Mobitekno – Indonesia berada di ambang peluang yang lebar untuk menjadi pusat digital di Asia. Momentum ini seharusnya dapat dimanfaatkan untuk masa depan yang menjanjikan. Dengan populasi yang menempati peringkat keempat secara global, sekitar 280 juta jiwa, Indonesia muncul sebagai pasar yang luas untuk industri digital.
Hal tersebut diungkapkan oleh Doni Ismanto Darwin, Pendiri IndoTelko Forum, dalam diskusi “Strategi Indonesia sebagai Digital Hub Asia” yang memperingati ulang tahun IndoTelko yang ke-12 di Jakarta, Rabu (6/12).
Doni menekankan perlunya Indonesia mengambil sikap yang lebih serius dalam mengemban peran sebagai pusat digital di Asia, mengutip manfaat potensial seperti pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing internasional.
“Posisi geografisnya yang strategis, infrastruktur digital yang berkembang pesat, dan keberadaan individu berbakat menjadikan Indonesia sebagai pusat digital yang tangguh di Asia,” ungkapnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa dalam lima tahun mendatang, para pemimpin Indonesia diharapkan kan lebih serius untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat digital. Pandemi telah menunjukkan bahwa negara-negara dengan infrastruktur digital yang kokoh tidak hanya bertahan, tetapi terus berkembang secara ekonomi.
Indonesia Siap Menjadi Pusat Digital di Asia
Mewujudkan aspirasi Indonesia sebagai pusat digital membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Doni menganjurkan peningkatan alokasi anggaran pemerintah untuk pengembangan infrastruktur digital, penyederhanaan regulasi yang menghambat pertumbuhan infrastruktur digital, dan mendorong kerja sama antara operator telekomunikasi dan penyedia layanan digital.
Kunci untuk mewujudkan visi ini adalah meningkatkan literasi dan kompetensi masyarakat dalam memanfaatkan ranah digital, memastikan bahwa Indonesia siap menjadi pusat digital yang berkembang di Asia.
Menanggapi hal tersebut, Ririek Adriansyah, Ketua Asosiasi Penyelenggara Layanan Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), menekankan bahwa memiliki basis pelanggan terbesar tidak secara otomatis menjadikan sebuah negara sebagai pusat regional.
Faktor lain yang krusial melibatkan dukungan infrastruktur yang kuat, kemudahan berbisnis, dan regulasi yang mendorong pertumbuhan industri yang berkelanjutan.
“Untuk memperkuat daya saing digital Indonesia secara global, diperlukan upaya dan kolaborasi yang sungguh-sungguh, terutama dari pemerintah, dalam bentuk kebijakan atau insentif yang mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi. Ini akan meningkatkan kemampuan penyedia telekomunikasi untuk berinvestasi dalam infrastruktur digital,” kata Ririek.
Ririek juga menyoroti pentingnya pengawasan pemerintah terhadap penempatan data di Indonesia, memastikan kontrol terhadap data yang sering disebut sebagai minyak baru, sejalan dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.
Sementara itu, Wayan Toni Supriyanto, Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika di Kementerian Komunikasi dan Informatika, memperkuat komitmen pemerintah untuk meningkatkan transformasi digital di berbagai sektor. Ini melibatkan pemanfaatan teknologi komunikasi terkini, perluasan jaringan 4G ke daerah pedesaan, penerapan teknologi 5G, dan pemanfaatan satelit di orbit rendah.
“Kominfo akan berperan sebagai orkestrator di sektor TIK untuk menguatkan upaya transformasi digital dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital, mewujudkan Indonesia sebagai pusat digital di Asia,” ujar Wayan Toni.
Kontribusi Bersama untuk Transformasi Digital
Yulis Widyo Marfiah, Pelaksana Tugas Direktur Layanan TI Masyarakat dan Pemerintah di BAKTI – Kominfo, menjelaskan peran BAKTI dalam mempercepat ekspansi infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet.
BAKTI fokus pada penyusunan peta jalan transformasi digital di sektor strategis melalui kolaborasi dengan industri telekomunikasi. Inisiatif termasuk mempercepat integrasi pusat data nasional, merumuskan regulasi, skema pendanaan untuk transformasi digital, dan mengatasi kebutuhan bakat digital.
“Kami berencana mengintegrasikan palapa ring pada 2022-2024 dan memperkenalkan satria pada 2025, dengan mempertimbangkan kebijakan fiskal pemerintah,” kata Yulis Widyo Marfiah.
Bogi Witjaksono, CEO CFU Wholesale & International Business di Telkom, memberikan gambaran tentang inisiatif Telkom untuk membangun ekosistem digital, dengan menekankan pengembangan agresif pusat data di dalam dan luar negeri serta kabel bawah laut yang menghubungkan benua barat dan timur.
Inisiatif ganda Telkom bertujuan untuk memperkuat konektivitas internasional dan mengintegrasikan seluruh pusat data ke dalam ekosistem digital Indonesia, membentuk pusat konektivitas data yang bersatu.
Hendri Mulya Syam, CEO Telkomsel, mengakui kondisi geopolitik dan ekonomi global yang sulit, namun memperkirakan ekonomi digital Indonesia akan tumbuh pada tingkat dua digit, didorong oleh sektor-sektor seperti healthtech, edutech, fintech, e-commerce, logistik, hospitality, leisure, dan agritech.
Selain pertumbuhan vertikal, sektor horisontal seperti IoT, Cloud, Big Data, AI, dan keamanan siber juga diharapkan tumbuh pada tingkat dua digit, mengatasi kebutuhan transformasi digital yang cepat oleh bisnis.
Menyoroti dominasi penduduk digital di Indonesia, Hendri melihat kota-kota kecil (tier 2 dan 3) menjadi pusat ekonomi baru pada 2025. Pertumbuhan ini, didukung oleh infrastruktur digital yang kuat dan akses internet yang handal, menandakan potensi Indonesia sebagai pusat digital di Asia.
Tags: Digital Hub, Indonesia, Jaringan 4G, pusat digital, transformasi digital