March 11, 2025

Terdampak Serangan Siber Masif, Layanan X Sempat Alami Gangguan di Banyak Negara

Penulis: Iwan RS
Terdampak Serangan Siber Masif, Layanan X Sempat Alami Gangguan di Banyak Negara 

Mobitekno – Pada hari Senin, 10 Maret 2025, platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengalami gangguan layanan atau outage yang signifikan. Kejadian ini memengaruhi ribuan pengguna di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, Inggris, dan wilayah lainnya, termasuk kemungkinan Indonesia. Grok, fitur dalam platform X yang menggunakan teknologi AI generatif juga sempat tidak dapat diakses.

Gangguan ini terjadi beberapa kali dalam sehari, menyebabkan pengguna tidak dapat mengakses aplikasi maupun situs web X, melihat feed, atau mengirim postingan. Berikut adalah kronologi kejadian, penyebab yang diduga, serta langkah-langkah yang diambil oleh pihak X berdasarkan informasi yang tersedia hingga 11 Maret 2025.

X is down 01

Elon Musk, pemilik platform tersebut, mengonfirmasi bahwa gangguan ini disebabkan oleh serangan siber yang sangat masif. Elon mencatat bahwa meskipun X sering menghadapi serangan siber setiap hari, serangan siber kali ini berbeda karena melibatkan sumber daya yang besar dan terkoordinasi, kemungkinan melibatkan kelompok besar atau bahkan suatu negara.

Kronologi kejadian

Gangguan pertama dilaporkan sekitar pukul 05:30 Waktu Timur (ET) atau sekitar 17:30 WIB pada Senin, 10 Maret 2025. Menurut data dari Downdetector, situs pelacak gangguan layanan, lebih dari 22.000 pengguna di AS melaporkan masalah akses pada jam tersebut. Pengguna melaporkan bahwa aplikasi X tidak memuat konten, notifikasi tidak muncul, dan pesan gagal dikirim. Sekitar 60% keluhan terkait aplikasi, sementara 31% berasal dari pengguna situs web. Gangguan ini berlangsung sekitar 45 menit hingga satu jam sebelum layanan mulai pulih sekitar pukul 06:20 ET.

Namun, pemulihan ini tidak berlangsung lama. Gelombang kedua gangguan terjadi sekitar pukul 09:30 ET (21:30 WIB), dengan laporan melonjak hingga hampir 40.000 di AS dan 10.800 di Inggris. Kali ini, pengguna melaporkan pesan kesalahan dari Cloudflare, penyedia layanan jaringan dan keamanan, yang menyatakan “Web server is returning an unknown error.” Outage kedua ini juga berlangsung sekitar 45 menit sebelum layanan kembali stabil untuk sebagian pengguna.

Twitter ditawar Elon Musk 01

Belum sempat pulih sepenuhnya, gangguan ketiga menyusul pada pukul 11:00 ET (23:00 WIB). Downdetector mencatat puncak laporan mencapai lebih dari 34.000 di AS. Gangguan ini berlangsung lebih lama dibandingkan dua sebelumnya, dengan beberapa fitur seperti feed utama dan notifikasi tetap tidak dapat diakses hingga sore hari. Sepanjang hari, laporan terus berdatang, meskipun jumlahnya menurun menjadi sekitar 3.800 pada pukul 14:16 ET (02:16 WIB, 11 Maret). Gelombang keempat yang lebih kecil juga dilaporkan pada sore hari, menjadikan Senin sebagai hari yang penuh tantangan bagi pengguna X.

Dugaan sementara penyebab gangguan layanan

Elon Musk melalui postingan di platform X menduga bahwa serangan siber besar-besaran (massive cyberattack) ini melibatkan “banyak sumber daya,” yang menunjukkan keterlibatan kelompok besar terkoordinasi dan/atau sebuah negara. Dikutip dari Fox Business, Musk menambahkan bahwa alamat IP pelaku diduga berasal dari wilayah Ukraina, meskipun ia tidak memberikan bukti konkret atau detail lebih lanjut.

Para ahli keamanan siber menduga bahwa gangguan ini disebabkan oleh serangan Denial of Service (DoS) atau Distributed Denial of Service (DDoS), di mana server X dibanjiri lalu lintas rogue untuk mengganggu operasionalnya. Eric Noonan, CEO CyberSheath, menyatakan bahwa meskipun serangan semacam ini tidak selalu canggih, dampaknya bisa signifikan.

X is down 03

Menurutnya, dugaan asal IP yang diklaim Musk harus disikapi dengan hati-hati karena pelaku dapat menyamarkan asal serangan melalui spoofing IP. Seperti diketahui, pihak yang melakukan penyerangan siber dapat menggunakan Virtual Private Network (VPN) atau proxy untuk menyembunyikan alamat IP asli mereka. Mereka juga dapat mengendalikan jaringan komputer yang terinfeksi (botnet) yang tersebar di berbagai negara. Hingga saat ini, X belum merilis pernyataan resmi yang mengonfirmasi penyebab pasti atau menyediakan bukti teknis.

Langkah yang dilakukan pihak X

Meskipun X tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media seperti Reuters atau CNBC, postingan Musk menunjukkan bahwa tim X sedang giat melacak sumber serangan. Hal ini mengindikasikan bahwa tim teknis X bekerja untuk mengidentifikasi dan memblokir lalu lintas berbahaya yang menyebabkan gangguan. Misalnya dengan memfilter lalu lintas jaringan, memperkuat server, atau bekerja sama dengan penyedia layanan seperti Cloudflare untuk memitigasi serangan.

Per 11 Maret 2025, layanan X dilaporkan mulai stabil dengan penurunan signifikan pada laporan gangguan, meskipun tanpa pernyataan resmi, penyebab pasti dan langkah selanjutnya masih belum jelas. Hal ini dapat berdampak pada reputasi X dalam ketahanan infrastrukturnya di bawah kepemimpinan Musk.

Pemulihan bertahap yang dilakukan juga menunjukkan bahwa X mungkin telah menerapkan solusi sementara untuk menstabilkan layanan. Namun, fakta bahwa gangguan terjadi berulang kali dalam satu hari bisa menjadi indikasi bahwa tim X menghadapi tantangan dalam menemukan solusi permanen di tengah serangan yang terus berlangsung. Adanya PHK staf besar-besaran sejak akuisisi Musk pada 2022 (dari 7.500 menjadi sekitar 1.300 karyawan) menjadi salah satu faktor yang memperlambat respons serangan tersebut.

Tags: , , , , , , , , , ,


COMMENTS