Mobitekno – Red Hat, Inc., belum lama ini kembali memperkenalkan sejumlah kemampuan baru. Kemampuan ini disematkan pada Red Hat Enterprise Linux dan Red Hat OpenShift, yang dirancang untuk membantu enterprise mendorong edge computing mereka ke hybrid cloud.
Hadirnya fitur baru di Red Hat Enterprise Linux membuat platform Linux terkemuka di dunia ini dapat memaksimalkan stabilitas sistem dan mempertahankan workload yang independen di ruang fisik yang lebih kecil. Adapun Red Hat OpenShift, platform Kubernetes enterprise terkemuka di industri, kini memiliki node architecture sehingga para pekerja yang bekerja secara remote dapat mengimplementasikan Kubernetes di ruang yang terbatas maupun dari jarak jauh.
Stefanie Chiras, senior vice president and general manager, Red Hat Enterprise Linux, Red Hat, mengatakan “Linux kelas enterprise dan platform Kubernetes yang komprehensif telah menjadi tulang punggung bagi hybrid cloud, sehingga kehadiran teknologi-teknologi ini semakin dibutuhkan oleh edge computing yang sedang bertumbuh,”
“Berbagai kemampuan baru dari Red Hat Enterprise Linux dan Red Hat OpenShift telah memungkinkan enterprise menciptakan berbagai inovasi berbasis standar terbuka di seluruh lingkungan IT mereka, dari ruang-ruang server dan lingkungan virtual sampai ke public cloud dan lokasi paling terpencil sekalipun dari jaringan enterprise mereka.” ungkap Chiras.
Menurut Worldwide Edge Spending Guide dari IDC, market edge computing di seluruh dunia diperkirakan akan mencapai US$250,6 miliar pada 2024, dimana software yang berkaitan dengan edge diprediksi akan mencapai setidaknya 21 persen dari pengeluaran tersebut.
Red Hat yakin sekali bahwa edge computing membutuhkan open hybrid cloud, yang dibangun di atas fondasi Linux kelas enterprise dan Kubernetes yang siap produksi. Dengan pembaruan hari ini, baik Red Hat Enterprise Linux dan Red Hat OpenShift semakin memiliki kelengkapan yang lebih baik untuk memenuhi permintaan tersebut.
Enterprise Linux, Siap untuk Edge
Ruang fisik yang kecil, lokasi yang jauh, dan konektivitas yang terbatas pada perangkat edge telah menghadirkan tantangan bagi operating system tradisional namun memiliki fitur yang lengkap, tapi tidak bagi Red Hat Enterprise Linux. Peningkatan pada Red Hat Enterprise Linux 8.3, dapat digunakan baik di core datacenter maupun di berbagai remote server yang berada di ruang-ruang sempit.
Platform tersebut juga menghadirkan tingkat dukungan, stabilitas, dan fitur-fitur keamanan yang dibutuhkan dalam implementasi edge kelas enterprise. Pembaruan yang berfokus pada edge untuk Red Hat Enterprise Linux meliputi:
- Pembuatan operating system image yang cepat untuk edge melalui fitur bernama Image Builder. Fitur ini akan memudahkan organisasi IT menciptakan image yang diciptakan khusus untuk memecahkan berbagai masalah arsitektural yang melekat pada edge computing, tetapi dapat juga disesuaikan untuk kebutuhan tertentu.
- Device update secara remote melalui mirroring untuk melakukan berbagai update pada saat terjadi reboot pada perangkat atau sumber listrik, sehingga membantu membatasi downtime dan intervensi manual dari tim respons IT.
- Update Over-the-air yang mentransfer lebih sedikit data dengan tetap mendorong code yang diperlukan, sehingga menjadi fitur ideal bagi lokasi dengan konektivitas terbatas.
- Intelligent rollbacks yang dibangun berbasis kemampuan OSTree, sehingga pengguna bisa melakukan pengecekan masalah yang spesifik pada workload mereka, seperti mendeteksi terjadinya conflict atau masalah code. Ketika sebuah masalah terdeteksi, image akan secara otomatis mencari update terakhir yang paling bagus, sehingga mencegah terjadinya downtime yang tak perlu di edge.
Di luar kemampuan baru pada teknologi hybrid cloud tadi, Red Hat juga menghadirkan suatu ekosistem partner yang ekstensif untuk menjalankan edge kelas enterprise yang komplit. Kerjasama terkini dengan Samsung dan NVIDIA memperlihatkan bahwa kolaborasi ini telah membantu memperluas jangkauan kepemimpinan Red Hat di bidang edge di seluruh bentuk use case enterprise, untuk mendukung workload edge yang sangat penting, termasuk AI dan 5G.
Dave McCarthy, research director, Edge Strategies, IDC, menyatakan bahwa produk dan layanan di edge telah menciptakan gelombang transformasi digital berikutnya secara global dan di hampir seluruh industri, dimana para vendor teknologi edge kini sedang mencari peluang pasar yang substansial dalam beberapa tahun ke depan.
“Software provider seperti Red Hat yang menghadirkan berbagai teknologi datacenter yang ada saat ini, seperti Red Hat Enterprise Linux dan Red Hat OpenShift, jelas berada pada posisi yang tepat untuk meraih keuntungan di dalam trend yang semakin mengedepankan edge computing ini.” pungkas McCarthy.
Tags: Cloud, edge computing, hybrid cloud, Open Hybrid Cloud, Red hat Enterprise Linux