MOBITEKNO – Bersaing di pasar yang sama (smartphone) tidak membuat Nokia ‘pantang’ bekerjasama dengan kompetitornya Xiaomi. Santer terdengar jika Nokia akan menggunakan prosesor buatan Xiaomi, Surge S1, untuk smartphone Nokia kelas menengah (mid-range) di masa mendatang.
Kerjasama terjadi jika kedua belah pihak diuntungkan. Nokia yang berafiliasi dengan HMD (HMD Global Oy) dalam urusan pengembangan dan pemasaran smartphone merek Nokia di pasar global boleh jadi akan mendapatkan harga prosesor yang lebih menarik.
Lalu, apa yang didapatkan Xiaomi dengan menjual chip/prosesor smartphone ke Nokia/HMD yang notabene pesaingnya di pasar smartphoe? Selain
mengincar keuntungan 'jualan' chip untuk smartphone, Xiaomi mungkin melakukan kesepakatan dengan Nokia untuk mendapatkan berbagai paten teknologi mobile penting yang banyak dimiliki perusahaan Finlandia tersebut.
Seperti diketahui, Nokia dan Xiamoi barus saja menandatangani kesepakatan (MOU) lintas paten yang berfokus pada teknologi data center. Kesepakatan tersebut mungkin akan lebih diperluas ke berbagai aspek lain, seperti teknologi IoT (Internet of Things), AR (Augmented Reality), VR (Virtual Reality), dan Artificial Intelligence (AI). Jadi, bukan suatu kejutan jika kerjasama juga terjadi dalam bisnis chip.
Prosesor Surge S1 selama ini sudah digunakan Xiaomi pada smartphone kelas menengahnya, Mi 5c yang dirilis awal tahun ini. Prosesor yang dimanufaktur melalui teknologi TSMC HPC 28 nm ini membawa dealapan CPU core Cortex-A53 64-bit dalam konfigurasi big.LITTLE (4 big core 2,2 GHz dan 4 LITTLE core 1,4 GHz).
Selain CPU, Surge S1 juga mengusung GPU Mali T860 (quad-core graphics) untuk pengolahan grafis, dukungan VoLTE (Voice over LTE), media storage eMMC 5.0, RAM dual-channel LPDDR3 (933 Mhz), DSP 32-bit,
Xiaomi memposisikan chip Surge S1 sebagai rival untuk prosesor smartphone (mobile platform) Qualcomm Snapdragon 625, Huawei HiSilicon Kirin 655, dan MediaTek Helio P20.