July 19, 2023

Gnosis Luncurkan Kartu Debit Visa yang Self-Custodial untuk Jembatani Kesenjangan Dunia Kripto, Web3, dan Keuangan Tradisional

Penulis: Iwan RS
Gnosis Luncurkan Kartu Debit Visa yang Self-Custodial untuk Jembatani Kesenjangan Dunia Kripto, Web3, dan Keuangan Tradisional 

Mobitekno – Gnosis, salah satu pembuat sidechain pertama (Gnosis Chain) untuk jaringan Ethereum baru saja meluncurkan dua produk terbarunya, Gnosis Pay (sistem pembayaran terdesentralisasi) dan kartu debit Gnosis Card yang self-custodial.

Peluncuran ini dianggap menjadi strategi Gnosis untuk menjembatani kesenjangan antara dompet kripto yang self-custodial (kustodian mandiri) dan sistem pembayaran tradisional berbasis Visa yang biasanya digunakan konsumen selama ini.

Gnosis
Gnosis meluncurkan kartu debit self-custodial yang mendukung sistem pembayaran jaringan Visa.

 

Peluncuran produk juga dilatarbelakangi atas beberapa krisis yang terjadi tahun ini yang mengakibatkan kebangkrutan beberapa perusahaan bursa yang terpusat (centralized exchange). Misalnya FTX yang dituduh menyalahgunaan dana pelanggan sehingga menyebabkan banyak pengguna memindahkan aset digital (cryptocurrenty) mereka dari centralized exchange ke dompet kripto yang self-custodial, seperti MetaMask dan Ledger.

Kedua produk memungkinkan konsumen dengan dompet kripto (crypto wallet) dapat melakukan pembelian dimana saja menggunakan stablecoin di berbagai jaringan pembayaran yang mendukung Visa.

Berkat Visa, kartu debit Gnosis berlaku di banyak tempat

Pengumuman ini pada ajang tahunan Konferensi Komunitas Ethereum (EthCC) di Eropa. Di sini, kartu debit Gnosis Card, yang menggunakan sistem pembayaran Visa, akan langsung terhubung dengan akun on-chain pengguna yang di atas jaringan pembayaran desentralisasi Gnosis Pay.

Menurut Friederike Ernst, salah satu pendiri Gnosis, berbeda dari jaringan pembayaran tradisonal yang berbasis Web2, pengguna masih memiliki hak atas kontrol/kendali atas dana miliknya (self-cutodial).

Gnosis Pay 04
Tim Gnosis (ki-ka): Martin Koeppelmann, Stefan George, Marcos Nunes, dan Dr. Friederike Ernst.

 

Meski kehadiran Gnosis Card dikatikan dengan krisis kepercayaan atas runtuhnya FTX dan bursa lainnya, Friederike Ernst yang dilansir dari TechCrunch, menyatakan masalahnya adalah mayoritas aset kripto yang dikelo mandiri (self-custodian) tersebut tidak dapat digunakan untuk pembayaran di banyak tempat umumnya. Ada kesejangan antara sistem pembayaran kripto dengan dunia nyata.

“Kami mencoba menghapus ini sedikit demi sedikit sehingga orang dapat menggunakan uang di dunia nyata mereka di dunia kripto dan menggunakan uang kripto mereka untuk membayar barang di dunia nyata,” ujar Friederike.

Gnosis akan ekspansi di banyak negara

Pada awalnya debit card mereka baru tersedia di negara Inggris dan Uni Eropa. Rencana berikutnya adalah melakukan ekspansi di beberapa negara lainnya, seperti Brasil, Meksiko, Singapura, dan Hong Kong.

Belum diketahui apakah Indonesia juga segera menjadi target berikutnya Gnosis. Hal ini mengingat investor kripto di Indonesia yang tergolong cukup tinggi. Menurut Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 17,25 juta orang pada April 2023.

Mereka juga berharap dapat melakukan debutnya di negara Amerika Serikat yang cukup ketat dalam regulasi kripto pada akhir Q3/2023. Dengan bantuan MakerDAO, sistem pembayarannya juga menyediakan stablecoin untuk USD atau DAI, sebagai alternatif kartu kredit.

Untuk mendapatkan kartu debit ini, pengguna akan dikenakan biaya 30 euro, di mana 10 euro akan digunakan untuk membuat dan mengirimkan kartu sedangkan 20 euro sisanya akan dialokasikan untuk mengembangkan infrastruktur teknik dan kepatuhan (compliance).

Gnosis Pay 01
Merangkul teknologi zkEVM dari sidechain Polygon, Gnosis Pay dapat merevolusi konsumen untuk bertransaksi dengan memakai aset kripto secara lebih cepat, aman, dan lancar di banyak tempat.

 

Perusahaan ini juga akan menghasilkan keuntungan dari biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pengguna saat pembayaran. Selain itu, adopsi kartu akan meningkatkan permintaan untuk token asli mereka, GNO, yang pada akhirnya meningkatkan ekosistem blockchain-nya.

Dengan menggabungkan kemudahan kartu debit yang didukung oleh jaringan Visa yang terjamin keamanan dan transparansinya, layanan ini dapat menjembatani kesenjangan antara sistem keuangan tradisional dan dunia kripto yang kian berkembang.

Hadirnya kartu debit yang didukung teknologi Web3 ini mungkin akan memberikan dampak besar pada dunia perbankan saat ini. Pasalnya, banyak pengguna akan dapat mengakses dan menggunakan aset digital mereka dengan cara yang sama seperti mereka menggunakan uang tunai atau kartu kredit tradisional. Menarik untuk melihat respons pelaku perbankan tradional yang bakal terdampak atas perkembangan baru ini.

Tags: , , , , , ,


COMMENTS