August 15, 2016

Nokia Siap Dukung Smart City di Asia

Penulis: Karyo
Nokia Siap Dukung Smart City di Asia  

MOBITEKNO – Menurut sebuah laporan Nokia Bell Labs Consulting baru-baru ini menemukan bahwa melonjaknya permintaan konsumen dan bisnis akan mobile data, baik di rumah maupun di mana saja, akan melebihi kemampuan jaringan penyedia layanan pada 2020. Bahkan, hampir seperlima (19 persen) dari permintaan lalu lintas mobile tidak akan terpenuhi berdasarkan keadaaan ekonomi saat ini dan proyeksi masa depan.

Pada 2020, konsumsi global terhadap permintaan akan layanan data pada perangkat mobile dan portable akan mengalami peningkatan rata-rata global sebesar 30 hingga 45 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2014. Negara-negara maju di Asia Pasifik (Australia, Hong Kong, Jepang, Selandia Baru, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan) akan mengalami lonjakan sebesar 32 kali lipat, sementara negara-negara berkembang di Asia (Bangladesh, Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Sri Lanka dan Vietnam), Timur Tengah dan Afrika akan mengalami lonjakan sebesar 98 kali lipat.

Kondisi ini semakin rumit dengan munculnya IoT dalam ranah jaringan, dengan jumlah total perangkat-perangkat terhubung IoT yang diperkirakan akan tumbuh dari 1,6 miliar pada 2015 hingga 20-46 miliar di tahun 2020. Akibatnya operator jaringan harus menangani transmisi sporadis dari miliaran perangkat ini.

Perangkat IoT pada umumnya memerlukan 2.500 transaksi atau koneksi untuk mengkonsumsi 1 MB data; koneksi jaringan dari machine-to-machine dapat tumbuh hingga 16-135 kali lipat pada 2020. Jumlah ini akan mewakili tiga kali jumlah koneksi yang diprakarsai oleh lalu lintas yang dihasilkan oleh manusia, seperti panggilan telepon voice-over IP atau penelusuran situs mobile.

Dalam rangka membangun jaringan-jaringan sebagaimana dimaksud di atas, pemerintah, operator jaringan dan penyedia peralatan telekomunikasi perlu berkolaborasi untuk mendesain dan merancang satu pondasi penting, yaitu jaringan Smart City.

Smart City merupakan proyek yang kompleks dan memerlukan keahlian dalam berbagai bidang agar berhasil. Saat ini kita sedang berada di titik puncak dari sebuah revolusi dalam mengubah cara kita hidup, bekerja dan bermain.

Aplikasi smart city dipercaya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memompa kegiatan bisnis baru dan memberikan solusi kepada isu yang muncul seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Nokia dengan segala pengalaman dan kompetensinya dalam hal connecting people dan implementasi platform manajemen layanan maching-to-machine, kini siap mendukung konsep smart city yang akan diterapkan di Asia termasuk Indonesia.

Nokia setidaknya telah berhasil mengimplementasikan Solusi PS-LTE (Public Safety-LTE ) dan berhasil diterapkan di dua negara, yaitu Korea Selatan dan Inggris, yang merupakan bagian dari konsep smart city. Menurut Niko Stefanus Sutikno, Head of Marketing & Communication Nokia, mengatakan bahwa konsep smar city ditawarkan oleh Nokia ini sangat bisa diterpkan di Indonesia, namun dengan beberapa persyaratan. “Indonesia, khususnya Jakarta sebenarnya sudah siap untuk penerapan konsep smart city, yang jadi permasalahan cuma soal regulasi saja yang belum turun,” tambah Niko.

Kalau regulasi sudah siap, menurut Niko, implementasi solusi tersebut akan bisa dilaksanakan segera. Pasalnya, menurut Niko, infrastruktur yang ada di Indonesia sendiri sebenarnya sudah bisa mendukung untuk mengimplementasikan solusi PS-LTE tersebut.

Sementara itu menurut Danial Mausoof Head of Marketing and Corporate Affairs Asia Pacific and Japan Nokia menjelaskan, untuk menopang kebutuhan smart city yang didukung dengan Internet of Thing (IoT), menurutnya jaringan-jaringan masa depan harus memenuhi kriteria-kriteria yang dibutuhkan kota cerdas.

“Misalnya jaringan harus dirancang untuk mencegah kemacetan, jaringan harus mendukung arsitektur cloud edge yang pemenuhan latensi ultra rendahnya diperlukan oleh aplikasi-aplikasi IoT bermisi penting. Jaringan pun harus hemat,” ujar Danial dalam acara media briefing di Jakarta (11/08/16).

Danial juga menyebutkan dalam rangka membangun jaringan-jaringan tersebut di atas, pemerintah, operator jaringan dan penyedia peralatan telekomunikasi perlu berkolaborasi untuk mendesain dan merancang satu pondasi penting yaitu jaringan smart city. Menurut Danial Indonesia khususnya kota-kota besar sudah bisa menerapkan smart city, hal itu jika berkaca pada pengguna internet dan smartphone yang terus meningkat jumlahnya

Keberhasilan smart city, menurut Danial sendiri bergantung pada kolaborasi efektif antara kecerdasaan berupa sensor-sensor dan tag yang terhubung, software yang menjadi sumber kekuataan berbagai solusi serta jaringan telekomunikasi digital yang berfungsi sebagai tulang punggung kota. Danial mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan smart city sebetulnya tergantung pada kolaborasi efektif antara kecerdasan dan kehadiran sensor-sensor serta tag yang terhubung. 

 

 

Tags: , ,


COMMENTS