MOBITEKNO – Keberadaan perempuan di dunia kerja saat ini tak bisa dipandang sebelah mata. Banyak perusahaan telah membuka kesempatan bagi perempuan untuk mengisi berbagai posisi penting. Bahkan, ada pula perusahaan-perusahaan yang mempercayakan tampuk kepemimpinannya di tangan perempuan.
Meski demikian, memang tak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan perempuan masih menduduki posisi menengah ke bawah dalam perusahaan. Belum banyak pula perempuan yang bisa dikatakan cukup sukses meniti karier hingga ke posisi puncak. Padahal perempuan memiliki potensi untuk memimpin.
Karakter perempuan yang sabar, berempati, pandai berkomunikasi dan menjalin jaringan, serta multitasking atau mampu mengerjakan beberapa hal sekaligus menjadi nilai lebih bagi mereka untuk sukses menjadi pemimpin ataupun sukses dalam berkarier. Lalu, bagaimana penyerapan tenaga kerja perempuan di sejumlah perusahaan yang ada di Indonesia?
Untuk mengetahui hal itu, Jobplanet (Jobplanet.com) sejak Januari 2016 hingga Maret 2017 telah menggelar riset terhadap 55.000 responden perempuan yang berusia 21 – 45 tahun untuk menganalisis industri dan profesi apa saja yang paling banyak menyerap tenaga kerja perempuan serta industri apa saja yang paling ramah terhadap perempuan.
Berdasarkan riset yang digelar oleh Jobplanet, ada lima industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja perempuan, yakni industri manufaktur (25,47%), perbankan dan keuangan (17,80%), pelayanan (13,27%), ritel dan distribusi (12,19%), serta teknologi informasi atau TI (10,68%).
Tak hanya itu, Jobplanet juga menemukan 10 bidang profesi yang paling banyak digeluti oleh perempuan. Seperti diungkapkan oleh Kemas Antonius, Chief Product Officer Jobplanet di Indonesia bahwa ada tiga profesi teratas yang digeluti oleh pekerja kaum hawa, yakni administrasi (11,9%), marketing atau pemasaran (10,33%) dan teknologi informasi (9,88%).
"Tujuh profesi lainnya yang kami temukan dari riset yang digelar oleh Jobplanet adalah keuangan atau akuntansi (7,78%), engineering atau teknik (7,44%), customer service atau pelayanan pelanggan (6,54%), sales atau penjualan (5,03%), konsultasi (2,36%), human resources atau SDM (1,34%) dan terakhir adalah pendidikan atau pelatihan (1,25%)," ujar Kemas.
Dalam risetnya kali ini, Jobplanet juga menganalisis industri apa saja yang ramah terhadap perempuan serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan karier dan potensinya. Analisis dilakukan berdasarkan tingkat kepuasan para karyawan perempuan di berbagai industri terhadap beberapa aspek pekerjaan yang mereka nilai melalui situs Jobplanet.com.
Hal yang cukup menarik adalah, institusi dan asosiasi juga termasuk sebagai kelompok industri yang ramah terhadap perempuan, meskipun tidak banyak menyerap tenaga kerja atau karyawan perempuan. Lembaga atau badan usaha yang termasuk dalam kelompok industri ini adalah lembaga pemerintahan, lembaga sosial dan swadaya masyarakat, dan lembaga hukum.
Berdasarkan risetnya, Jobplanet menemukan bahwa rata-rata tingkat kepuasan terhadap aspek budaya perusahaan yang paling tinggi dirasakan oleh para karyawan perempuan yang bekerja di industri TI (3,48), perbankan dan Keuangan (3,48), institusi dan asosiasi (3,47), manufaktur (3,47) dan pendidikan atau pelatihan (3,31).
Temuan lainnya yang juga diungkap dari riset ini adalah industri dengan rata-rata tingkat kepuasan tertinggi terhadap aspek jenjang karier, berdasarkan penilaian para karyawan perempuan yang bekerja di dalamnya, yakni institusi dan asosiasi (3,39), perbankan dan keuangan (3,34), manufaktur (3,29), TI (3,10) dan pelayanan (3,08).
Sedangkan industri-industri dengan rata-rata tingkat kepuasan tertinggi terhadap aspek work-life balance, berdasarkan penilaian para karyawan perempuan yang bekerja di dalamnya adalah TI (3,31), perbankan dan keuangan (3,26), institusi dan asosiasi (3,24), pelayanan (3,12) dan pendidikan atau pelatihan (3,12)
“Jika dilihat dari ketiga aspek yang dinilai, yakni budaya perusahaan, jenjang karier, serta work-life balance, ada tiga industri yang selalu muncul dan unggul pada setiap aspek, yakni industri TI, perbankan dan keuangan, serta institusi dan asosiasi. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga industri tersebut bisa dikatakan sebagai industri yang paling ramah terhadap perempuan," pungkas Kemas.