April 3, 2025

Kebijakan Tarif Trump Mulai Berimbas di Pasar Global. Saham Teknologi dan Kripto Tertekan

Penulis: Iwan RS
Kebijakan Tarif Trump Mulai Berimbas di Pasar Global. Saham Teknologi dan Kripto Tertekan 

Mobitekno – Kebijakan “reciprocal tariffs” atau “tarif timbal balik” yang diumumkan Presiden Donald Trump telah mengakibatkan guncangan signifikan di pasar keuangan global. Bitcoin, yang sempat menyentuh level US$ 87.000 saat pengumuman awal, kini terkoreksi ke level US$ 83.000 setelah detail kebijakan diungkapkan secara lengkap.

Dampak kebijakan ini tidak hanya dirasakan di pasar kripto, tetapi juga merambah ke pasar saham Amerika Serikat. Nasdaq 100 tercatat turun 2,3% dan S&P 500 merosot 1,7% pada sesi perdagangan setelah jam kerja pasca pengumuman detail kebijakan tersebut.

Tarif Trump April 2025
“Reciprocal tariffs” adalah kebijakan perdagangan yang dicanangkan oleh Presiden Donald Trump pada tahun 2025, di mana Amerika Serikat akan memberlakukan tarif impor yang setara dengan tarif yang dikenakan oleh negara lain terhadap barang ekspor AS.

Kebijakan “reciprocal tariffs” bertujuan untuk mengenakan tarif pada negara-negara yang mengenakan tarif tinggi pada barang-barang AS, yang secara efektif mencoba menyeimbangkan hubungan perdagangan.

Pendekatan ini merupakan bagian dari strategi ekonomi “America First” yang lebih luas, yang berupaya mengurangi defisit perdagangan dan melindungi industri dalam negeri. Namun, banyak negara, khususnya China dan Uni Eropa, menanggapi dengan tarif pembalasan mereka sendiri, yang menyebabkan perang dagang.

trade wars 02

Hal ini menciptakan ketidakpastian di pasar global, karena bisnis mengkhawatirkan biaya yang lebih tinggi, gangguan rantai pasokan, dan berkurangnya perdagangan internasional. Akibatnya, pasar keuangan global mengalami volatilitas yang signifikan.

Investor khawatir bahwa tarif yang meningkat dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan inflasi, dan merugikan laba perusahaan, yang menyebabkan penurunan tajam dalam harga saham.

Detail kebijakan dan dampak ke saham teknologi

Perusahaan teknologi mengalami pukulan paling telak. Tesla (TSLA) dan Palantir (PLTR) merosot sekitar 8%, sementara raksasa teknologi Apple (AAPL) turun 7%. Amazon (AMZN) dan Nvidia (NVDA) juga tidak luput dari tekanan dengan penurunan masing-masing sebesar 6%.

Sektor ritel juga terkena imbas dengan saham Nike (NKE) dan Walmart (WMT) yang turun masing-masing 7%. Di tengah ketidakpastian ini, emas justru menjadi primadona, harganya melonjak hingga mencapai rekor baru mendekati $3.200 per ounce, mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset “safe haven”.

trade wars 03

dKebijakan tarif yang diumumkan Trump meliputi pengenaan tarif sebesar 25% pada semua mobil impor yang efektif mulai 3 April, serta tarif umum sebesar 10% untuk semua barang impor yang akan berlaku mulai 5 April.

Beberapa negara akan mendapatkan perlakuan khusus dengan tarif yang lebih tinggi mulai 9 April. China akan dikenakan tarif sebesar 34%, Vietnam 46%, Taiwan 32%, Korea Selatan 25%, Uni Eropa 20%, dan Swiss 31%. Trump menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk melindungi ekonomi AS yang menurutnya telah dirugikan oleh perdagangan tidak adil selama lebih dari 50 tahun.

Dampak jangka panjang

Menurut Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, implementasi penuh kebijakan ini berpotensi memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga. “Kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian dapat membuat investor menjadi lebih berhati-hati terhadap instrumen investasi berisiko tinggi seperti aset kripto dan saham,” ujarnya.

Meski demikian, dampak sebenarnya dari kebijakan tersebut belum dapat sepenuhnya diprediksi saat ini. Hal itu akan ditentukan oleh perilaku konsumen dan bagaimana sektor bisnis menyikapi peraturan baru tersebut.

“Apabila dampak yang terjadi lebih mengarah kepada meningkatnya pengangguran dan terjadinya resesi ekonomi, kebijakan pelonggaran seperti penurunan suku bunga mungkin akan dipertimbangkan oleh The Fed,” tambah Fahmi.

Perlu diingat juga bahwa kebijakan ini dapat berubah sewaktu-waktu, mengingat rekam jejak Trump sejak dilantik pada Januari lalu yang dianggap kerap menggunakan tarif impor sebagai alat negosiasi politik.

Peluang bagi Investor

Di balik ketidakpastian, koreksi pasar saat ini dapat dilihat sebagai peluang “buy on weakness” bagi investor yang memiliki toleransi tinggi terhadap risiko. Tren akumulasi institusi terhadap aset kripto seperti Bitcoin masih terlihat cukup solid, dengan perusahaan seperti GameStop yang saat ini memiliki dana segar senilai hampir $1,5 miliar yang sebagian kemungkinan akan digunakan untuk mengakuisisi Bitcoin.

Bagi investor pemula, strategi dollar cost averaging (DCA) bisa menjadi opsi menarik. Dengan harga aset-aset kripto dan saham AS yang sudah cukup terkoreksi, investor dapat mengakumulasi aset secara bertahap setiap periode tertentu untuk mendapatkan harga rata-rata pembelian yang lebih rendah.

DCA

“Ketika kondisi pasar sewaktu-waktu berubah, posisi portofolio investor sudah siap untuk merealisasikan keuntungan dari hasil akumulasi yang dilakukan. Namun, investor tetap harus cermat dalam memilih aset untuk diakumulasi,” jelas Fahmi.

Dalam melakukan DCA, investor dapat memanfaatkan fitur-fitur yang memudahkan berinvestasi, seperti fitur Packs di Reku yang memungkinkan investor berinvestasi pada berbagai crypto blue chip dan ETF Saham AS dalam sekali swipe untuk memudahkan diversifikasi. Fitur ini juga dilengkapi dengan sistem Rebalancing yang akan membantu investor menyesuaikan alokasi investasinya sesuai dengan kondisi pasar secara otomatis.

Di tengah ketidakpastian global, strategi investasi yang tepat dan bijak akan menjadi kunci untuk menghadapi gejolak pasar yang dipicu oleh kebijakan tarif Trump.

Tags: , , , , , , , , ,


COMMENTS