Mobitekno – Sebuah studi baru yang dilakukan oleh salah satu lembaga pemikir terkemuka di Jerman, Kiel Institute telah menyoroti tingginya pengeluaran subsidi Tiongkok kepada BYD. Menurut temuan tersebut, subsidi yang diberikan oleh Tiongkok melebihi negara-negara OECD lainnya, seperti Amerika Serikat dan Jerman, bahkan mencapai tiga hingga sembilan kali lipat.
Perlu diketahui, OECD merupakan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi yang berisi 37 negara demokrasi yang menyediakan wadah bagi pemerintah untuk membandingkan pengalaman, mencari jawaban atas tantangan bersama, mengidentifikasi praktik yang baik, dan mengembangkan standar tinggi untuk kebijakan ekonomi.
Salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, BYD, menjadi salah satu penerima utama subsidi tersebut. Meskipun telah melampaui Tesla dalam hal kapasitas produksi, BYD masih menerima bantuan besar dari pemerintah Tiongkok. Pada tahun 2020, BYD menerima sekitar €220 juta dalam bentuk subsidi langsung, yang meningkat secara signifikan menjadi €2,1 miliar pada tahun 2022.
Tingginya jumlah subsidi ini mencerminkan kebijakan pemerintah Tiongkok untuk mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik. Selain subsidi langsung, BYD juga mendapat manfaat dari insentif pemerintah untuk pembelian baterai kendaraan listrik, yang merangsang permintaan terhadap produk-produknya.
BYD Bukan Satu-satunya Produsen
Temuan ini juga mengindikasikan bahwa BYD bukanlah satu-satunya perusahaan yang menerima subsidi dari pemerintah Tiongkok. Sebagian besar emiten di Tiongkok, sebanyak 99 persen menerima insentif pada tahun 2022.
Dampak dari subsidi besar ini tidak hanya dirasakan di dalam negeri, tetapi juga di pasar luar negeri seperti Eropa. Para pembuat mobil di Eropa mengeluh bahwa subsidi yang diberikan kepada produsen mobil Tiongkok membuat mereka sulit bersaing. Uni Eropa bahkan telah meluncurkan penyelidikan terhadap insentif Tiongkok untuk melihat apakah memberikan keuntungan yang tidak adil bagi produsen mobil di negara tersebut.
Dalam konteks krisis ekonomi global saat ini, UE memiliki posisi negosiasi yang kuat untuk meminta Tiongkok menarik subsidi yang merugikan tersebut. Studi ini memberikan dasar kuat bagi UE untuk memulai negosiasi dengan Tiongkok dalam hal subsidi industri kendaraan listrik.
Studi ini tidak hanya mengungkapkan kompleksitas subsidi dalam industri kendaraan listrik, tetapi juga memberikan pandangan yang mendalam tentang dinamika hubungan ekonomi global saat ini.
Tags: BYD, EV, industri otomotif, Kiel Institute, Pemerintah Tiongkok, Subsidi US$2.26 Miliar, Tesla, Uni EropaElektroauto-Hersteller BYD ist einer der größten Profiteure der massiven staatlichen Subventionen, die #China in grüne Technologien steckt.👉 Subventionen sind in 🇨🇳 allgegenwärtig & gezielt bei Schlüsseltechnologien; EU sollte über für sie besonders schädliche Subventionen… pic.twitter.com/rzyD4244Bj
— Kiel Institute (IfW Kiel) (@kielinstitute) April 10, 2024