October 24, 2023

Menyikapi Tren Konsumen Modern, Tetap Dibutuhkan Adaptasi dan Inovasi

Penulis: Desmal Andi
Menyikapi Tren Konsumen Modern, Tetap Dibutuhkan Adaptasi dan Inovasi  

Mobitekno – Tren konsumen modern dan aktivitas pelaku bisnis inilah yang dibahas dalam sebuah acara yang digelar GDP Venture pada hari ini. GDP Venture kembali mengadakan acara yang menginspirasi dan informatif, bertajuk “Power Lunch” dengan tema “Tren Omnichannel: Memenuhi Preferensi Pembeli Modern.” Acara ini menjadi wadah penting untuk mendiskusikan perubahan perilaku konsumen yang tengah berlangsung, di mana belanja melalui kanal online sedang naik pesat, namun belanja offline tetap menjadi pilihan favorit banyak konsumen karena menawarkan pengalaman langsung dalam melihat produk yang diminati dan berinteraksi dengan penjual serta lingkungan sekitar. Acara ini berhasil mengumpulkan pengamat dan pelaku bisnis terkemuka dalam ekosistem e-commerce, di antaranya Bapak Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Indonesia, Dimas Harry Priawan, Co-founder & CEO Dekoruma, Fransisca K. Nugraha, Group Head Groceries & Lifestyle Blibli, Helmy Herman, Regional Account Director, Worldpanel Division, Kantar Asia, serta Yukka Harlanda, CEO Brodo.

Salah satu poin menarik yang diungkapkan dalam acara ini berasal dari Helmy Herman, yang menjabat sebagai Regional Account Director di Worldpanel Division, Kantar Asia. Helmy Herman menekankan bahwa keberadaan saluran online dan offline dalam dunia belanja dapat saling melengkapi untuk memenuhi tren konsumen yang ada saat ini. Kedua saluran ini menawarkan pilihan kenyamanan berbelanja yang berbeda. Sebagai contoh, dalam sektor barang konsumsi cepat (FMCG), lebih dari 50% konsumen berbelanja melalui lebih dari empat saluran yang mencakup baik saluran offline maupun online. Hal ini menjadi indikasi bahwa tren omnichannel akan terus berkembang, terutama seiring dengan peningkatan akses internet di berbagai daerah. Namun, keselarasan dengan preferensi konsumen perlu menjadi fokus utama bagi pelaku usaha agar mereka dapat memberikan pengalaman berbelanja terbaik melalui berbagai saluran yang tersedia.

Dari perspektif pemerintah dan UMKM Indonesia, Bapak Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Indonesia, mengungkapkan pentingnya mengakui dan mengapresiasi keragaman produk yang ditawarkan oleh UMKM. Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah konkret untuk mendukung dan melindungi UMKM di negara ini. Salah satu langkah yang menonjol adalah alokasi sebanyak 40% dari anggaran untuk membeli produk lokal, yang bertujuan untuk memberikan dorongan besar bagi pertumbuhan UMKM. Selain itu, upaya perlindungan UMKM juga dilakukan melalui peraturan yang jelas, yang mencakup berbagai aspek termasuk teknologi, platform, dan jenis distribusi. Platform e-commerce resmi menjadi sarana penting bagi UMKM untuk menjangkau konsumen lebih luas, meningkatkan popularitas produk mereka, dan membuka peluang baru.

Tren Konsumen
Helmy Herman, Regional Account DIrector, Worldpanel Division, Kantar Asia, Fransisca K. Nugraha, Group Head Groceries & Lifestyle Blibli, Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM Indonesia, Dimas Harry Priawa

Produk dari UMKM Juga Harus Ikuti Tren Konsumen Modern

Berdasarkan pandangan ini, Blibli, sebagai platform e-commerce yang sangat mendukung perkembangan produk lokal, menegaskan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan dinamika pasar. Fransisca Krisanti Nugraha, Group Head Groceries & Lifestyle Blibli, menjelaskan bahwa Blibli memahami tren perubahan konsumen di Indonesia yang terus berubah. Mereka memahami bahwa keinginan konsumen untuk berbelanja secara offline kembali meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini sesuai dengan semangat “Simplify to Amplify” Blibli sebagai pelopor ekosistem perdagangan omnichannel dan gaya hidup terintegrasi. Blibli berkomitmen untuk terus berinovasi dalam memberikan pengalaman belanja yang mudah, aman, dan relevan sesuai dengan berbagai preferensi online maupun offline, tanpa mengecewakan pelanggan. Blibli juga akan terus memberikan dukungan maksimal agar produk lokal dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Dimas Harry Priawan, Co-founder & CEO Dekoruma, juga menyuarakan pandangan yang serupa. Menurutnya, tren yang sama berlaku dalam industri furnitur, di mana kepercayaan menjadi faktor utama dalam memutuskan produk yang akan dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, mereka mengadopsi strategi omnichannel untuk memperluas penjualan sebagai tanggapan terhadap permintaan konsumen yang menginginkan pengalaman langsung dalam melihat dan merasakan produk furnitur sebelum melakukan pembelian. Faktor seperti kualitas, material, dan kenyamanan sulit didapatkan hanya dari pengalaman belanja online. Selain itu, untuk mengembangkan bisnis di luar kota-kota besar, kehadiran saluran offline tetap penting karena penetrasi online dan e-commerce belum sekuat di daerah-daerah tersebut.

