May 22, 2016

Snowden Kritik Enkripsi yang Tidak Langsung Aktif Otomatis di Messaging App Google Allo

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Snowden Kritik Enkripsi yang Tidak Langsung Aktif Otomatis di Messaging App Google Allo 

MOBITEKNO – Google tidak mau menjadi penonton di dunia aplikasi pesan (messsaging app) yang diramaikan oleh WhatsApp, Facebook Messenger, iMessage, Telegram, BBM, Line, dan lainnya. Raksasa Internet itu akhirnya mengumumkan messsaging app terbarunya, Allo, di konferensi developer tahunan Google I/O 2016.

Respons awal sejauh ini bisa dikatakan positif terhadap Allo meski tidak sedikit meragukan kesuksesannya mengingat Google Allo hadir cukup telat di saat dunia messsaging app mulai berada di fase jenuh dengan banyaknya messsaging app saat ini.

Meskipun datang belakangan, Allo bukannya tidak memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan messsaging app lainnya. Selain interface menarik, Allo menyediakan fungsi emoji unik (ukuran gambar bisa diatur sesuai keinginan sebelum dikirimkan), end-to-end encryption, auto-deleted message, dan lebih penting lagi dukungan ‘Google assistant’ pada fitur ‘smart reply’ yang memberikan rekomendasi, input, dan jawaban suatu pertanyaan bagi pengguna.

Dengan fitur menarik dan integrasi kuat dengan berbagai layanan Google lainnya, banyak pihak yakin Allo akan mendapat sambutan positif dari pengguna di seluruh dunia. Meski demikian, ada satu orang yang tidak menganjurkan Allo digunakan sebagai messaging app berkaitan dengan fitur enkripsinya.

Orang tersebut adalah Edward Snowden, mantan anggota badan NSA (National Security Agency) yang punya banyak julukan, mulai dari ‘buronan internasional’, ‘pahlawan’, whistleblower, patriot, hingga pengkhianat akibat ribuan dokumen rahasia yang dibocorkannya selama ini.

Snowden melalui tweet-nya menyatakan, "Keputusan Google untuk menonaktifkan fitur enkripsi end-to-end secara default di aplikasi chat Allo adalah berbahaya dan membuat Allo tidak aman digunakan. Oleh karena itu jangan gunakan sekarang".

Apa alasan Google tidak mengaktifkan fitur enkripsi end-to-end secara default (otomatis) seperti kebanyakan messsaging app lainnya? Google hanya menyediakan “Incognito Mode” yang akan mengaktifkan enkripsi untuk percakapan tertentu sehingga baik Google, hacker, atau penegak hukum tidak dapat menyadap suatu percakapan.

Seperti Apple, Facebook, beserta perusahaan teknologi lainnya, Google sudah menyatakan menolak permintaan pihak tertentu (FBI, NSA) agar tidak menaktifkan fitur enkripsi di smartphone. Sayangnya menurut Snowden, pilihan untuk tidak mengaktifkan ‘Incognito Mode’ secara langsung (otomatis) masih membuka celah keamanan dan membuka peluang bagi aksi penyadapan.

Meski Google tidak memberikan alasan pasti fitur enkripsi tidak otomatis aktif di Allo, seorang karyawan di tim sekuriti produk Google, Thai Duong, mencoba memberikan sedikit gambaran mengenai hal tersebut.

Dong yang awalnya menyayangkan absennya enkripsi otomatis di Googel Allo akhirnya memberikan alasan diplomatis bahwa keputusan ini dilakukan untuk memberikan manfaat bagi pengguna agar pesannya bisa diproses oleh sistem AI (artificial intelligence), dalam hal ini Google assistant. Dengan demikian, Allo pun bisa menawarkan opsi auto-reply berdasarkan konteks percakapan yang dilakukan.

Asisten digital, misalnya akan secara otomatis merekomendasikan restoran terdekat atau lokasi pertemuan saat kedua pihak yang sedang melakukan percakapan untuk menentukan lokasi pertemuan yang akan diagendakan.

Google dengan kecerdasannya, mencoba menentukan lokasi yang cocok bagi kedua pihak, berdasarkan jarak, tempat biasa berkumpul, tempat yang baru dibuka/promo, atau parameter lainnya hingga akhirnya memberikan rekomendasinya.

Sederhananya, Google hanya ingin memberi pilihan bahwa pengguna Allo. Mau nyaman dengan ‘ditemani’ dukungan digital asisten pintar gunakan Allo dalam mode non-enkripsi (deafut). Namun, bagi pengguna yang menjunjung tinggi privasi di atas segalanya silahkan mengaktifkan fitur enkripsi (incognito mode) pada Allo.

 

 

Tags: , , , , , , , ,


COMMENTS