Mobitekno – Situasi dan kondisi pasar kripto di 2022 bisa dikatakan berbalik terbalik dengan tahun sebelumnya (2021) yang dianggap menguntungkan bagi para investornya. Sepanjang tahun 2022 ditandai dengan berjatuhannya beberapa perusahaan kripto yang membuat banyak yang pesimis akan masa depan industri tersebut.
Meski banyak yang yang berpandangan pesimis (bearish), masih ada pihak yang tetap optimis (bullish) terhadap masa depan kripto di masa mendatang. Salah satunya adalah perusahaan otomotif Tesla, Inc. yang masih setia memiliki aset digital kripto, yakni Bitcoin (BTC) dan Dogecoin (DOGE).
Melalui laporan keuangan kuartal ke-4 2022 (Q4/2022), dieketahui Tesla tidak menjual aset digitalnya. Artinya, perusahaan yang dikontrol oleh miliarder Elon Musk tersebut masih menyimpan BTC dan DOGE dalam jumlah yang sama seperti di kuartal ketiga 2022 (Q3/2022).
Berdasarkan data bitcointreasuries.org, Tesla masih memiliki sebanyak 10.725 BTC (nilai saat ini sekitar Rp3,7 triliun). Jumlah kepemilikan BTC tersebut menjadikan Tesla berada di posisi ke-5 untuk perusahaan publik yang memiliki Bitcoin terbanyak. Adapun posisi pertama masih dikuasai oleh MicroStrategy dengan kepemilikian Bitcoin sebanyak 132.500 BTC.
Meski berbeda dalam jenis usaha, investasi Tesla di Bitcoin sering dibandingkan dengan MicroStrategy mengingat keduanya merupakan perusahaan publik yang memilki Bitcoin dalam jumlah besar. Meski demikian, MicroStrategy jauh lebih optimis (bullish) terhadap masa depan Bitcoin mengingat CEO-nya, Michael Saylor, merupakan salah satu pendukung ‘fanatik’ Bitcoin.
Tesla sendiri terakhir kali tercatat melakukan penjualan aset digital Bitcoin pada Juli 2022 kemarin. Saat itu, Tesla mengaku telah melepas 75% dari total kepemilikan Bitcoin mereka untuk memperkuat likuiditas di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Aksi menjual Bitcoin ii bukan pertama kali dilakukan Tesla. Sebelumnya, pada kuartal pertama 2021, Tesla juga menjual melepas 10% dari total Bitcoin yang dimilikinya.
Meski kondisi ekonomi masih kelabu, Tesla berhasil meraup total pendapatan U$24,32 miliar, di atas proyeksi sebesar U$24,16 miliar. Laba per sahamnya juga mencapai US$1,19 dibandingkan dengan proyeksinya sebesar US$1,13.
Meskipun harga jual rata-rata mobilnya berada dalam tren menurun, Tesla mengatakan bahwa strategi pangkas harga mobil listrik Tesla diperlukan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas d tengah resesi dan meningkatnya suku bunga.
Untuk tahun 2023, Tesla optimistis dapat meningkatkan volume produksi dan penjualannya sebanyak 50%. Target yang cukup agresif tersebut bakal disokong oleh kesiapan pabrik dan juga kekuatan arus kas yang mumpuni.
Tesla mengaku memiliki arus kas yang kuat untuk mewujudkan ambisi tersebut. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Tesla masih memiliki anggaran hingga US$22,18 miliar (sekitar Rp331,61 triliun).
Tags: aset digital, aset kripto, Bitcoin, BTC, DOGE, Dogecoin, Elon Musk, MicroStrategy, Tesla