Mobitekno – Kondisi bear market (kondisi pasar yang menurun saat terjadi banyak aksi jual) sepanjang 2022 lalu telah membawa dampak negatif bagi industri cryptocurrency di seluruh dunia. Tidak sedikit crypto exchange besar mengalami kebangkrutan dan sentimen negatif yang berlarut-larut akhirnya mempengaruhi kondisi pasar kripto hingga memunculkan fenomena crypto wintor.
Kebangkrutan bursa kripto besar yaitu FTX pada tahun lalu sedikit banyak membuat pelaku di industri kripto, termasuk Indodax pun harus melakukan beberapa langkah antispasi agar pengguna/konsumen bursa kriptonya merasa aman. Salah satunya adalah telah mengumumkan hasil audit Proof of Reserve (PoR) dan Perhitungan Kecukupan Likuiditas Perusahaan.
Seperti diketahui, Indodax akhir November 2022 lalu menyarankan berbagai crypto exchange lain untuk melampirkan address tagging-nya di Etherscan.io (untuk Etheruem) dan dompet Bitcoin untuk meningkatkan kenyaman pengguna (member) dan meningkatkan transparansi masing-masing exchange.
Indodax juga telah meminta pihak regulator melakukan audit total kepada seluruh exchange crypto di Indonesia. Audit yang dimaksud ialah audit exchange secara keseluruhan bukan hanya sekadar proof of reserve, namun juga proof of liability (jumlah total deposit member yang tercatat di dalam exchange).
Hasil audit menunjukkan bahwa aset kripto dan aset lainnya yang dimiliki oleh Indodax telah sesuai dan benar, saldo kas dan piutang payment gateway melebihi total saldo kewajiban member pada tanggal yang sama, dan saldo aset kripto perusahaan juga melebihi total portofolio member pada tanggal yang sama.
“Di awal tahun ini, kami bekerjasama dengan auditor kenamaan Kreston Indonesia KAP Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo untuk melakukan audit ini. Ini merupakan salah satu bentuk konsistensi dan pembuktian kami kepada nasabah Indodax bahwa Indodax adalah crypto exchange terpercaya dan kami adalah crypto exchange yang memiliki likuiditas baik,” jelas Oscar dalam siaran pers, Jumat (12/5).
Indodax bekerja sama dengan auditor Kreston Indonesia KAP Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo untuk melakukan audit pada tanggal 31 Januari 2023, dan kemudian menerbitkan laporan AUP pada tanggal 18 April 2023.
Total reserve Indodax sebesar US$ 153.047.683,28 atau sekitar Rp 2,27 triliun dengan rincian reserve Bitcoin sebanyak lebih dari 2500 BTC, lebih dari 9999 ETH, lebih dari 1.986.590 USDT, 1.102.715.358.593 SHIB, dan 998.872 MATIC, dll.
Berdasarkan pernyataan resmi dari Kreston Indonesia KAP Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo, disebutkan bahwa tidak menemukan pengecualian atau ketidaksesuaian atas aset kripto yang dimiliki oleh Perusahaan (Indodax).
Proof of Reserve (PoR) adalah proses untuk melakukan verifikasi bahwa crpto exchange atau kustodian memegang aset yang diklaimnya untuk dimiliki atas nama pelanggannya. Ini dilakukan oleh auditor independen yang mengambil ‘snapshot’ dari kepemilikan bursa atau kustodian dan kemudian memverifikasi bahwa aset tersebut benar-benar ada.
PoR penting karena membantu membangun kepercayaan antara bursa dan kustodian dan pelanggan mereka. Dengan memberikan bukti cadangan mereka, bursa dan kustodian dapat menunjukkan bahwa mereka mampu membayar dan dana pelanggan aman. Ini dapat membantu mengurangi risiko penipuan dan pencurian.
Tags: aset kripto, audit kripto, Bitcoin, Crypto Exchange, Crypto Winter, cryptocurrency, Ethereum, indodax, PoR, Proof of Reserve