March 11, 2020

Jika 5G Siap, AI dan IoT Menjadi Tren Teknologi Dambaan Banyak Orang

Penulis: Desmal Andi
Jika 5G Siap, AI dan IoT Menjadi Tren Teknologi Dambaan Banyak Orang 

Mobitekno – Transformasi Digital, istilah ini menjadi bahasan menarik bagi banyak perusahaan dalam beberapa tahun belakangan ini. Teknologi yang semakin berkembang ditambah kemudahan yang ditawarkan untuk mengoperasikan sebuah bisnis membuat banyak perusahaan melakukan transformasi digital. Teknologi Artificial Intelligent dan perangkat Internet of Things pun menjadi dua hal yang saling berkaitan dan akan banyak digunakan, tidak hanya perusahaan, tetapi juga semua lapisan masyarakat. Apalagi ditambah koneksi 5G yang semakin cepat. Hal-hal inilah yang menjadi topik diskusi dalam sebuah acara bertema “Tren IoT dan AI di Indonesia” yang diselenggarakan Forum Wartawan Teknologi (Forwat) di Jakarta, Selasa, 10/10/2020.

Sejumlah pelaku industri teknologi pun memberikan masukan menarik mengenai tiga teknologi untuk masa depan ini. Dari sisi operator, Telkomsel dalam beberapa tahun ini sudah menyiapkan teknologi 5G. Berbagai ujicoba sudah dilakukan. Bahkan, Telkomsel menjadi operator pertama yang menyediakan semua jaringan, mulai 2G, 3G, 4G, dan akan datang adalah 5G. Menurut Telkomsel, AI dan IoT menjadi dua teknologi yang saling berkaitan di era digital. “Connecting base dan connecting Things menjad basis teknologi yang saling tersambung. Bagi Telkomsel, melalui jaringan yang kita sediakan, banyak orang bisa mengumpulkan data atau bisa menyambungkan banyak hal ke ekosistem apapun melalui cloud,” kata Arief teguh Hermawan, GM Fleet Management Telkomsel. “Dengan teknologi ini, kita bisa melacak secara realtime terkait paket sudah sampai di mana. Ada perangkatnya namanya smart beacon, smart gateway. Bisa digunakan terutama solusi untuk industri logistik,” lanjut  Arief.

Kesiapan dalam mengadopsi IoT dan AI juga dipaparkan Tokopedia sebagai perusahaan ecommerce. Bahkan, Tokopedia sangat menginginkan menjadi AI First Company di Indonesia. Tokopedia pun memiliki lima prioritas teknologi untuk mengembangkan perusahaannya, yaitu memperkuat infrastruktur utama tokped, lebih fokus di konsumer, memperkuat platform data, penggunaan AI yang tepat guna, dan mengoptimalkan infrastruktur yang ada.

Saat ini, Tokopedia sudah bisa menganilisis kebiasaan konsumen sehingga bisa memberikan saran atau rekomendasi barang ke pelanggannya.

IoT dan AI untuk Masyarakat

Dua teknologi ini, ditambah 5G, ke depannya bukan hanya milik atau menguntungkan perusahaan-perusahaan saja. Teknologi ini juga dapat membantu masyarakat luas dalam banyak hal. Oppo mencontohkan dalam beberapa produk smartphonenya. AI pertama Oppo bahkan ada di fitur kamera, baik belakang maupun depan. Fungsi AI ini dapat medeteksi dan manganalisis banyak hal terutama untukpengambilan gambar dan video. Teknologi AI di kamera Oppo sudah ada sejak 2017 melalui Oppo F5.

Sementara untuk IoT, Oppo menerapkan pada tahun 2019 dan dapat ditemukan pada beberapa perangkat, seperti AR Glass, Oppo Watch, dan TWS. Untuk ke depannya, Oppo sudah mengembangkan Breeno, yaitu AI Virtual Assistant. Nantinya, Breeno bisa mengendalikan semua smartphone Oppo melalui perangkat Omni CPE berteknologi 5G.

“Oppo sudah memulai teknologi 5G sejak 1 April 2015. Tahun 2019 Oppo meluncurkan Oppo Reno 5G dan di tahun yang sama Oppo juga menguji panggilan 5G Perama di Indonesia,” ujar Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia. “Oppo juga akan melakukan banyak investasi RnD sebesar USD 1,43 miliar untuk pengembangan AI, IoT, dan 5G. Investasi ini sudah dimulai tahun 2018,” lanjut Aryo.

Aryo
Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia

Dukungan Pemerintah

Baik AI, IoT, maupun 5G, semuanya dapat mempermudah proses dan aktivitas untuk banyak pihak. Di sisi pemerintah, melalui Kemenkominfo, mereka harus siap menghadapi teknologi-teknologi ini. Olehs ebab itu, tugas utama mereka adalah menyusun standar terkait dengan perangkat telekomunikasi yang harus memiliki sertifikat sebelum dipasarkan di Indonesia.

Berbagai tantangan mengenai penggunaan teknologi-teknologi ini juga harus diselesaikan agar penerapannya bisa lebih mulus, seperti dibutuhkannya SDM yang ahli di bidangnya. Saat ini, guna mendukung era digital, Kemendikbud pun sudah memasukkkan kurikulum digital di berbagai lembaga pendidikan. Hal ini untuk meningkatkan peringkat Indonesia di Global World Digital Competitiveness Index. Saat ini, Indonesia masih berada di posisi 56 dari 68 negara.

Tags: , , , ,


COMMENTS