Mobitekno – Dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus menunjukkan komitmennya melalui implementasi transformasi digital yang komprehensif di seluruh lini operasionalnya. Cakupan penerapan teknologinya mulai dari Smart Field Operations, Internet of Things (IoT), artificial intelligence (AI), hingga advanced data analytics.
Pengelola Blok atau Wilayah Kerja Rokan (WK Rokan) yang merupakan salah satu tulang punggung produksi minyak nasional, menerapkan berbagai inovasi teknologi mutakhir tersebut bukan hanya untuk mengoptimalkan produksi, tetapi juga memainkan peran krusial dalam mitigasi risiko lingkungan dan menjamin keberlanjutan operasi.
Sebagai informasi, blok Rokan merupakan salah satu blok migas terbesar di Indonesia yang berlokasi di Provinsi Riau. Sebelum 2021, blok ini dikelola oleh Chevron Pacific Indonesia (CPI) selama lebih dari 90 tahun. Pasca proses alih, sepanjang tahun lalu (2023) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah berhasil mempertahankan posisinya sebagai penghasil minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia, dengan produksi sekitar 161.629 barel setara minyak per hari (BOPD).
Triatmojo Rosewanto selaku VP Information Technology, Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam acara PHR Digital Day 2024 di Jakarta (11/11/2024) mengungkapkan bahwa adopsi teknologi ini turu membawa peningkatan produksi minyak. Seperti dikethui, produksi minyak di WK Rokan sebelum diambil alih oleh PHR mencapai 159 ribu barel oil per day (bopd).
Menurutnya, saat ini iproduksinya ada di 161 ribu bopd. Jadi seandainya saat produksi 159 ribu bopd itu PHR tidak melakukan langkah strategis untuk mengantisipasinya, seperti melakukan transformasi digital, bisa saja tahun ini produksinya akan turun menjadi 111-112 ribu bopd.
Berdasarkan materi pemaparan, tercatat produksi minyak PHR WK Rokan selama tiga tahun terakhir yaitu pada 2021 sebesar 159.600 bopd, 2022 sebesar 159.260 bopd, dan 2023 sebesar 161.620 bopd.
Triatmojo menuturkan, inovasi digital dan penggunaan teknologi di PHR mampu meningkatkan produksi minyak, efisiensi biaya operasional perusahaan, hingga membantu untuk menjaga keselamatan kerja karyawan.
Transformasi digital yang dilakukan selama ini dianggap menjadi tonggak penting bagi pihak PHR dalam menjaga stabilitas produksi, terutama karena WK Rokan yang cakupannya mencapai area lebih dari 6.400 km² dengan lebih dari 11.300 sumur aktif. Sejak alih kelola pada Agustus 2021, PHR sejauh ini telah melakukan lebih dari 1.300 pemboran sumur baru.
Adopsi teknologi menjadi keniscayaan untuk jaga kestabilan produksi
Skala operasi WK Rokan yang besar dan kompleks ini tentunya menjadikan adopsi teknologi dan inovasi digital menjadi suatu keniscayaan. Pasalnya, PHR akan menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi di lapangan-lapangan minyak yang telah berusia puluhan tahun tersebut.
Sejauh ini, Pertamina Hulu Rokan telah mampu mengumpulkan data real-time untuk pemantauan produksi dengan bantuan teknologi seperti Well Monitoring Systems yang menggunakan Rod Pump Simulator dan Rod Pump Controller (RPC).
Ada pula teknologi Mixed Reality (MR) yang sempat didemokan di hadapan media dengan bantuan produk wearable Microsoft HoloLens yang memungkinkan inspeksi dan asistensi teknis secara virtual secara langsung. Hal ini berguna dalam mengurangi kebutuhan mobilisasi tim ke lapangan dan menekan risiko keselamatan.
Transformasi teknologi juga diterapkan untuk meningkatkan keselamatan kerja. PHR telah mengadopsi teknologi Computer Vision berbasis AI untuk menganalisis visual dari berbagai kamera di lapangan. Hasil analisisnya dapat mendeteksi kepatuhan karyawan terhadap penggunaan kelengkapan keamanan, seperti helm, sepatu keselamatan, dan perlengkapan lainnya.
PHR juga mengintegrasikan Geographic Information System (GIS) untuk mempermudah manajemen aset dan kendaraan di lapangan melalui aplikasi seperti SONAR dan iJourney Management System (iJMS).
Menurut Triatmojo, terkait aplikasi iJMS, PHR juga akan menggandeng pihak BMKG untuk memasok informasi prakiraan cuaca yang penting bagi PHR sebagai data untuk mendukung lancaranya trasportasi berbagai armada mereka dari sumur minyak ke berbagai lokasi penampungan atau sebaliknya.
Dalam hal otomasi, Robotic Process Automation (RPA) menjadi solusi yang sangat efektif dalam mendukung efisiensi di PHR. Teknologi RPA ini telah mengotomatisasi lebih dari 60 proses dalam 44 proyek, yang menghasilkan penghematan sekitar 49.000 jam kerja atau setara dengan 23,78 Full-time Equivalent (FTE).
PHR juga mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai aplikasi, salah satunya adalah e-state & AI News Crawler yang memfasilitasi pemantauan isu secara cepat dan responsif. Selain itu, teknologi AI ini digunakan dalam pemantauan kinerja pompa, di mana kemampuan prediksi yang ditingkatkan mampu mengidentifikasi pompa yang melemah hingga 20 hari lebih cepat.
Tags: AI, Blok Rokan, digital, IoT, Pertamina, Pertamina Hulu Rokan, PHR, transformasi, WK Rokan