June 24, 2025

SMIC: Ambisi Tiongkok Mengejar Ketertinggalan Teknologi di Industri Semikonduktor

Penulis: Iwan RS
SMIC: Ambisi Tiongkok Mengejar Ketertinggalan Teknologi di Industri Semikonduktor 

Mobitekno – Embargo teknologi yang diterapkan pemerintahan Amerika Serikat terhadap Cina (Tiongkok) tidak mengurangi ambisi negara Tirai Bambu tersebut untuk menjadi salah satu pemimpin dalam industri semikonduktor. Namun, laporan terbaru dari perusahaan riset dan analisis teknologi Kanada, TechInsights, menunjukkan bahwa ambisi tersebut belum akan terwujud dalam waktu dekat ini.

Menurut TechInsights, Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), produsen chip terkemuka di Tiongkok, masih tertinggal beberapa generasi dari para kompetitor global, seperti TSMC atau Samsung. Meskipun Tiongkok telah menggelontorkan dana besar untuk meningkatkan produksi semikonduktor dalam negeri sebagai respons terhadap pembatasan perdagangan Amerika Serikat, bukti di lapangan menunjukkan bahwa SMIC belum mampu mengejar ketertinggalan teknologi mereka.

Chip Cina 05

Dalam laporan yang diterbitkan pada baru-baru ini, TechInsights mengkonfirmasi bahwa sistem-on-chip (SoC) Kirin X90, yang digunakan laptop Huawei MateBook Fold dan MateBook Pro, masih mengadopsi proses produksi 7nm N+2 milik SMIC. Teknologi proses yang berusia dua tahun alias belum melalui produksi node proses 5nm yang lebih canggih.

Temuan ini meredam spekulasi tentang kemajuan teknologi Tiongkok dalam semikonduktor, tetapi juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi SMIC dalam mengejar raksasa semikonduktor seperti TSMC (Taiwan) dan Samsung (Korea Selatan).

Ambisi Tiongkok dan hambatan perdagangan AS

Tiongkok telah menjadikan pengembangan industri semikonduktor sebagai prioritas nasional, terutama setelah pembatasan perdagangan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. AS telah membatasi akses perusahaan Tiongkok, termasuk Huawei dan SMIC, ke teknologi dan peralatan canggih yang diperlukan untuk memproduksi chip mutakhir.

Hal ini mendorong Tiongkok untuk mempercepat upaya membangun rantai pasok semikonduktor yang mandiri melalui inisiatif seperti “Made in China 2025”. Namun, laporan TechInsights menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan, SMIC masih berjuang untuk bersaing di level teknologi terkini.

Proses 7nm N+2 yang digunakan SMIC adalah langkah maju dibandingkan dengan node 14nm yang mereka kuasai beberapa tahun lalu, tetapi tetap tertinggal dari node 3nm atau 2nm yang sudah mulai digunakan oleh TSMC dan Samsung. Node yang lebih kecil memungkinkan chip untuk menjadi lebih hemat daya, lebih cepat, dan lebih padat, yang sangat penting untuk aplikasi seperti smartphone, AI, dan cloud computing.

Ketertinggalan ini berarti produk-produk Tiongkok, termasuk perangkat Huawei, mungkin tidak dapat bersaing secara langsung dengan perangkat yang didukung oleh chip dari TSMC atau Samsung dalam hal performa dan efisiensi.

Huawei dan Kirin X90: Inovasi di tengah keterbatasan

Huawei, perusahaan teknologi raksasa Tiongkok, menjadi simbol ketahanan di tengah sanksi AS. Matebook Fold, yang diperkuat chip/SoC Kirin X90, diharapkan menjadi bukti kemampuan SMIC untuk memproduksi chip dengan teknologi canggih di dalam negeri meski masih menggunakan proses 7nm N+2. Hal ini masih bergantungnya Huawei pada teknologi produksi chip generasi sebelumnya dan bukan teknlogi terbaru global saat ini (5nm atau lebih baru).

