Mobitekno – Butuh waktu cukup panjang bagi vivo untuk menyempurnakan sistem kamera gimbal di awal pengembangannya. Sebuah gimbal stabilizer yang biasa digunakan sebagai perangkat keras terpisah dengan ukuran besar dan berat, kini ditantang untuk disematkan ke dalam sebuah smartphone yang tipis, tanpa mengurangi fungsinya.
Melalui ponsel purwarupa APEX 2020, vivo pun berhasil memperkenalkan terobosan ini yang kemudian disempurnakan kembali pada vivo X50 Pro dengan ukuran gimbal yang lebih proporsional; 40% lebih kecil (1mm lebih tipis), dan dapat diposisikan 0,13mm dari layar. Kehadiran vivo X50 Series pun menjadi jawaban atas tantangan besar apakah teknologi ini dapat diproduksi secara massal dan dinikmati semua pengguna di dunia.
Product Manager vivo Indonesia, Hadie Mandala menjelaskan bahwa riset internal perusahaan menunjukkan bahwa 70% foto dan video yang buruk dihasilkan karena guncangan. “vivo melanjutkan kemampuannya menyerap inovasi teknologi terdepan, dan mengembangkan solusi untuk menyematkan teknologi Gimbal Stabilization dalam vivo X50 Pro yang memberikan kestabilan lebih baik dibandingkan stabilisasi tradisional.” ungkapnya.
Bagaimana Teknologi Gimbal Stabilization Bekerja?
Pada stabilizer tradisional yang selama ini dikenal seperti handheld gimbal, perangkatnya biasanya menggunakan pivot, dudukan, giroskop, dan sensor, sehingga memungkinkan kamera untuk berputar di sepanjang sumbu dengan lancar, mengimbangi guncangan serta menstabilkan frame. Modul sistem kamera gimbal pada vivo X50 Pro menerapkan logika teknologi yang sama untuk menstabilkan kamera utama, namun dengan kemampuan anti-guncangan yang lebih ditingkatkan.
Saat menangkap objek, kamera utama pada vivo X50 Pro yang dimiringkan, diguncang ataupun digerakkan, akan menggunakan daya giroskop lewat sistem kamera gimbal yang akan menghitung arah dan perpindahan guncangan. Menggunakan gaya elektromagnetik, seluruh modul gimbal akan bergerak ke arah yang berlawanan untuk mengimbangi guncangan.
Sepanjang proses ini, modul menyesuaikan posisinya dengan kecepatan refresh 100Hz untuk mencapai stabilisasi frame setiap saat. Menggunakan dudukan suspensi bola ganda atau double ball cross structure, sudut yang dicapai modul sistem kamera gimbal pada vivo X50 Pro mencapai ±3° atau 300% lebih besar dari OIS tradisional. Sehingga pengaturan ini memungkinkan sudut mencapai sumbu-X dan sumbu-Y dapat memutar dan mengikuti ke manapun kamera bergerak, meski dalam guncangan yang lebih kencang sudut pandangnya akan tetap utuh, karena posisi kamera berada pada titik yang stabil (full frame image stabilization).
Untuk mengurangi guncangan dari FPC (flexible printed circuit) yang terhubung dengan modul lensa, sistem kamera gimbal pada vivo X50 Pro memiliki Double S-Type FPC terpanjang dan tertipis yang pernah dikembangkan vivo, dengan ketebalan hanya 0,07mm. Inovasi ini membuat modul dapat berputar lebih bebas dan minim hambatan.
Modul gimbal juga memiliki komponen perangkat lunak yang inovatif — Gimbal Radar, sebuah fitur animasi di layar dalam tampilan pratinjau foto. Sebuah bola animasi mencerminkan pergerakan gimbal yang sebenarnya, yang menunjukkan kapan bingkai stabil dan memandu pengguna untuk mengambil foto dan video dengan hasil lebih jernih.
Pengguna juga dapat melihat pergerakan aktual dari sistem kamera gimbal dengan melihat lensa kamera utama. Selain itu, karena sistem kamera gimbal, kamera utama yang terlihat seperti mata atau “The Big Eye” di bagian belakang vivo X50 Pro, berfungsi sebagai elemen desain yang khas yang hanya dimiliki oleh vivo.
Tags: Gimbal Radar, Sistem Kamera Gimbal, smartphone vivo X50 Pro, teknologi Gimbal Stabilization, Vivo X50 Pro