Dekoruma mengaplikasikan pengalaman berbelanja yang terintegrasi, yang mencakup fase pertimbangan di platform online untuk memberikan inspirasi melalui gambar-gambar produk, sehingga pelanggan dapat merujuk pada referensi. Pada tahap akhir, pelanggan dapat mengunjungi Dekoruma Experience Center untuk melihat sampel produk secara langsung. Di saluran online, mereka memberikan rekomendasi produk non-furnitur, seperti aksesoris, sesuai dengan preferensi pelanggan setelah melakukan pembelian furnitur. Oleh karena itu, baik saluran online maupun offline memiliki peran yang signifikan dalam rangkaian pengalaman berbelanja.

Perubahan perilaku pelanggan saat ini menegaskan bahwa pengalaman berbelanja yang mulus dan interaktif dengan merek favorit mereka menjadi semakin penting, di mana pun dan kapan pun. Yukka Harlanda, CEO Brodo, sebuah merek yang berasal dari dunia digital dan tengah memperluas keberadaannya ke dunia offline, menyadari potensi besar yang ada di depan mereka. Merek ini percaya bahwa setiap saluran, baik online maupun offline, memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, yang membuatnya dapat saling melengkapi. Filosofi mereka, “Treat customers like a bro(sis),” mendorong mereka untuk mengidentifikasi data setiap pelanggan yang datang baik secara online maupun offline, dan dapat melayani mereka secara personal sesuai dengan preferensi masing-masing. Dengan populasi Indonesia yang besar, terutama di kalangan generasi muda dengan kelas menengah yang terus berkembang, pendapatan yang meningkat, dan minat tinggi dalam dunia mode, potensi ekspansi menjadi sangat menjanjikan. Oleh karena itu, strategi omnichannel menjadi pilihan yang menarik untuk memenuhi berbagai preferensi berbelanja konsumen Indonesia.

Sebagai penutup acara, Helmy Herman menyimpulkan bahwa tren omnichannel di masa depan akan didukung oleh beberapa faktor kunci. Pertama, peningkatan penggunaan internet di daerah pedesaan, didukung oleh infrastruktur pemerintah yang semakin berkembang. Kedua, penyebaran luas pembayaran berbasis mobile harus mengikuti tren konsumen saat ini, sehingga semakin memudahkan konsumen dalam berbelanja. Ketiga, perkembangan pesat produk lokal, yang sering memulai eksistensinya secara online sebelum membuka toko offline. Keempat, pengalaman berbelanja menjadi semakin penting baik di kanal online maupun offline, mengingat keduanya menawarkan pengalaman yang berbeda. Terakhir, dorongan dari Generasi Z menjadi pendorong utama pertumbuhan omnichannel. Generasi ini memiliki keahlian digital namun tetap menghargai pengalaman berbelanja offline untuk konten yang mereka hasilkan. Semua faktor ini bersama-sama membentuk pendorong utama bagi pertumbuhan omnichannel di masa mendatang.

Acara Power Lunch dengan tema “Tren Omnichannel: Memenuhi Preferensi Pembeli Modern” yang diadakan oleh GDP Venture merupakan langkah yang sangat relevan dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen dan dinamika bisnis saat ini. Diskusi dan wawasan yang dibagikan oleh para pemimpin dan pemikir industri dalam acara ini menjadi pencerahan bagi pelaku usaha di Indonesia, terutama yang bergerak dalam sektor e-commerce. Hal ini juga menggarisbawahi pentingnya adaptasi dan inovasi konstan dalam menyediakan pengalaman berbelanja yang memuaskan bagi konsumen yang semakin beragam preferensinya. Dengan pendekatan omnichannel yang bijak, pelaku usaha dapat memanfaatkan keunggulan baik dari saluran online maupun offline untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen dan memajukan bisnis mereka.

Tags: , ,


COMMENTS