January 11, 2016

Bos YouTube Ramalkan Layanan Video Digital akan Lebih Dominan Ketimbang TV di 2020

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Bos YouTube Ramalkan Layanan Video Digital akan Lebih Dominan Ketimbang TV di 2020  

MOBITEKNO – Kehadiran layanan streaming video on-demand Netflix sudah cukup membuat gerah banyak pihak di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Namun, jika melihat dari perkembangan video digital di Internet selama lima tahun ini sebenarnya dinamika ini waja-wajar saja.

Video yang sebelumnya hanya didistribusikan melalui media dan fasilitas tradisional, seperti media optical, tv kabel/berbayar, atau sejenis mulai mencari ‘rumah barunya’ di dunia maya alias Internet.

Maraknya fasilitas Internet broadband, baik via jaringan non-wireless atau wireless/seluler, yang semakin terjangkau dan cepat, membuat siapa saja bisa menikmati jalur cepat koneksi data, dalam hal ini content video.

Sebagai konsekuensinya, berbagai layanan OTT (Over-the-Top Content) yang berkaitan dengan video pun bermunculan, baik gratis dan berbayar menyambut lonjakan pemirsa yang sebelumnya datang dari penikmat tayangan video tradisonal tersebut (TV, bisokop, dan lain-lain).

Benang merah inilah yang sebenarnya ingin diungkapkan Robert Kyncl, Chief Business Officer YouTube saat menyampaikan keynote-nya di ajang CES 2016, Las Vegas, AS belum lama ini.

Saat pidatonya, Kyncl berbagi data statistik yang relevan dengan beralihnya kebiasaan pemirsa online. Salah satunya adalah waktu yang dihabiskan rata-rata penonton video web selama 75 menit per hari. Ini berarti terjadi peningkatan hingga 60 persen dari tahun ke tahun (year-on-year).

Selain itu, Robert Kyncl mengulang lagi prediksinya empat tahun lalu di ajang CES. Pada tahun 2012, Kyncl mengklaim bahwa di tahun 2020, 90 persen lalu lintas Internet akan terkait dengan video. Tren yang terjadi beberapa tahun ini sepertinya mendukung prediksi tersebut.

Kyncl juga memprediksi bahwa di 2020, 75 persen semua content video akan ditonton via Internet. Ini berarti dominasi layanan kabel TV selama ini akan tergeser dan digantikan oleh layanan streaming video on-demand via Internet.

Berbeda dengan tv kabel, layanan streaming video, seperti YouTube dan Netflix dianggap lebih nyaman dibandingkan layanan tv kabel karena sifat on-demand yang lebih memberi keleluasan bagi pengguna untuk memilih jenis video yang ingin ditonton.

Kapan pun layanan streaming video Internet mengambil alih layanan TV sebagai s media video utama, Kyncl meyakini bahwa YouTube akan menjadi bagian dominan dari kombinasi layana yang ada.

Menurutnya, layanan terbaru berbayar YouTube Red dan meningkatnya adopsi format VR akan menjadi salah satu pendorong tren video digital. Kyncl mengatakan, “Video digital akan tersedia dalam bentuk yang beragam.”

“Itu bukan berarti tidak akan ada lagi film blockbusters dan buku bestseller. Namun, lebih sedikit orang akan memilih judul dan penulis yang sama”, tambah Kyncl menjelaskan karakteristik layanan on-demand.

Content digital akan terus mengalami inovasi seiring dengan meningkatnya konsumsi pengguna di Internet dan terjadinya apa yang disebut Kyncl sebagai ‘cutting the cord’. Maksudnya, para pembuat content akan mulai ‘dipaksa’ beralih dari tayangan eksklusif di layanan tv kabel ke layanan online streaming video di Internet.

Selengkapnya keynote Robert Kyncl, Chief Business Officer YouTube di ajang CES 2016 bisa disimak pada tayangan video di bawah ini.

 

 

Tags: , , , ,


COMMENTS