Mobitekno – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional dalam penanganan konten hoaks atau informasi bohong di dunia digital dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan artifisial atau artificial intelligence.
Menurut laporan Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) berdasarkan survei selama periode Agustus-September 2022, masyarakat Indonesia paling sering menemukan konten hoaks di platfom Facebook. Persentasenya lebih dari separuh, tepatnya 55,9%.
Selain Facebook, hoaks dijumpai juga pada platform berita online (16%), WhatsApp (13,9%), YouTube (13,1) dan televisi (10,9%). Sisanya, hoaks terdistribusi pada platform media sosial, seperti Instagram (7,4%), Twitter (2%), dan lain-lainnya (koran/majalah, Line, radio).
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan menyatakan potensi kerja sama dalam penciptaan fitur teknologi kecerdasan artifisial dalam membantu Kementerian Kominfo menjalankan pengawasan atas berita hoaks.
“Adanya kebutuhan dalam menciptakan sistem teknologi. Lewat kerja sama ini, Kominfo dan Korika BRIN akanmenciptakan teknologi kecerdasan artifisial untuk melakukan analisis berita hoaks dan sentimen,” jelasnya usai Penandatanganan Kerja Sama Pengembangan Natural Language Processing Artificial Intelligence antara Ditjen Aptika dan Korika BRIN di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis (13/04/2023).
Dirjen Semuel menjelaskan, Korika akan menghasilkan algoritma yang dibuat melalui teknik Natural Language Processing dan Machine Learning yang akan diberikan kepada Kominfo untuk dapat dimanfaatkan.
“Hasil yang diharapkan Kominfo dapat memanfaatkan teknologi Kecerdasan Artifisial dalam menjalankan fungsi pengawasan atas berita hoaks dan sentimen di sosial media,” tegasnya.
Ketua Umum Korika Prof. Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc.,IPU menyatakan kerja sama itu merupakan salah satu tindak lanjut penerapan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia (Stranas KA) yang diluncurkan pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada tanggal 10 Agustus 2020.
“Korika merupakan hasil pemikiran kolektif dan kolaboratif dari berbagai entitas yang melengkapi komponen quad helix, pemerintah, industri, akademis, dan komunitas. Untuk mengorkestrasi ekosistem kolaborasi untuk menghasilkan inovasi,” tuturnya.
Menurut Ketua Korika, kerja sama diformalkan ke dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) itu akan menjadi salah satu wujud nyata kolaborasi percepatan penerapan strategi nasional kecerdasan artifisial menuju Visi Indonesia 2045.
“Ini sejalan dengan pembentukan Korika yang merupakan gabungan pusat inovasi kecerdasan artifisial (PIKA) saat BPPT,” tegasnya.
Dalam acara itu, hadir Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kominfo Hary Budiarto, Plt. Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Aris Kusdaryono, Direktur Pengembangan Inovasi Korika Suryadi Putra, dan Direktur Membership Korika Rio Kiantara.
Tags: AI, Artificial Intelligence, BRIN, disinformasi, hoaks, Kemkominfo, Kominfo, Natural language processing, NLP, Stranas KA), Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia