MOBITEKNO – Juru bicara Facebook pada Rabu (25/10), mengatakan, Facebook tidak mampu menjaga agar platform live-streamingnya bebas seutuhnya dari kejadian menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.
Kepada The Post, juru bicara tersebut mengungkapkan, volume konten yang disiarkan langsung di jejaring sosial yang memiliki anggota 2 miliar ini membuatnya hampir tidak mungkin untuk memonitor semuanya,.
Hal ini dijelaskan Facebook setelah bunuh diri live-streaming terjadi di Turki. Seorang pria Turki yang putus asa dengan siaran pidato dan kematiannya sendiri tayang di Facebook Live sambil menengadahkan kepalanya pada Selasa (24/10). Pria 54 tahun itu kesal putrinya telah bertunangan tanpa seizinnya, hingga akhirnya menaruh pistol ke kepalanya dan menarik pelatuknya.
Pada bulan Januari, seorang gadis Georgia berusia 12 tahun juga melakukan siaran langsung saat menggantung dirinya sendiri melalui Facebook Live. Berikutnya, pada bulan April, seorang pria Cleveland menembaki seorang kakek berusia 74 tahun. Di Indonesia sendiri, kasus seperti ini juga terjadi di jakarta. Seorang pria karena masalah keluarga melakukan aksi bunuh diri dan disiarkan langsung melalui Facebook Live. Hal ini menimbulkan tanda tanya bagi banyak pihak. Apakah fitur ini menjadi arena tempat favorit bagi pembunuhan live-streaming agar dilihat dunia?
Akibat banyaknya kasus bunuh diri yang menggunakan Facebook Live, Facebook menambahkan 3.000 orang ke tim operasi komunitas pada akhir tahun dan bisa bertambah menjadi 4.500 orang itu pada bulan Maret untuk kebijakan konten di situsnya.
Facebook juga menggunakan program komputer untuk menganalisa live stream dan mencari berbagai contoh aktivitas yang menggambarkan menyakiti diri sendiri (self-harm).
Jika terlihat ada tanda-tanda mencurigakan, program akan memberi tahu staf perusahaan yang dapat memantau situasi dan menghubungi pihak yang berwenang jika diperlukan.
Selain itu, Facebook bekerja sama dengan organisasi seperti Trevor Project dan National Suicide Prevention Lifeline untuk mengembangkan kebijakan tentang bahaya diri dan konten yang berkaitan dengan bunuh diri.
Belum lama ini, Facebook juga memantau dan menempatkan fitur pencegahan bunuh diri di layar pengguna.
"Ini membuka kesempatan untuk meraih dukungan dari orang-orang di sekitarnya karena dukungan sangat dibutuhkan bagi orang yang ingin melakukan bunuh diri," ujar Jennifer Guadagno, peneliti utama Facebook untuk pencegahan bunuh diri ketika berbicara kepada USA Today pada bulan Maret.
Memang, juru bicara Facebook mengatakan kepada The Post bahwa taktiknya telah membantu menyelamatkan nyawa sejumlah orang.
Pada bulan Januari, kehidupan seorang wanita berusia 28 tahun di Bangkok diselamatkan saat ia mencoba untuk menggantung diri lalu menyiarkannya di Facebook Live – saat seorang teman videonya mengetahui dan bergegas membantu menyelamatkannya.
Pada bulan yang sama, ibu orangtua gadis di Ohio dapat datang menolong putrinya setelah diberi tahu oleh seorang penonton video stream bahwa dia berusaha bunuh diri dengan menelan pil.
Tags: Facebook, Facebook Live, Pencegahan Live Stream Bunuh Diri, Suicide Facebook Live