MOBITEKNO – Aerogel tergolong material unik dan banyak diaplikasikan di berbagai sektor industri. Bahan yang disebut juga ‘frozen smoke’ atau ‘asap beku’ ini kerap digunakan sebagai isolator panas, katalis, absorbent, sekat kedap suara, media dalam amobilisasi enzim, material dielektrik, hingga pembersih tumpahan minyak di laut.
Keunikan aerogel terletak pada sifatnya sebagai salah satu bahan padat paling ringan dengan densitas yang sangat rendah. Aerogel yang mayoritas terdiri dari 99.8 persen udara air ini juga bersifat sangat tahan panas. Dengan segala keunikannya tersebut, para ahli di National University Singapore (NUS) mencoba membuat terobosan baru untuk membuatnya dari sampah kertas.
Jumlah sampah yang terus meningkat dari tahun ke tahun sudah menjadi masalah tersendiri bagi kota-kota besar di dunia, termasuk di Jakarta. Apabila Presiden Jokowi sedang menyiapkan Perpres (Peraturan Presiden) untuk pengelolaan sampah menjadi sumber energi listrik, Singapura tampaknya lebih tertarik mengkonversikan sampahnya, khususnya sampah kertas menjadi material aerogel.
Proses pembuatan aerogel sejauh ini tergolong mahal dan sulit dilakukan. Saat ini sudah mulai banyak penelitian yang berhasil mensintesis aerogel dengan biaya lebih rendah dan bersifat lebih kuat serta fleksibel. Umumnya, aerogel dibuat dari material silica, bersama substansi lainnya, seperti metal oksida, polymer, carbon nanotube, dan graphene. Teknik pembuatan NUS selain memakai bahan sampah kertas diklaim lebih rama lingkungan, pemrosesan lebih rendah daya, dan lebih sedikit memakai bahan kimia.
Meskipun metode produksinya belum final, prosesnya berkaitan dengan konversi selulosa cellulose yang diambil dari sampah kertas untuk dibuat menjadi aerogel. Prose pembuatan aerogel yang dianggap ekonomis memakan waktu sekitar tiga. Hasilnya adalah material biodegradable yang tidak beracun, fleksibel, kuat, dan mempunyai daya resap minyak tinggi.
Apabila dilapisi dengan trimethoxy-methylsilane, aerogel akan bersifat sangat menolak air (water-repelling). Ini berarti, jika aerogel ditempatkan di tumpahan minyal, bahan ini akan mengisap hingga 90 kali bobot keringgnya.
Salah satu manfaat aerogel lainnya adalah sebagai nbahan isolasi gedung. Di samping menahan struktur bangunan dari terpaan panas, lapisan aerogel juga membuat dinding tahan terhadap kelembaban.
Tags: aerogel, National University Singapore (NUS), sampah, sampah kertas, singapura