May 22, 2016

Apa Perbedaan Snapdragon 820A untuk Mobil Pintar dan Snapdragon 820 untuk Ponsel Pintar?

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Apa Perbedaan Snapdragon 820A untuk Mobil Pintar dan Snapdragon 820 untuk Ponsel Pintar? 

MOBITEKNO – Sewaktu PC masih berjaya, ada ikatan harmonis antara Microsoft dan Intel. Microsoft dengan ekosistem software yang bermuara di Windows dan Intel dengan ekosistem hardware PC yang berbasiskan CPU x86. Kini, ikatan harmonis antara dua perusahaan teknologi juga terjadi antara Google dan Qualcomm.

Keharmonisan Google dan Qualcomm yang sudah terjalin di platform Android dalam ekosistem mobile device tampaknya akan memasuki babak baru di dunia otomotif dengan hadirnya chipset untuk mobil pintar Snapdragon 820A/820Am dan Snapdragon 602A (baca juga: ‘Qualcomm Dukung Android dalam Mobil dengan Prosesor Snapdragon 820A dan 602A’).

Platform pengembangan aplikasi otomotif yang kompatibel dengan Snapdragon 820A/820Am/602A pun sudah siap, yaitu Automotive Development Platform (ADP) berupa board development kit ADP Snapdragon 820A yang dibuat oleh Intrinsyc.

Board development kit ADP Snapdragon 820A dari Intrinsyc ini terdiri dari sistem Android 6.0 Marshmallow dan chipset Snapdragon 820A dengan touchscreen display 4K, WiFi, BT, GPS, dan pilihan modem LTE. Qualcomm, Google, dan Intrinsyc berharap bisa membuat Android menjadi sebuah platform utama yang menggerakkan inovasi di ranah otomotif.

Intrinsyc ADP S820A kit akan menyasar para pelaku di industri otomotif, mulai dari OEM, Tier1s, dan mitra ekosistem lainnya dalam beragam produk in-vehicle infotainment (IVI) dan ADAS (advanced driver assistance systems).

Apabila ingin dibandingkan antara chip/SoC mobile Qualcomm yang laris manis di smartphone flagship, Snapdragon 820 dengan chip Snapdragon 820A (820Am dengan integrasi LTE) untuk industri otomotif, kita bisa mulai dari kesamaan di antara kedua chip tersebut.

Baik Snapdragon 820 dan 820A terdiri dari CPU dengan empat custom core Kryo (dua high-performance core dan dua two low-performance core). Kedua pun sama -sama menggunakan GPU Adreno (624 Mhz), DSP Hexagon 680, dan ISP (image signal processor) 14 bit.

Semakin kompleksnya sistem dan data yang dibutuhkan di mobil (bukan hanya sekadar untuk hiburan di dalam kabin) melandasi Qualcomm untuk menawarkan kemampuan ‘data processing’ pada chip smartphone pintarnya tersebut ke mobil dengan bebeberapa penyesuaian.

Beberapa penyesuaian inilah yang akhirnya dihadirkan pada chip Snapdragon 820A yang juga berjalan pada platform berbasis Android yang juga diproyeksikan ke industri otomotif. Penyesuaian tentunya bisa berupa spesifikasi daya chip lebih fleksibel, tidak seperti Snapdragon 820 yang lebih berfokus pada efisiensi (baterai).

Ada pula penyesuaian kemampuan multi processing untuk fungsi spesifik di mobil, dan integrasi chip dengan semua sensor di mobil untuk tujuan diagnostik, monitoring, navigasi, dan lain-lainnya.

Menurut Steven M. Mollenkopf, CEO Qualcomm, saat memperkenalkan chip ini di ajang CES awal tahun ini, Snapdragon 820A sanggup mengakses mode GPS dan GLONASS (alternatif GPS dari Rusia) dalam satu one. Selain itu, chip 820A juga bsia mendeteksi berbagai pembatas jalan dan marka lalu lintas dengan AI atau sistem deep learning-nya.

Apabila developer mobile menggunakan MDP (Mobile Development Platform) dari Qualcomm untuk membuat apliaksi untuk smartphone, Qualcomm bersama Intrinsyc juga telah menyediakan board development kit ADP Snapdragon 820A bagi semua pihak yang ingin megembangkan berbagai aplikasi dan solusi untuk industri mobil.

Ketertarikan Qualcomm masuk ke dunai otomotif, khususnya di teknologi mobil otonom dan ADAS (advanced driver assistance systems) bukannya tanpa saingan. Ada beberapa pemain besar lain yang juga siap dengan platformnya. Di antaranya Nvidia dengan paltform Drive PX dan NXP dengan platform BlueBox (baca juga ‘NXP Siapkan ‘Komputer’ BlueBox untuk Mobil Otonom di 2020’).

Otomotif merupakan ranah teknologi yang dianggap sangat potensial untuk pertumbuhan bisnis perusahaan teknologi, seperti Qualcomm dan Google. Masalahnya menjadi sedikit kompleks karena produsen otomotif besar (Toyota, VW Group, GM, Renault-Nissan Alliance) pun melihat potensi besar tersebut dan tidak ingin melepaskan begitu saja keuntungan yang bisa diraih di segmen tersebut.

Sebagian produsen otomotif ada yang memilih mengembangkan sendiri standar teknologi mobil pintar, sebagian lagi ada yang memilih kerjasama dengan perusahaan teknologi seperti Google, Qualcomm, Nvidia, Microsoft atau Intel. Produsen otomotif Audi bahkan berencana menggunakan chip Qualcomm Snapdragon 602A pada lini mobil terbarunya di tahun depan.

Standar teknologi otomotif yang menjadi pilihan mayoritas tentu yang akan menjadi ‘pemenangnya’. Dan bagi Qualcomm tentu saja bisa membuat chip-nya laris manis bukan hanya di smartphone tapi juga di mobil-mobil masa depan.

 

 

Tags: , , ,


COMMENTS