Mobitekno – Perusahaan besar membeli (mengakuisisi) perusahaan kecil untuk pengembangan bisnis bukanlah hal baru. Bahkan dalam satu dekade ini tidak jarang terjadi perusahaan besar pun dapat diakuisisi atau merger dengan perusahaan besar lainnya demi kelangsungan bisnis mereka ke depan.
Namun kabar yang santer belakangan ini tentang rencana Microsoft akan membeli Valve Corporation, pengembang dan distribusi game asal AS, tentu menarik perhatian para PC gamer. Wajar saja mengingat game ber-title Counter-Strike, Dota 2, Half-Life, Portal, hingga Left 4 Dead besutan Valve terbilang populer di kalangan PC gamer.
Perlu diketahui juga, Valve sebagai distributor game juga telah cukup lama eksis dengan layanan Steam sebagai platform distribusi digital, lengkap dengan fasiltias DRM (igital rights management), multiplayer gaming, video , dan layanan social networking.
Bukan hanya Valve, Microsoft juga dikabarkan mengincar pengembang/distributor game besar lainnya, yakni Electronic Arts Inc. (EA). Rumor akan dibeli perusahaan pengembang dan distributor game besar oleh perusahan besar lainnya dapat saja terjadi. Aplagi bisa disangkut pautkan dengan Microsoft.
Seperti kita ketahui, rakasasa software Microsoft baru saja melaporkan pendapatan positifnya yang mencapai US$ 28,9 miliar yang dikontribusikan oleh tiga divisinya.
Baik divisi Productivity & Business Processes (Office 365), divisi Intelligent Cloud (Azure cloud), dan divisi Personal Computing (Windows, Surface, Xbox) semuanya mengalami pertumbuhan positif.
Jadi, cukup masuk di akal apabila keuntungan ini mungkin dikonversikan Microsoft untuk pengembangan bisnis di sektor lainnya, yang dalam hal ini mengakusisi akuisisisi perusahaan game seperti Valve.
Apabila jaringan Steam menjadi milik Microsoft, salah satu hal yang menjadi perhatian para gamer adalah bagaimana integrasinya kelak dengan platform digital distribution Microsoft, yaitu Windows Store.
Sejauh ini, sang pendiri Valve, Gabe Newell sudah memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh salah satu pengguna layanan Steam tentang kebernar rumor tersebut. Jawaban dari Newell singkat, “Not that I’m aware of.”
Intinya Newell ingin menjawab bahwa menurutu spengetahuannya rumor akuisisi Valve oleh Microsoft tersebut tidaklah benar. Singkat dan jelas. Benarkah ini berarti Valve tidak akan diakuisisi oleh Microsoft.
Hal yang perlu dipertimbangkan juga adalah, Gabe Newell mengawali karirnya selama lebih dari satu dekade di Microsoft. Salah satu keterlibatan pentingnya di Microsoft adalah pengembanga Windows versi awal (Windows 1.01, 1.02, dan 1.03). Apakah ikatan historis inilah yang akhirnya mempertemukan kedua perusahaan? Kita lihat saja nanti.
Tags: Akuisisi, distributor game, Gabe Newell, game developer, Microsoft, Steam platform, Valve