Mobitekno – Penetrasi lembaga keuangan berbasis syariah di Indonesia masih menunjukan angka yang sangat rendah. Padahal, Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Menyikapi hal itu, ALAMI, sebuah financial technology berbasis syariah pertama di Indonesia, berupaya untuk mendukung pengembangan industri keuangan berbasis syariah di Indonesia.
Atas dasar itulah, PT Alami Teknologi Sharia (ALAMI) berupaya untuk memenuhi prinsip syariah (Sharia Compliance) melalui model bisnis fintech dengan menghadirkan solusi dalam bentuk platform pembiayaan UKM yang mengedepankan nilai keadilan (fairness) dan keterbukaan (transparency), sebagai komitmen perusahaan dalam penerapan bisnis model yang bersifat Sharia-Driven, satu langkah lebih maju dari penerapan Sharia-Compliance.
Melalui platform tersebut, perusahaan diharapkan dapat berperan aktif dalam mengembangkan ekosistem ekonomi syariah bersama para pemangku kepentingan dan mewujudkan agenda “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” (Sustainable Development Goals / SDG), selaras dengan program yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut CEO dan Founder ALAMI, Dima Djani, menjelaskan salah satu bentuk implementasi dari Sharia-Driven yang diterapkan oleh ALAMI, selain menjembatani solusi pebiayaan juga memberikan pendampingan bagi penerima pembiayaan berupa kerjasama pelatihan usaha dalam mengembangkan kualitas keuangan dan usaha para UKM.
Sehingga menurut Dima, kemitraan yang terwujud tidak hanya terfokus pada profit maximization, namun impact-maximization, yaitu memiliki tujuan moral untuk berbuat baik, menghasilkan dampak sosial atau lingkungan yang terukur, serta membangun sistem keuangan untuk semua.
Lebih jauh, Dima menjelaskan, dengan penetrasi ekonomi syariah yang masih rendah, hal itu menunjukan bahwa potensi pembiayaan dan bisnis yang berbasis syariah masih sangat besar sekali. Hal itu dapat dilihat juga dengan semakin banyaknya trend hijrah dan trend halal yang terjadi di msyarakat.
“Dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir, ALAMI terus mengalami peningkatan jumlah penerima pembiayaan. ALAMI telah membantu 10 UKM di Indonesia, dengan total pembiayaan sebesar Rp 20 miliar. Selain itu, dari 80 UKM yang mendaftar di platform ALAMI, sudah ada 50 UKM yang lolos screening awal dan berada pada tahap analisa pihak mitra institusi keuangan syariah,” ungkap Dima, di Jakarta, Rabu (20/11).
Dima juga menjelaskan bahwa umumnya, penerima pembiayaan ALAMI berasal dari industri halal dengan bidang usaha manufaktur, industri kreatif, perdagangan, jasa kesehatan, dan pendidikan.
Peningkatan tersebut menurut Dima karena didukung oleh teknologi ALAMI yang dapat melakukan screening (menyaring) calon penerima pembiayaan dalam waktu 1 (satu) hari, dengan persentase keberhasilan screening diterima oleh mitra institusi keuangan syariah sebesar 80%. Selanjutnya mitra tersebut yang akan melakukan verifikasi data calon penerima pembiayaan sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) sebelum proses pencairan dana.
Dalam penyediaan layanan pembiayaan syariah bagi para UKM, ALAMI bekerjasama dengan 5 mitra institusi keuangan syariah yakni Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Jamkrindo Syariah, dan Kapital Boost.
Selain menyediakan solusi pembiayaan bagi UKM, saat ini ALAMI sedang mengembangkan fitur donasi bersama para stakeholder dalam sektor pendidikan. Hal itu sejalan dengan nilai syariah agar bermanfaat terhadap pihak yang membutuhkan, serta mewujudkan pembangunan yang bertanggung jawab secara sosial.
Platform pembiayaan tersebut menurut Dima, diharapkan dapat memberikan dorongan bagi pengembangan ekonomi syariah nasional. “Kami berharap, melalui inisiatif sesuai dengan prinsip syariah yang dilakukan ALAMI, kedepannya juga dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia dan berdampak signifikan bagi keadaan makro ekonomi secara keseluruhan,” ujar Dima lebih lanjut.
Alami adalah merupakan perusahaan rintisan (startup) teknologi di bidang keuangan (fintech) pertama yang menjadi agregator pembiayaan untuk UKM di Indonesia, melalui pengembangan teknologi dalam bentuk platform marketplace dan credit scoring.
ALAMI telah berhasil memperoleh posisi runner-up pada INSEAD Venture Competition (IVC) ke
35 yang diadakan pada periode September – Desember 2017 di Singapura dan Prancis. Kompetisi ini diikuti sekitar 65 perusahaan start-up dari seluruh dunia. IVC merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh INSEAD Business School, sekolah bisnis tingkat pascasarjana yang berlokasi di Singapura, Abu Dhabi, dan Fontainebleau di Prancis.
Tags: Dima Djani, Financial Technology, FinTech, Fintech Syariah pertama, PT Alami Teknologi Sharia, Sharia Compliance, Sharia Driven