Meski demikian, keberhasilan SMIC memproduksi chip 7nm tanpa akses penuh ke peralatan litografi canggih dari ASML (Belanda) tetap patut diakui. SMIC diduga menggunakan teknik seperti multi-patterning untuk mengatasi keterbatasan peralatan, yang menunjukkan inovasi dalam kondisi terbatas. Namun, pendekatan ini mahal dan kurang efisien, yang dapat meningkatkan biaya produksi dan mengurangi daya saing di pasar global.

Chip Cina 02 ASML

Seperti diketahui, akses ke teknologi ASML dibutuhkan dalam pembuatan chip modern karena perusahaan asal Belanda ini merupakan satu-satunya produsen mesin litografi EUV (Extreme Ultraviolet (EUV) di dunia. Teknologi EUV memungkinkan pencetakan pola sirkuit yang sangat kecil dan kompleks pada wafer silikon, yang esensial untuk membuat chip berprosesor tinggi dengan transistor yang rapat dan efisien. Tanpa mesin EUV dari ASML, produsen chip seperti TSMC, Samsung, dan Intel tidak dapat memproduksi chip canggih yang mendukung teknologi terbaru seperti AI, 5G, dan komputasi kuantum.

Prospek industri semikonduktor Tiongkok ke depan

Laporan TechInsights ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan industri semikonduktor Tiongkok. Meskipun pemerintah Tiongkok telah menginvestasikan miliaran dolar dalam bentuk subsidi dan insentif, kemajuan teknologi tidak terjadi dalam semalam. Pengembangan node proses yang lebih kecil membutuhkan waktu, keahlian, dan akses ke peralatan canggih—tiga hal yang saat ini terhambat oleh sanksi internasional. Selain itu, SMIC juga menghadapi tantangan dalam hal sumber daya manusia, karena industri ini membutuhkan insinyur dan peneliti kelas dunia yang sering kali lebih tertarik bekerja untuk perusahaan seperti TSMC atau Intel.

 

Chip Cina 06

Di sisi lain, Tiongkok memiliki pasar domestik yang besar, yang memberikan keuntungan bagi SMIC untuk tetap relevan meskipun tertinggal secara teknologi. Permintaan akan chip untuk perangkat konsumen, otomotif, dan infrastruktur 5G di Tiongkok terus meningkat, memberikan SMIC peluang untuk memperkuat posisinya di pasar lokal. Namun, untuk menjadi pemain global sejati, SMIC harus menutup kesenjangan teknologi dengan lebih cepat.

Perlombaan teknologi tanpa akhir

Kesenjangan teknologi SMIC juga memiliki implikasi geopolitik yang signifikan. Ketegangan antara AS dan Tiongkok dalam hal teknologi terus meningkat, dengan semikonduktor menjadi salah satu medan pertempuran utama. Sementara AS berusaha mempertahankan dominasinya dalam rantai pasok semikonduktor, Tiongkok berupaya mengurangi ketergantungannya pada teknologi asing. Laporan seperti ini menunjukkan bahwa meskipun Tiongkok telah membuat langkah besar, perjalanan menuju kemandirian teknologi masih panjang.

Bagi konsumen global, ketertinggalan SMIC berarti produk-produk Tiongkok seperti Huawei mungkin tetap kompetitif di segmen harga menengah, tetapi sulit menyaingi flagship dari Apple atau Samsung yang menggunakan chip lebih canggih. Namun, dengan ketekunan dan investasi yang terus mengalir, tidak menutup kemungkinan SMIC akan mengejutkan dunia di masa depan.

Pertarungan semikonduktor ini bukan hanya sekadar soal teknologi semikondultor dan chiptapi juga menunjukkan simbol supremasi teknologi dan ekonomi global. Meski Tiongkok masih tertinggal dalam teknologi fabrikasi chip paling canggih, negara ini menunjukkan komitmen dan kapasitas luar biasa untuk mengejar.

Dalam dunia yang makin terfragmentasi secara geopolitik, industri semikonduktor menjadi sektor strategis yang menentukan bukan hanya masa depan Tiongkok, tetapi juga arah teknologi global ke depan.

Tags: , , , , , , , , , , , , ,


COMMENTS