MOBITEKNO – Sebagai bentuk nyata kunjungan Donald Trump untuk memenui presiden Cina, Xi Jinping, belum lama ini, kerjasama bisnis antara kedua negara sudah mulai terlaksana. Salah satunya adalah kerjasama kemitraan produsen smartphone Vivo dan desainer chip (semikonduktor) Qualcomm.
Kedua perusahaan teknologi ini sepakat meningkatkan kerjasamanya ke tahap lebih lanjut dalam penelitian dan pengembangan teknologi baru yang inovatif, khususnya di industri mobile device dan telekomunikasi.
Dalam sebuah nota kesepahaman (MOU) yang ditandatangani 9 November lalu, keduanya sepakat untuk melakukan kerjasama bernilai miliaran Dollar (US$), termasuk hak paten dan teknis.
Dengan kepakatan ini, Qualcomm siap berkomitmen untuk memasok kompenen dengan total nilai US$ 4 miliar ke produsen smartphone China tersebut.
Kesepakatan ini bukan yang pertama kalinya bagi Vivo dan Qualcomm. Sebelumnya di ajang MWC Shanghai 2017, keduanya juga sepakat mengembankan teknologi sensor sidik jari (fingerprint scanning) yang diimplementasikan secara langsung pada layar smartphone Vivo.
Smartphone dengan sensor sidik jari di layar ini (Under Display Fingerprint Scanning) ini rencananya akan diluncurkan Vivo ke pasar global pada awal tahun depan.
Selain Under Display Fingerprint Scanning, keduanya juga akan berkolaborasi mengembangan teknologi biometric lainnya, seperti 3D face recognition (pengenalan wajah 3D), palm print recognition, dan iris recognition.
Tidak ketinggalan pula adalah kerjasama mereka dalam mengembangkan memformulasikan standar 5G sebagai penerus standar dari standar 4G LTE yang ada saat ini.
Kerjasama dengan Qualcomm juga menjadi ‘modal’ bagi Vivo yang sedang bersiap melakukan ekspansi pasar secara global. Menurut Vivo, konsumen di negara Russia, Taiwan, Singapura, dan negara-negara Afrika lainnya akan segera dapat membeli berbagai lini smartphone Vivo pada awal tahun depan.
Tags: Chipset, Mobile, Qualcomm, Smartphone, Under Display Fingerprint Scanning, Vivo