February 16, 2017

Indonesia Kirim Satu Satelit ke Angkasa, India Bisa Langsung 104 Satelit. Ada yang Salah?

Penulis: Iwan RS
Indonesia Kirim Satu Satelit ke Angkasa, India Bisa Langsung 104 Satelit. Ada yang Salah?  

MOBITEKNO – Badan antariksa India, ISRO (Indian Space Research Organisation), patut berbangga karena berhasil mencatatkan torehan fantastis dalam sejarah peluncuran satelit dunia.

ISRO dilaporkan sukses meluncurkan 104 satelit ke masing-masing orbitnya di ruang angkasa hanya dalam kisaran waktu 18 menit, cukup dengan menggunakan satu roket. 

Satelit yang dibawa dan diluncurkan roket PSLV (Polar Satellite Launch Vehicle) milik ISRO tersebut, diantaranya membawa 88 satelit mini ‘Dove’ dari Planet, satelit pencitraan jarak jauh (2-D high-resolution) dari Cartosat, satu satelit imaging milik perusahaan swasta AS, dan 15 satelit dari pesanan beberapa negara lainnya.

Rekor ISRO dalam meluncurkan 104 satelit dalam satu tahap peluncuran roket sekaligus melampui rekor sebelumnya yang dipegang Rusia yang sebelumnya berhasil meluncurkan 37 satelit sekaligus pada tahun 2014 lalu.

Keberhasilan badan antariksa ISRO ini menempatkan India menjadi salah satu pemain penting dan disegani dalam bisnis satelit, baik untuk tujuan komunikasi atau untuk misi surveillance. Di era komunikasi saat ini, peranan satelit amatlah vital bagi setiap negara, baik untuk kepentingan bisnis maupun keamanan negara.

Pentingnya peranan satelit sudah lama disadari pemerintah Indonesia sebagai negara kepulauan besar. Tidak heran pemerintah Indonesia, melalui PT Telkom ((PT Telekomunikasi Indonesia Tbk) secara rutin meng-updgrade satelitnya, seperti yang baru-baru ini dilakukan Telkom dengan meluncurkan satelit komunikasi geostasioner baru Telkom-3S bersamaan dengan India (ISRO) meluncurkan 104 satelitnya sekaligus.

""

Satelit Telkom 3S dipasangkan pada bagian atas roket ARIANE 5. 

Meski sudah memahami pentingnya satelit bagi kemajuan bangsa, Indonesia masih serba tanggung dalam penguasaan teknologi satelit. Kita jangan dulu membandingkan Indonesia dengan negara Amerika Serikat, Rusia atau negara Eropa lainnya. Dengan negara Asia lainnya saja, seperti India atau Cina, Indonesia masih jauh tertinggal. 

Meski sama-sama sudah memiliki satelit sendiri yang mengorbit di jagat angkasa, penguasaan teknologi satelit Indonesia masih tertinggal dari India dan Cina. Di saat Indonesia masih berstatus 'konsumen' satelit, kedua negara Asia tersebut sudah lebih mandiri dalam meluncurkan satelitnya tanpa harus membeli dan menyewa roket untuk meluncurkannya ke orbit.

Cukup miris memang jika Indonesia relatif masih tertinggal dari kedua negara tersebut, padahal satelit bukanlah barang baru bagi negara 'kaya dan makmur' ini. Indonesia sebenarnya sudah melibatkan diri dalam urusan satelit sejak 4 dekade lalu. Satelit pertama Indonesia, Palapa A1 milik Perumtel (kini bernama Telkom) sudah mengorbit sejak tahun 1976.

Saat ini ada beberapa satelit milik pemerintah atau swasta Indonesia yang (masih) mengorbit di angkasa. Selain satelit Telkom-3S berbobot 3,5 ton seharga US$ 215 juta (termasuk biaya peluncuran dan asuransi) yang baru saja diluncurkan, Indonesia masih memiliki satelit BRIsat, Indosat-2, Palapa D, Palapa C2, Telkom-1, Telkom-2, dan Garuda-1 yang mengorbit di ruang angkasa.

Apakah Indonesia sudah cukup puas menempatkan dirinya sebagai negara yang berpengalaman dalam pengoperasian satelit atau masih punya keinginan kuat untuk 'naik pangkat' menjadi negara yang juga lebih mandiri dalam meluncurkan satelitnya sendiri, seperti Cina dan India?

Minat Indonesia dengan satelit sebenarnya sangat tinggi. Bayangkan saja, bank 'pelat merah' BRI juga kepincut memiliki satelit sendiri dengan alasan bisa menghemat biaya operasi hingga 40 persen atau sekitar Rp 200 miliar. Satelit BRIsat yang dikluncurkan pada Juni tahun lalu menjadikan BRI menjadi bank pertama di dunia yang mengoperasikan satelit sendiri untuk mendukung operasional perbankannya.

Terlepas dari masalah ekonomi RI yang masih menjadi hambatan terbesar bagi riset dan pengembangan ruang angkasa, pemerintah/bangsa Indonesia harus serius dan konsisten menyusun visi dan misi luar antariksanya di masa mendatang. Termasuk di dalamnya penguasan teknologi satelit.

Pentingkah penguasaan teknologi di bidang ini? Sangat penting, terlebih mengingat keutuhan dan kedaulatan NKRI sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah yang mencapai 1,9 juta km persegi sangat membutuhkan dukungan satelit.


 

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS