November 12, 2017

Penjualan Nissan Naik di Jepang dan Cina, Namun Tidak di Amerika Serikat

Penulis: Eko Lannueardy
Penjualan Nissan Naik di Jepang dan Cina, Namun Tidak di Amerika Serikat 

MOBITEKNO – Presiden dan Chief Executive Officer Nissan Motor Co., Ltd, Hiroto Saikawa mengumumkan laporan keuangan untuk periode enam bulan hingga 30 September 2017. Tercatat, pada semester pertama Nissan membukukan laba usaha sebesar 281,1 miliar Yen atas pendapatan bersih 5,65 triliun Yen.

Di luar dari biaya-biaya khusus terkait dengan masalah inspeksi akhir kendaraan yang terjadi di Jepang dan penyelesaian tuntutan di Amerika Serikat, perusahaan juga mencatat laba usaha di semester pertama tahun fiskal 2017 mencapai 322,6 miliar Yen, yang sesuai dengan ekspektasi perusahaan.

Pada kuartal kedua, tidak termasuk biaya-biaya khusus, laba operasi tercatat naik 9,2 persen menjadi 169,3 miliar Yen di tengah meningkatnya penjualan unit di pasar Jepang dan China. Di kedua negara tersebut permintaan meningkat untuk tipe mobil Serena, Note e-POWER, X-Trail dan Sylphy.

Berdasarkan manajemen berbasis proforma, yang mencakup konsolidasi dari hasil usaha patungan (Joint Venture) Nissan di China, laba usaha mencapai 351,1 miliar Yen dari pendapatan bersih 6,22 triliun Yen. Untuk periode enam bulan sampai 30 September 2017, penjualan unit global Nissan juga meningkat 4,6%  atau menjadi 2,73 juta unit. 

Di Jepang, penjualan Nissan meningkat 34,1 persen menjadi 283.000 unit atau setara dengan pangsa pasar 11,4 persen. Sementara di Cina yang memberikan laporan berbasis tahun kalender, naik 6,7 persen menjadi 651.000 unit atau setara dengan pangsa pasar 5,2 persen.

Di Eropa, termasuk Rusia, penjualan Nissan naik 3,6 persen menjadi 375.000 unit, yang menghasilkan pangsa pasar 3,8 persen. Tipe kendaraan Qashqai dan Micra turut mendorong permintaan di wilayah ini. Sayangnya, di pasar Amerika Serikat Nissan mengalami penurunan 0,4 persen menjadi 779.000 unit.

Di pasar lainnya, penjualan Nissan naik 2,3 persen menjadi 390.000 unit karena pertumbuhan yang kuat di Amerika Latin dan Afrika mengimbangi kondisi lesu di Timur Tengah, Asia dan Oceania.

Untuk 12 bulan yang berakhir pada 31 Maret 2018, perusahaan telah merevisi panduan laba usaha, turun sebesar 40 miliar yen menjadi 645 miliar yen, untuk mengantisipasi dampak yang diprediksikan terkait dengan masalah inspeksi akhir kendaraan di Jepang, setelah memperhitungkan segala bentuk efisiensi biaya lainnya.

Dengan pertimbangan bahwa item non-operasional dan tingkat pajak efektif diproyeksikan membaik dibandingkan tinjauan sebelumnya, pendapatan bersih diperkirakan tetap tidak berubah. Nissan juga mempertahankan perkiraan yang diumumkan sebelumnya untuk pendapatan bersih setahun penuh.

Pada akhir rencana, yang mencakup konsolidasi proporsional dari usaha patungan Nissan di Cina, Nissan bertekad untuk meningkatkan pendapatan dari 12,8 triliun Yen menjadi 16,5 triliun Yen, dan menghasilkan kumulatif 2,5 triliun Yen untuk arus kas bebas untuk bisnis otomotif, dengan marjin operasi sebesar 8 persen.

Selain melaporkan hasil keuangan semester pertama, perusahaan juga membagi perincian mengenai rencana jangka menengah "Nissan M.O.V.E. to 2022" yang sedang berlangsung. Misi rencana enam tahun tersebut adalah untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan untuk memimpin evolusi teknologi dan bisnis industri otomotif.

 

Tags: , , , , ,


COMMENTS