utama. Jumlah ini lebih rendah di Asia Pasifik, masing-masing 72% dan 64%.
“Di dalam merealisasikan mobil ramah lingkungan, Zebra dapat membantu perusahaan otomotif yang sudah mempunyai line produksi EV. Aset mereka harus visibel, lalu tersambung satu dengan yang lainnya, dan teroptimisasi. Zebra akan membantu me-manage aset mereka, dalam arti bukan produknya saja namun juga SDM-nya,” kata Eric Ananda, Country Manager Indonesia, Zebra Technologies.
Lebih dari sepertiga original equipment manufacturers (OEMs) di dunia dan di Asia Pasifik mengatakan autonomous mobile robots (AMRs), RFID, rugged handheld mobile computer, dan pemindai, serta industrial machine vision akan meningkatkan pengelolaan rantai pasokan.
Sama halnya bagi pemasok, sepertiga dari responden survei ini mengatakan bahwa mobile barcode label printer/thermal printer, wearable computer, dan teknologi lokasi adalah teknologi yang dapat melakukan hal-hal tersebut.
Eric melanjutkan, “Dengan dilengkapi portofolio yang luas, meliputi otomatisasi industri, teknologi lokasi, fixed industrial scanning, machine vision, dan banyak lagi, Zebra menempati posisi terbaik untuk bisa memberikan saran dan membantu produsen meningkatkan kemampuan operasional mereka dan mengatasi berbagai rintangan tersebut.”
Hal ini lebih dari sekadar implementasi teknologi, namun implementasi teknologi yang tepat pada waktu yang tepat. Zebra selalu berambisi untuk memberikan tool dan teknologi yang tepat, untuk membantu mengakselerasi kemampuan human-to-machine, mencapai enterprise asset intelligence yang sesungguhnya dalam produksi otomotif, melalui berbagai solusi seperti DS3600-KD ultra-rugged scanner, MC9300 ultra-rugged mobile touch computer, TC53 mobile computer, TC73 mobile computer, L10ax Rugged Tablet, RFD90 ultra-rugged UHF RFID sleds, ZT411 industrial printer, RFID specialty labels, Workforce Connect, MotionWorks dan VisibilityIQ™ Foresight.
Tags: Automotive Ecosystem Vision Study, electric vehicle, Mobil Listrik, Produsen Otomotif, Zebra Technologies