MOBITEKNO – Uber dan Lyft, dua perusahaan penyedia layanan berbagi penumpang (ride sharing) yang cukup sukses di berbagai negara seringkali membuat seluruh jok dalam kabin mobil terisi penuh. Penumpang tidak hanya duduk di bagian depan saja. Terkadang mereka harus duduk di jok penumpang bagian belakang. Hal inilah yang membuat badan regulasi keamanan Amerika Serikat, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mulai memikirkan faktor keselamatan di bangku bagian belakang.
Saat ini, pengujian mobil selalu memikirkan jok penumpang bagian depan saja. Test crash yang dilakukan lembaga yang dipercaya menguji kekuatan dan dampak kecelakaan hampir tidak menyentuh dampak pada penumpang di jok bagian paling belakang. Namun mulai 2019, NHTSA akan menerapkan pengujian untuk hal ini. Objek dummy akan ditaruh di jok paling belakang dan akan dilihat dampaknya saat mobil melakukan crash test.
Beberapa produsen mobil sebenarnya sudah membenamkan airbag pada sisi samping jok bagian belakang untuk melindungi kepala penumpang saat terjadi kecelakaan. Namun sayangnya, hal ini hanya ditemukan pada sedikit mobil. Bahkan, fitur ini masih menjaadi fitur ekstra dimana konsumen harus membayar lebih mahal untuk fitur tersebut saat membeli kendaraan.
Kini, keselamatan semua penumpang, terutama dalam layanan ride sharing menjadi hal yang utama di kota-kota besar seperti New York. Kota-kota seperti ini membuat taksi atau layanan ride sharing seperti Uber dan lyft menjadi alat transportasi yang banyak digunaan. Jadi, tidak heran jika keselamatan di dalam kabin mobil harus menyeluruh dan tidak hanya untuk pengemudi, terapi juga semua area jok penumpang.
Sumber:Motorauthority
Tags: Lyft, Ride Sharing, Safety Driving, uber