July 25, 2020

Bukalapak Luncurkan Fitur ‘Bayar Tempo’: Warung Mitra Bisa Belanja Duluan, Bayar Belakangan

Penulis: Rizki R
Bukalapak Luncurkan Fitur ‘Bayar Tempo’: Warung Mitra Bisa Belanja Duluan, Bayar Belakangan  

Mobitekno – Terbatasnya akses produk pinjaman dari sisi permodalan terutama di masa pandemi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis UMKM, seperti warung sembako, counter pulsa, dan lain sebagainya. Bisnis (jualan) harus tetap berjalan, namun modal juga harus terjaga. Ini seringkala menjadi ‘masalah’ bagi sang pemilik warung.

Menyadari hal tersebut, Bukalapak belum lama ini meluncurkan fitur Bayar Tempo sebagai solusi pembiayaan untuk menjaga ketahanan dan kelangsungan bisnis mitra (juragan mitra Bukalapak). Pada fitur ini, Bukalapak memberikan kemampuan kepada warung mitra untuk melakukan transaksi di aplikasi Bukalapak tatkala mereka kekurangan saldo dan memungkinkan pembayaran pada tanggal jatuh tempo di akhir bulan.

Fitur ini merupakan fasilitas limit kredit yang dapat digunakan sebagai alternatif metode pembayaran bagi Mitra Bukalapak untuk mengisi ketersediaan produk grosir dan juga untuk melakukan transaksi pembelian produk virtual di aplikasi Mitra Bukalapak.

Dalam perjalanannya, Bukalapak bakal ‘ditemani’ oleh Indodana, platform peer to peer (P2P) lending yang berfokus pada pengembangan UMKM di Indonesia. Tentunya, Indodana telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada dua aspek penting mengapa Bukalapak mau melibatkan Indodana pada fitur Bayar Tempo, yakni keamanan (operasional dan produk yang ditawarkan), visi dan misi yang sejalan dengan Bukalapak.

Bukalapakk

Pada tahap awal, fitur ini akan menyasar 40 ribu warung mitra dan secara bertahap akan menjangkau hingga ratusan ribu dalam cakupan wilayah kerja rekanan penyedia fasilitas pembiayaan. Nantinya, fitur ini secara bertahap juga akan terus disempurnakan agar bisa dinikmati oleh lebih bangak lagi pemilik warung Mitra Bukalapak di seluruh Indonesia.

AVP of Investment & Financing Solutions Bukalapak Dhinda Arisyiya menyampaikan bahwa fitur Bayar Tempo ditujukan sebagai layanan yang menjawab kebutuhan esensial Mitra Bukalapak.

“Fitur Bayar Tempo ini kami hadirkan sebagai salah satu solusi untuk membantu warung Mitra Bukalapak tetap bisa berjualan dan memiliki kemudahan transaksi walaupun belum sempat melakukan top up di aplikasi Mitra Bukalapak. Ini juga merupakan langkah kami untuk terus menjaga pilar ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Fitur Bayar Tempo memungkinkan pemilik warung mitra Bukalapak menerima sejumlah limit pinjaman yang dapat digunakan berulang kali tanpa batas dan dapat dibayarkan kapanpun sebelum tanggal jatuh tempo. Jadi, bila warung Mitra membayar tagihan sebelum tanggal jatuh tempo, limit miliknya akan kembali seperti semula dan bisa dipakai untuk belanja lagi. Namun apabila telat, akan dikenakan denda.

Yang tak kalah menarik adalah Bukalapak tidak menerapkan sistem bunga, melainkan hanya satu (1) kali biaya layanan di awal bulan yang akan dikenakan apabila Mitra Bukalapak menggunakan limitnya.

“Kami ingin Mitra bisa tenang melakukan transaksi dan bisa kapanpun Belanja Duluan, Bayar Belakangan. Kami mengutamakan proses persetujuan yang cepat dan tidak menerapkan sistem bunga,” tambah Dhinda.

Kedepannga fitur ini juga dimaksudkan untuk menjadi solusi pembiayaan bagi 1,8 juta warung Mitra Bukalapak.

Senada dengan Bukalapak, Indodana juga menekankan pentingnga pelayanan yang berfokus pada kemudahan, kecepatan dan keamanan dalam mendapatkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan finansial masyarakat Indonesia. Head of Business Development Indodana, Timothy Prawiromaruto mengatakan, “Kami sangat bangga bisa meluncurkan produk Bazar Tempo ini dengan salah satu platform e-commerce terbaik di Indonesia gang berfokus pada produktivitas UMKM nasional.”

Indodana akan terus mengembangkan offering produk pinjaman produktif di sektor UMKM untuk terus meningkatkan inklusi keuangan. Hingga saat ini, pembiayaan produktif di Indodana sudah mencapai 30% dari portofolio pembiayaan.

“Para pelaku UMKM memiliki peran yang sangat signifikan di dalam perekonomian Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik, UMKM mengumbang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto. Tapi di sisi Iain kami melihat bahwa justru di sinilah kebutuhan pembiagaan terbesar yang masih belum dipenuhi oleh perbankan konvensional. Tepatnya masih ada kekurangan pembiagaan 1.000 triliun Rupiah per tahun untuk UMKM. Oleh karena itu, peluncuran produk seperti ini sangatlah penting” terang Timothy.

Tags: , , ,


COMMENTS