Mobitekno – Red hat belum lama ini meluncurkan Red hat OpenShift Aplication Runtimes guna berdayakan pengembangan cloud native yang dapat membantu banyak perusahaan. Dengan solusi Red Hat ini, prushaan diharapkan bisa mempercepat pengembangan aplikasi Cloud Native dengan serangkaian framework dan Runtimes yang terpilih untuk kebutuhan aplikasi berbasis microservice.
Solusi yang ditawarkan Red Hat ini dapat membantu perusahaan yang ingin melakukan transformasi digital. Hal ini karena dalam proses transformasi biasanya perusahaan akan bertahan agar bisa bersaing di pasar, baik dengan para pesaingnya, komunitas, teknologi, dan strategi bisnis baru. Dalam kondisi seperti inilah, kemampuan beradaptasi dibutuhkan perusahaan. Oleh sebab itu, solusi pengembaangan cloud native yang memanfaatkan konvergensi antara container Linux, pengelolaan API, arsitektur berbasis layanan, dan otomatisasi devOps, sangat ideal untuk membantu mereka dalam merespon perubahan yang tidak dapat diprediksi para pesaing.
“Dunia baru arsitektur cloud-native yang containerized dan berbasis microservice memberdayakan perusahaan untuk berinovasi dengan cara yang lebih cepat dan fleksibel dibanding sebelumnya. Namun, melakukannya pada skala tertentu dengan kinerja, keandalan, dan keamanan yang lebih baik membutuhkan kekuatan runtimes kelas enterprise,” ujar Mike Piech, Vice President and General Manager, Middleware, Red Hat. “Red Hat OpenShift Application Runtimes memanifestasikan pengalaman Red Hat selama lebih dari satu dekade dengan Red Hat JBoss Middleware dalam penawaran runtime baru ini yang dibangun sejak semula untuk pengembangan aplikasi berbasis microservice generasi mendatang,” lanjut Mike.
Red Hat OpenShift Application Runtimes mendukung beberapa runtimes, bahasa, framework dan arsitektur, dengan fitur dan manfaat utama sebagai berikut:
- Pengembangan yang disederhanakan: Penawaran ini mengurangi kompleksitas pengembangan aplikasi cloud-native dengan mengintegrasikan kemampuan OpenShift Container Platform dengan beberapa runtimes dan framework, termasuk setup berbasis wizard, penemuan layanan, konfigurasi eksternal, dan pemutus arus (circuit breaker) untuk toleransi kesalahan.
- Fleksibilitas strategis: Red Hat OpenShift Application Runtimes mendukung konfigurasi hybrid cloud, yang membantu menghindari ketergantungan terhadap penyedia layanan cloud. Sifat komputasi cloud yang terdistribusi membuat pendekatan “satu ukuran cocok untuk semua” terhadap runtimes dan framework menjadi kurang efektif untuk produktivitas perusahaan. Dengan penawaran ini, para pengembang memperoleh fleksibilitas guna membangun layanan untuk aplikasi dan sistem hybrid dan multi-cloud dengan menggunakan tool pilihan mereka.
- Kecepatan penyampaian: Karena integrasinya dengan Red Hat OpenShift Container Platform, Red Hat OpenShift Application Runtimes memberikan para pengembang suatu platform yang sepenuhnya otomatis untuk pengadaan, pengembangan dan penerapan aplikasi dan komponennya. Red Hat OpenShift Application Runtimes terintegrasi dengan tool continuous integration and continuous delivery (CI/CD) seperti Git, Maven, dan Jenkins. Penawaran ini juga menyediakan tooling intuitif untuk secara lebih aman menyederhanakan alur kerja Kubernetes dan memungkinkan kemampuan penyeimbangan beban (load-balancing) dan penyesuaian otomatis (auto-scaling) aplikasi dengan kontrol dan otomasi berbasis kebijakan.
- Integrasi Katalog Layanan: Dikombinasikan dengan katalog layanan OpenShift, perusahaan TI enterprise dapat memanfaatkan sepenuhnya investasi multi-cloud dengan mengintegrasikan layanan berbasis cloud, misalnya yang disediakan oleh integrasi layanan OpenShift dan AWS, dan kemampuan yang dikembangkan secara internal pada Red Hat OpenShift Application Runtimes, serta memberikan kemudahan dan konsistensi aplikasi berbasis microservice yang stateful dan stateless di seluruh footprint TI.
Tags: Cloud Native, Red Hat, Red Hat Openshift, Solusi Red Hat