
Mobitekno – Anak perusahaan Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) dan Singtel mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman untuk mengembangkan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) baru yang menghubungkan Singapura dan Batam, Indonesia, yang berada dalam Konsorsium INSICA (Indonesia Singapore Cable System) yang baru dibentuk.
Konsorsium INSICA (Indonesia Singapore Cable System) dibentuk pada tahun 2022 oleh PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telin) dan Singtel Group untuk membangun dan mengoperasikan kabel laut bawah laut yang menghubungkan Singapura dan Batam, Indonesia.
Jalur kabel laut ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan latensi data center antara kedua negara, mendukung beban kerja AI yang intensif dari perusahaan dan penyedia layanan cloud untu mendukung pertumbuhan ekonomi digital di kedua negara, serta juga membuka peluang baru untuk kerjasama di bidang teknologi dan telekomunikasi
INSICA akan menghadirkan kabel bawah laut yang terdiri dari 24-pasangan serat optik dan dua jalur kabel darat yang beragam sehingga menawarkan kapasitas maksimum hingga 20 terabit per detik per pasangan serat optik. Hal ini akan memberikan bandwidth yang unggul, konektivitas tanpa batas, dan keamanan jaringan yang kuat serta memungkinkan pembagian sumber daya dan skalabilitas yang efisien.
Jalur beragam baru yang disediakan oleh INSICA pun akan meningkatkan perlindungan dan keandalan jaringan serta memastikan data center beroperasi 24/7 tanpa gangguan. Sistem kabel INSICA sepanjang 100 km ini akan mendukung lonjakan lalu lintas telekomunikasi data center antara Singapura dan Batam dan diperkirakan mulai beroperasi pada kuartal keempat tahun 2026.
Batam dan Singapura sebagai lokasi utama untuk investasi data center
“Di masa mendatang, pasar kabel bawah laut global siap untuk pertumbuhan yang belum pernah terjadi, menjadikan Batam dan Singapura sebagai lokasi utama untuk investasi data center. Kabel bawah laut INSICA akan memenuhi kebutuhan penting untuk interkonektivitas data center di antara lokasi-lokasi strategis utama ini,” kata Chief Executive Officer Telin, Budi Satria Dharma Purba.
Sementara itu, Vice President of Digital Infrastructure & Services Singtel, Ooi Seng Keat, menyatakan bahwa Batam muncul sebagai lokasi utama untuk data center karena kedekatannya dengan Singapura.
“Dengan sistem kabel ini, kami dapat meningkatkan konektivitas antara kedua negara untuk mendukung beban kerja AI dengan higher power density yang intensif dari enterprises dan perusahaan cloud. Pengembangan sistem kabel INSICA adalah langkah yang kami ambil dalam merancang hyper-connected ekosistem digital untuk memenuhi permintaan jangka panjang, untuk merealisasikan masa depan digital kawasan ini dan meningkatkan ekonomi regional,” tambahnya.
Sektor data center Asia Tenggara sedang mengalami pertumbuhan pesat yang didorong oleh kemajuan dalam AI, cloud computing, e-commerce, IoT, edge computing, dan 5G. Pertumbuhan ini pun menarik gelombang investasi dari pemain yang sudah mapan maupun pendatang baru. Konektivitas langsung antara data center pun akan mendukung penerapan teknologi-teknologi baru, seperti Internet of Things, robotika, AI, dan analitik data, yang memerlukan bandwidth tinggi dan latensi rendah untuk aplikasi skala komersial dan real-time.

Selain melakukan kerja sama dengan Singtel Group dalam Konsorsium INSCA, Telin juga aktif melakukan kerja sama pembangunan kabel bawah laut dengan beberapa pihak lainnya. Misalnya dalam SEA-US Cable System dan Dumai Cable System.
Pada SEA-US Cable System, Telin bermitra dengan beberapa perusahaan lain untuk membangun kabel laut bawah laut yang menghubungkan Asia Tenggara dan Amerika Serikat, sedangkan pada Dumai Cable System, Telin bermitra dengan PT. XL Axiata Tbk untuk membangun kabel laut bawah laut yang menghubungkan Sumatera dan Kalimantan.
Selain untuk meningkatkan konektivitas Indonesia dengan berbagai negara, kerja saja dengan berbagai pihak perlu dilakukan mengingat pembangunan kabel bawah laut membutuhkan investasi yang besar. Dengan bermitra dengan perusahaan lain, Telin dapat membagi biaya pembangunan dan operasi.
Selain itu kerja sama juga diperlukan untuk mengurangi risiko. Pembangunan kabel bawah laut adalah proyek yang kompleks dan berisiko tinggi. Dengan bermitra dengan perusahaan lain, Telin dapat mengurangi risiko proyek dan memastikan keberhasilannya.
Yang juga pentinga dalah akses ke teknologi baru. Telin dapat bermitra dengan perusahaan lain untuk mendapatkan akses ke teknologi terbaru dan terbaik dalam pembangunan kabel bawah laut sekaligus membuka peluang bisnis baru di pasar baru.
Tags: Batam, Indonesia Singapore Cable System, Infrastruktur, INSICA, Komunikasi, singapura, Singtel, Sistem Komunikasi Kabel Laut, SKKL, Telin, Telkom