MOBITEKNO – Berbicara tentang teknologi awan (cloud) biasanya tidak lepas dari teknologi virtualisasi (virtualization). Pasalnya, sumber daya cloud yang menyediakan layanan komputasi, data, dan Internet (jaringan) akan lebih efisien dan optimal diimplementasikan berkat adanya dukungan teknologi virtualisasi.
Dengan teknologi virtualisasi, beberapa sistem operasi, server, prosesor (CPU), memory (RAM), perangkat penyimpanan (storage), dan jaringan (network) bisa dibuat secara virtual (disebut Virtual Machine atau VM) dalam satu server fisik melalui sebuah software yang dinamakan Hypervisor.
Sederhananya, kita dapat meng-install lebih dari satu sistem operasi (OS) dalam sebuah server saja dengan alokasi (prosesor, storage, dan memory) tertentu. Selanjutnya setiap server tersebut dapat dihubungkan ke Internet menjadi bagian dari komputasi awan. Biaya investasi dan operasional pun bisa ditekan karena cukup dengan satu server hardware (fisik) bisa diharikan beragam jenis OS untuk berbagai kebutuahan layanan.
Berkaitan dengan hal ini, praktisi keamanan Gildas Deograt Lumy mengatakan, “Perkembangan teknologi dan tuntutan efisiensi mendorong meningkatnya implementasi virtualisasi dan pemanfaatan layanan komputasi awan publik secara signifikan. Namun, di sisi lain, isu keamanan pun menjadi masalah yang tidak bisa dihindari.”
Banyak perusahaan di Indonesia telah mengimplementasi virtualisasi dalam infrastruktur IT-nya. Namun, seperti halnya server fisik, VM pun juga menjadi target serangan cyber. Oleh karena tidak memiliki proteksi bawaan (built-in), sistem VM membutuhkan software sekuriti khusus, seperti yang ditawarkan perusahaan sekuriti asal Slovakia, ESET, dengan produknya ESET Virtualization Security.
ESET yang juga membuat produk Antivirus populer, NOD32, memposisikan ESET Virtualization Security sebagai solusi proteksi komprehensif terhadap server virtual dan data-data sensitif di dalamnya. Ini semua dapat dilakukan tanpa membutuhkan proses installasi di setiap server virtual (disebut agentless).
Solusi agentless membawa manfaat dalam optimalisasi sumber daya (resources) karena tidak memerlukan agent yang harus di-instal pada setiap sistem. ESET Virtualization Security yang sudah mendukung teknologi virtualisasi VMware ini juga diklaim hanya membutuhkan memilki konsumsi sumber daya (resource) yang minim. Jadi, fungsi Antivirus dasar bisa dipusatkan di satu bagian dalam melindungi semua sistem virtual/VM.
Fasilitas manajemen ESET Virtualization Security didukung virtual appliance ESET Remote Administrator (ERA) yang memudahkan penguna dalam mendistribusikan ESET Virtualization Security pada beberapa guest sekaligus. Fungsi ERA sebagai sistem manajemen terpusat dan remote management dijalankan untuk mengontrol VM dan melakukan berbagai tindakan lainnya (melalui web console).
Perusahaan dengan tim IT yang solid dapat membuat ERA sendiri yang berbasis Linux atau mengimplementasi ERA dalam bentuk file OVA dengan mudah. Dukungan Linux sebagai sistem operasinya juga dapat menekan biaya sehingga cocok bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM atau SMB).
Virtualisasi bisa menjadi salah satu solusi bagi UKM dalam menekan biaya modal, biaya operasional, dan meningkatkan skalabilitas. ESET Indonesia, dalam hal ini PT Prosperita Mitra Indonesia sebagai distrubtor eksklusif produk ESET di Indonesia menyediakan layanan manajemen ERA yang dikelola oleh tim ESET Indonesia. Dengan demikian, perusahaan skla UKM cukup meng-install produk ESET Endpoint Solutions pada komputer client dan produk Server Solutions pada komputer server.
Yudhi Kukuh, Technical Consultant Prosperita – ESET Indonesia menyatakan, “ESET Virtualization Security dapat mengatasi masalah keamanan yang berkaitan dengan sistem virtualisasi dengan konsep agentless pada setiap mesin virtual. Didukung dengan kemudahan manajemen Antimalware berbasis file OVA atau pilihan instalasi memakai Linux OS yang lebih terjangkau.”
“Untuk mendorong produktivitas perusahaan dan kesinambungan bisnisnya, para UKM dapat memanfaatkan manajemen Antimalware dengan metode cloud tanpa dikenakan biaya (gratis),” tutup Yudhi.
Tags: Antivirus, Cloud, ESET, ESET Indonesia, ESET Virtualization Security, NOD32, PT Prosperita Mitra Indonesia, Virtualisasi, VMware, Yudhi Kukuh