Mobitekno – Sanksi yang diberlakukan pemerintah AS untuk melarang Huawei mendapatkan komponen penting, seperti microchip memberikan dampak masif bagi bisnis smartphone raksasa elektronik Tiongkok tersebut.
Menurut pengakuan Huawei, sanksi AS menyebabkan kerugian tahunan mencapai US$ 30 miliar dalam bisnis ponsel pintarnya. Reposisi bisnis pun harus ditempuh Huawei, misalnya dengan menjual unit bisnis Honor ke Shenzhen Zhixin New Information Technology.
Meski ada rumor Huawei juga mempertimbangkan melego unit smartphone/ponsel premiumnya, P series dan Mate series, hingga kini belum ada kepastian lebih jauh terkait hal itu.
Yang sudah pasti, Huawei masih tetap menjual smartphone premiumnya tersebut ke pasar global. Kabar terbaru, flaghsip terbarunya Huawei P50 Pro bakal hadir pekan depan di Indonesia. Bagi pecinta fotografi kehadiran seri P selalu dinantikan karena keunggulan kameranya selama ini.
Smartphone penerus Huawei P40 Pro yang masih menggandeng Leia untuk teknologi kameranya ini akan secara offline dan online. Untuk gerai offline dijual di Huawei High-End Experience Shop, Erafone atau Urban Republic, sedangkan online di Tokopedia, Shopee, Blibli, Eraspace dan DatascripMall.
Berbeda dengan Huawei Mate series yang mengunggulkan performa dan teknologi terbaru, Huawei P lebih difokuskan pada desain dan teknologi kamera. Seperti apa daya tarik kamera yang ditawarkan P50 Pro baru ini?
Salah satu aspek yang menonjol dari desain P50 Pro adalah dua lensa kameranya yang relatif besar. Kamera berdesain Dual Matrix ini diklaim menghadirkan kualitas fotografi profesional dengan integrasi dua modul kamera (kamera utama dan zoom) dengan konsep double ring. Kolaborasi kedua kamera yang saling melengkapi inilah yang diklaim Huawei akan memberikan kualitas foto yang ciamik bagi pengguna.
Modul kamera utama/belakang Huawei P50 Pro yang disebut Dual Matrix system ini terdiri dari empat kamera, yaitu sensor utama 50MP wide angle dengan OIS (f/1.8), 13 MP ultra-wide angle (f/2.2 ultra-wide angle), 64 MP periscope telephoto (OIS, 3.5x optical zoom, f/3.5), dan 40 MP monochrome (f/1.6).
Sebagai informasi, kamera dengan periskop telefoto yang diusungnya sanggup melakukan opsi zoom mode yaitu digital zoom, optical zoom, dan hybrid zoom. Meski dikabarkan sanggup melakukan zoom maksimum hingga 200x, belum diketahui pasti pada zoom level berapa kualitas foto masih dikatakan layak.
Huawei P50 Pro didukung kehadiran HUAWEI XD Optics yang merupakan sistem image signal reproduction pertama saat ini di ponsel. HUAWEI XD Optics berfungsi memperbaiki perbedaan optik dan mengembalikan detail gambar sehingga foto tampil lebih tajam.
Untuk sistem pemrosesan gambar, P50 Pro juga mengusung XD Fusion Pro untuk melakukan pemrosesan AI RAW dual-channel dan smart scenario recognition engine yang memasukkan beberapa frame dengan pengaturan exposure berbeda untuk diproses elalui AI fusion. Dengan demikian detail gambar dapat diproses secara lebih baik.
Dalam pengujiannya, DXOMARK memberikan skor total 144 dan memuji kualitas foto P50 Pro yang memukau dalam semua kondisi, bahkan saat detail fotonya dilihat lebih jauh. Terkait aspek zoom, flagship Huawei ini juga menggunguli jawara sebelumnya, yaitu Mi 10 Ultra.
Smartphone dengan panel layar OLED 6.6 inci (1228 x 2700 piksel, refresh rate 120 Hz) ini masih mengadopsi desain punch hole sebagai lokasi kamera selfie 13 MP (Wide Angle, f/2.4, autofocus).
Berbeda dengan P50 reguler, model Pro sebenarnya menyediakan dua opsi chipset, yaitu Kirin 9000 dan juga Snapdragon 888 4G. Rencananya, konsumen Indonessia akan mendapatkan varian P50 Pro dengan
Snapdragon 888 yang dikunci dengan konektivitas 4G.
Ponsel dengan baterai 4360 mAh (fast charging 66W) yang mengusung sistem operasi Harmony OS 2.0 (EMUI 12) ini akan datang dengan konfigurasi RAM/storage 8 GB dan 256 GB.
Harga Huawei P50 Pro di Indonesia masih belum diumumkan, namun di negeri asalnya, ponsel ini dibanderol mulai dari harga 5.988 Yuan atau sekitar Rp 13,3 juta.
Tags: DXoMark, Huawei, Huawei P50 Pro, kamera ponsel terbaik, P50 Pro