June 24, 2025

Huawei Soroti Tantangan Industri Telekomunikasi Global di MWC Shanghai 2025

Penulis: Iwan RS
Huawei Soroti Tantangan Industri Telekomunikasi Global di MWC Shanghai 2025 

Mobitekno – Dalam ajang Mobile World Congress (MWC) Shanghai 2025, Huawei kembali menegaskan perannya sebagai pemimpin transformasi digital global. Xu Zhijun, Deputy and Rotating Chairman Huawei, tampil sebagai pembicara utama dalam sesi bertema “The Technology Transformation: Pioneering the Next Era of Innovation” pada hari Rabu (18/62025).

Dalam pidatonya, Xu mengangkat sejumlah tantangan utama yang menghambat pertumbuhan industri telekomunikasi global sekaligus menyerukan kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem teknologi yang lebih inklusif, efisien, dan berkelanjutan.

WMC25 Shanghai 02

Menurut Xu, industri telekomunikasi saat ini tengah berada di titik kritis. Meskipun perkembangan teknologi seperti 5G, AI, dan komputasi awan telah membuka peluang baru, pertumbuhan bisnis operator justru stagnan dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyebut bahwa tantangan utamanya bukan lagi pada ketersediaan teknologi, melainkan pada bagaimana teknologi tersebut bisa diterapkan secara masif, berkelanjutan, dan memberikan nilai nyata bagi masyarakat dan dunia usaha.

“Meskipun kita telah meluncurkan jaringan 5G secara luas, banyak operator belum melihat pengembalian investasi yang signifikan. Kita harus jujur bahwa adopsi teknologi tinggi tidak serta merta menjamin pertumbuhan bisnis,” ujar Xu.

Xu menyoroti bahwa beban operasional yang tinggi, persaingan harga yang ketat, serta ketidakpastian regulasi di berbagai negara menjadi hambatan besar bagi penyedia layanan untuk berkembang dan berinovasi lebih cepat.

Efisiensi energi, inovasi AI, dan FTTR untuk SMB

Salah satu fokus utama dalam pidato Xu adalah pentingnya efisiensi energi dan pemanfaatan AI dalam mengoptimalkan jaringan. Huawei, kata Xu, mendorong pengembangan intelligent networks yang mampu menyesuaikan penggunaan daya berdasarkan traffic dan kebutuhan real-time, sehingga operator bisa memangkas biaya operasional dan jejak karbon sekaligus.

Xu juga menekankan pentingnya mengintegrasikan AI dalam sistem operasi dan manajemen jaringan untuk menghadirkan layanan yang lebih responsif, personal, dan fleksibel.

“Ke depan, jaringan harus bisa mengatur dirinya sendiri, memprediksi gangguan sebelum terjadi, dan menyesuaikan kapasitas secara otomatis. Di sinilah peran AI menjadi sangat krusial,” jelas Xu.

WMC25 Shanghai 03

Xu juga menyoroti FTTR (fiber-to-the-room) sebagai alat utama untuk memperluas pita lebar berkecepatan tinggi ke ruangan atau lokasi bisnis individual, khususnya untuk usaha kecil. Secara global, lebih dari 500 juta perusahaan kecil memerlukan konektivitas yang andal, berlatensi rendah, dan bercakupan penuh.

Ia juga menambahkan bahwa solusi tradisional sering kali melibatkan perakitan mandiri yang terfragmentasi. FTTR memungkinkan operator telekomunikasi untuk menawarkan solusi terintegrasi yang memenuhi tuntutan perdagangan dan layanan digital modern, dari ritel hingga ruang kerja bersama.

Kebutuhan akan model bisnis baru

Lebih jauh, Xu menyerukan perlunya operator dan pelaku industri untuk mengadopsi model bisnis baru yang lebih inovatif dan berbasis ekosistem. Ia mengusulkan pendekatan kolaboratif antara operator, pengembang aplikasi, pelaku industri vertikal, dan penyedia teknologi untuk menciptakan solusi yang benar-benar dibutuhkan oleh pasar.

Contohnya adalah penerapan 5G dalam industri manufaktur, pelabuhan pintar, pertanian cerdas, dan transportasi otonom. Xu menekankan bahwa pertumbuhan sejati akan muncul ketika teknologi telekomunikasi berhasil mendorong produktivitas lintas sektor dan menghadirkan nilai tambah nyata.

“Kita tidak bisa terus-menerus hanya menjual konektivitas. Kita perlu menjual solusi, efisiensi, dan pengalaman,” tandasnya.

Perlunya kolaborasi global

Di akhir pidatonya, Xu menyerukan pentingnya kerja sama global yang saling menguntungkan, terutama dalam riset, standarisasi, dan penyusunan kebijakan teknologi. Ia memperingatkan bahwa fragmentasi geopolitik dan kebijakan proteksionis hanya akan memperlambat inovasi dan menghambat transformasi digital global.

“Transformasi teknologi adalah tantangan global yang tidak bisa diselesaikan oleh satu negara atau perusahaan saja. Kita butuh sinergi, bukan fragmentasi,” kata Xu tegas.

WMC25 Shanghai 01

Xu juga menegaskan kembali komitmen Huawei untuk terus berinvestasi dalam riset dan pengembangan, serta membangun infrastruktur digital yang lebih terbuka dan berkelanjutan. Ia mengungkapkan bahwa pada tahun 2025 ini, Huawei telah meningkatkan alokasi R&D menjadi lebih dari 25% dari total pendapatan perusahaan.

Apa yang disampiakan Xu Zhijun di MWC Shanghai 2025 menegaskan posisi Huawei sebagai katalisator utama dalam membentuk masa depan teknologi global. Melalui pandangan yang jernih dan seruan yang kuat untuk kolaborasi lintas sektor, Huawei tidak hanya membahas masa depan telekomunikasi, tetapi juga mengajak dunia untuk membangunnya bersama.

Tags: , , , , , , , ,


COMMENTS