November 13, 2017

Dibayangi Akuisisi, Qualcomm Justru Sukses Ikat Janji Kontrak US$ 12 Miliar dengan Xiaomi, Vivo, dan Oppo

Penulis: Iwan RS
Dibayangi Akuisisi, Qualcomm Justru Sukses Ikat Janji Kontrak US$ 12 Miliar dengan Xiaomi, Vivo, dan Oppo  

MOBITEKNO – Riset menunjukkan bahwa pada tahun 2020 nanti akan ada 6,1 miliar pengguna smartphone di seluruh dunia. Sebagian besarnya akan didominasi pengguna yang berada di  kawasan Asia.

Sebagai salah satu produsen chipset mobil device global yang dominan saat ini, Qualcomm sudah pasti merasakan dampak positif dari pertumbuhan smartphone tersebut. Pasar Asia, seperti Cina pun menjadi ‘wangi’ bagi raksasa semikonduktor dan peralatan telekomunikasi ini. 

Kunjungan resmi Presiden AS, Donald Trump, ke Cina diprediksi akan menjadi momentum kejasama perdagangan penting bagi kedua negara Adi Kuasa tersebut. Salah satu agenda penting Trump di negara Tirai bambu nantinya menandatangani kerjasama bisnis perusahaan AS dan Cina yang nilainya digadang-gadang mencapai U$ 250 miliar.

Salah satu kesepakatan bisnis yang akan ditandatangani mereka adalah nota kesepahaman yang tidak mengikat (non-binding MOU) antara Qualcomm dan salah satu produsen smartphone terbesar di Cina, yaitu Xiaomi, Vivo, dan Oppo.

Absennya Huawei sebagai salah produsen smartphone besar Tiongkok lainnya semata-mata karena perusahaan tersebut sudah memilih untuk mengembangkan chipset berdesain sendiri, yaitu prosesor HiSilicon Kirin.

 

Nota kesepahaman senilai US$ 12 miliar ini menunjukkan komitmen Qualcomm untuk menjual produk komponenenya, utamamnya chipset, ke Xiaomi, Vivo, dan Oppo selama kurun waktur tiga tahun mendatang.

Seperti diketahui, pasar Cina berkontribusi lebih dari separuh pendapatan Qualcomm selama ini. Jadi, adanya kesepakatan baru ini sudah pasti akan membawa manfaat bagi keduanya.

Sebagai produsen mobile chipset terbesar di di dunia, masa depan positif terbuka luas bagi Qualcomm. Namun, adanya laporan minggu lalu yang menyebutkan Qualcomm mungkin diakuisisi rivalnya di semikonduktor, Broadcom, dengan nilai sekitar US$ 105 miliar justru mengundang beberapa pertanyaan tersendiri.

Padahal dua tahun lalu (2015), Broadcom justru baru diakuisisi oleh perusahaan Singapura, Avago Technologies senilai U$ 36 miliar untuk kemudian melebur menjadi Broadcom Limited. Di sisi lain, Qualcomm juga sedang dalam proses akusisi NXP Semiconductors.

Pertumbuhan bisnis semikonduktor di beragam industri menjadi salah satu alasan dinamisnya perusahaan semikonduktor. Baik dengan kerjasama, merger, ataupun akuisisi.

 

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS