MOBITEKNO – Kasus meledaknya baterai Galaxy Note 7 membawa konsekuensi bagi Samsung untuk melakukan penghentian penjualan phablet terbaru tersebut di sebagian besar negara di dunia. Di antaranya Amerika bagian Utara, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Meski demikian, tidak semua negara mengalami nasib serupa dengan beberapa negara yang telah disebutkan di atas. Salah satunya adalah Cina sebagai salah satu negara yang menjadi target pasar penting bagi Samsung. Kenapa demikian?
Alasannya terletak pada perbedaan jenis baterai dalam Note 7 untuk pasar Cina dan baterai Note 7 untuk pasar di luar Cina (AS, Korea Selatan, dan negara Eropa). Berdasarkan laporan terakhir, biang keladi meledak atau terbakarnya Galaxy Note 7 adalah baterai yang dibuat oleh pabrik dari divisi Samsung SDI.
Dari 2,5 juta unit Galaxy Note 7 yang terjual hingga saat ini, ada sekitar 70 persen menggunakan baterai buatan Samsung SDI. Sisanya (30 persen) menggunakan baterai buatan produsen Cina (ATL).
Berdasarkan data yang masuk selama ini, belum ditemui kasus meledaknya Galaxy Note 7 yang menggunakan baterai ATL. Berkaca dari data ini, pihak Samsung pun mengambil keputusan penarikan kembali (recall) Galaxy Note 7 di pasar Cina tidak perlu dilakukan. Dengan kata lain, penjualan Galaxy Note 7 di pasar Cina tetap dilanjutkan.
Kurang berhasilnya Samsung SDI membuat baterai produksi sendiri membuat Samsung pun mulai mempertimbangkan pemesanan baterai baru dari ATL atau LG Chem untuk Galaxy Note 7 yang telah ‘direvisi’.
Tags: ATL, Baterai, Galaxy Note 7, Samsung, smartphone meledak. Samsung SDI